JAKARTA - Strategi investasi yang dijalankan BPJS Ketenagakerjaan pada paruh pertama 2025 memperlihatkan arah penguatan yang konsisten dalam menjaga keseimbangan antara likuiditas dan imbal hasil. Salah satu langkah menonjol adalah peningkatan penempatan dana di instrumen deposito yang kini menjadi pilihan utama dalam pengelolaan portofolio.
Hingga total dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan telah mencapai Rp 837,26 triliun. Angka ini tumbuh 12,2% dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di kisaran Rp 746,22 triliun. Lonjakan ini menunjukkan kepercayaan yang terus meningkat terhadap lembaga ini dalam mengelola dana jaminan sosial ketenagakerjaan secara optimal.
Salah satu pencapaian signifikan terlihat pada penempatan dana di deposito yang melonjak drastis hingga 72,14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Alokasi di deposito tersebut tercatat sebesar Rp 144,55 triliun. Strategi ini bukan sekadar penempatan dana biasa, melainkan bagian dari manajemen portofolio yang cermat untuk memastikan kesiapan dana dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan panjang.
“Lonjakan ini merupakan bagian dari strategi investasi untuk menjaga keseimbangan antara likuiditas dan hasil imbal,” jelas Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun.
Deposito menjadi instrumen yang strategis karena mampu memberikan tingkat keamanan dan likuiditas yang tinggi, sehingga cocok dengan pendekatan pengelolaan risiko yang diterapkan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Pendekatan ini dikenal dengan prinsip Liability Driven Investing, yang berarti strategi investasi dirancang untuk sejalan dengan struktur kewajiban jangka panjang.
Peningkatan alokasi dana di deposito bukanlah satu-satunya langkah yang dilakukan. Pertumbuhan juga terjadi di sejumlah instrumen investasi lainnya yang menandakan diversifikasi portofolio tetap terjaga. Penyertaan langsung misalnya, mencatat pertumbuhan 5,95% secara tahunan menjadi Rp 590,77 miliar.
Sementara itu, obligasi terus menjadi tulang punggung investasi dengan nilai mencapai Rp 592,77 triliun, naik 5,13% secara tahunan. Saham juga menunjukkan performa positif, naik 3,87% menjadi Rp 61,71 triliun. Ini menunjukkan bahwa meskipun fokus tertuju pada peningkatan likuiditas melalui deposito, komitmen terhadap penguatan imbal hasil jangka menengah dan panjang tetap dijalankan melalui instrumen pasar modal.
Di sisi lain, terdapat koreksi pada investasi di reksadana yang tercatat turun 2,22% secara tahunan menjadi Rp 35,58 triliun. Penurunan ini juga terjadi pada instrumen properti yang menyusut tipis sebesar 0,48% menjadi Rp 2,06 triliun. Namun demikian, penyesuaian ini merupakan bagian dari evaluasi dinamis terhadap kondisi pasar dan strategi alokasi aset.
Menurut Oni, perubahan dalam distribusi investasi ini dilakukan secara aktif dan dinamis dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian. Strategi yang diterapkan tidak hanya menitikberatkan pada potensi imbal hasil, tetapi juga mengedepankan likuiditas dan tata kelola yang baik.
“Pengelolaan dilakukan secara aktif dan dinamis sesuai peluang imbal hasil, tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian, likuiditas, dan tata kelola yang baik,” pungkasnya.
Dengan mengadopsi pendekatan yang menyeluruh, BPJS Ketenagakerjaan memastikan bahwa setiap rupiah yang dikelola tidak hanya memberikan hasil optimal bagi peserta, tetapi juga memiliki struktur risiko yang terkendali. Keberhasilan dalam menjaga pertumbuhan dana kelolaan sekaligus memperkuat posisinya sebagai institusi yang mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim investasi.
Langkah strategis ini juga menjadi bukti bahwa pengelolaan dana publik dapat dilakukan secara profesional dan transparan, serta memberikan kontribusi terhadap stabilitas sistem keuangan nasional. Investasi melalui instrumen deposito, obligasi, saham, dan penyertaan tidak hanya ditujukan untuk mengejar keuntungan, tetapi juga berperan dalam menjaga keberlangsungan jaminan sosial di Indonesia.
Kinerja yang dicapai BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan pentingnya pengelolaan dana jangka panjang secara terencana dan bertanggung jawab. Pendekatan ini penting tidak hanya untuk menjaga keamanan dana peserta, tetapi juga untuk membangun kepercayaan publik terhadap institusi pengelola jaminan sosial.
Dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang tidak menentu, langkah untuk memperkuat porsi deposito menjadi langkah strategis. Instrumen ini mampu memberikan kepastian dalam hal likuiditas, serta fleksibilitas dalam merespons kebutuhan pembayaran klaim yang bersifat mendesak.
Keseluruhan strategi investasi yang dijalankan BPJS Ketenagakerjaan memberikan cerminan arah kebijakan yang tidak hanya reaktif terhadap kondisi pasar, tetapi juga proaktif dalam memastikan dana jaminan sosial dikelola dengan aman, bijak, dan bertanggung jawab.
Dengan posisi dana kelolaan yang terus meningkat dan strategi investasi yang terukur, BPJS Ketenagakerjaan berhasil menjaga kepercayaan para peserta, sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian nasional melalui penempatan dana di sektor-sektor yang produktif dan aman.