Wisata Seru Menjelajah Budaya Sumut di Jogja

Senin, 28 Juli 2025 | 13:40:30 WIB
Wisata Seru Menjelajah Budaya Sumut di Jogja

JAKARTA - Kawasan Malioboro di Yogyakarta kembali memancarkan daya tariknya, tidak hanya sebagai destinasi belanja dan kuliner, tetapi juga sebagai ruang terbuka bagi kekayaan budaya nusantara. Minggu malam menjadi momen spesial saat ratusan warga Batak yang tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyuguhkan Pawai Pesona Budaya Sumatera Utara (PBSU), yang membuat suasana kota semakin semarak.

Dalam suasana malam yang teduh, para pengunjung dari berbagai daerah dan negara berkumpul menyaksikan parade budaya yang menampilkan tarian, musik, serta busana khas dari berbagai sub-etnis Batak, seperti Toba, Karo, Mandailing, hingga Nias. Tidak sedikit wisatawan mancanegara tampak larut dalam semangat acara, ikut menari dan menyatu dalam energi kolektif yang menyenangkan.

Gelaran ini menjadi lebih istimewa karena berlangsung saat Malioboro bebas kendaraan bermotor. Jalan yang biasanya padat berubah menjadi ruang panggung terbuka yang dipenuhi semangat budaya dan persaudaraan. Tak hanya menyuguhkan hiburan visual, tetapi juga menjadi media mempererat tali silaturahmi antara warga asli Yogyakarta dengan masyarakat perantauan.

Ketua Dewan Pembina Pemuda Batak Bersatu, Dewanto P Siregar, menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk penghormatan terhadap budaya leluhur sekaligus bentuk penghargaan terhadap kearifan lokal Yogyakarta. Ia yang juga bertindak sebagai ketua pelaksana menegaskan bahwa semangat keberagaman dan persatuan sangat terasa dalam acara ini.

“Meski jumlah kami hanya tiga persen dari total populasi DIY, kami tetap berupaya menjaga budaya asal. Kami sangat menghargai kesempatan untuk bisa berbudaya di tanah rantau, dan Yogyakarta memberikan ruang yang sangat terbuka bagi kami,” ucap Dewanto.

Ia menambahkan bahwa pawai ini bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga momentum penting untuk memperkuat identitas dan menunjukkan bahwa warga Batak merasa Jogja adalah rumah kedua mereka. Anak-anak generasi muda keturunan Batak yang lahir dan besar di Yogyakarta juga ambil bagian, menandakan bahwa integrasi budaya berjalan selaras tanpa harus kehilangan akar identitas.

“Kami berharap acara ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain. Kebhinekaan adalah kekuatan bangsa dan harus terus disuarakan lewat aksi nyata seperti ini,” ungkap Dewanto lagi.

Pawai budaya ini mengusung tema “Merdeka Berbangsa, Merdeka Berbudaya”. Tak hanya menjadi ajang pamer kekayaan budaya Sumatera Utara, tetapi juga menawarkan hiburan bagi masyarakat serta wisatawan yang tengah berada di kawasan Malioboro. Suara emas khas Batak menghiasi udara malam, memperlihatkan talenta seni yang begitu membanggakan.

Ketua Pemuda Batak Bersatu DIY, Imanuel A. Ompusunggu, menyampaikan bahwa warga Batak telah lama menyatu dan membaur dengan masyarakat Jogja. Menurutnya, nilai-nilai luhur budaya Batak bisa menjadi jembatan empati dan rasa saling peduli dalam kehidupan sosial di Yogyakarta.

“Harapan kami, masyarakat Batak bisa terus memberi kontribusi positif untuk Jogja. Dalam pawai ini, kami menyuguhkan budaya, musik, dan nyanyian sebagai wujud cinta kami terhadap tanah tempat kami berpijak saat ini,” tutur Imanuel.

Kegiatan budaya ini juga mendapat sambutan hangat dari Pemerintah Kota Yogyakarta. Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, yang hadir langsung menyaksikan pawai, menyebut kegiatan tersebut sebagai bagian penting dari upaya menjaga keragaman budaya di tengah masyarakat.

“Kami menyambut dengan terbuka kegiatan seperti ini. Yogyakarta siap mendukung agar kegiatan ini bisa dilaksanakan secara rutin dan dengan skala yang lebih besar,” ujar Hasto yang tampak antusias menikmati gelaran tersebut.

Kapolresta Yogyakarta, Kombes Polisi Eva Guna Pandia, yang juga berasal dari Sumatera Utara, turut hadir dalam kegiatan tersebut. Ia mengapresiasi penyelenggaraan pawai budaya ini sebagai wujud nyata harmonisasi antar suku dan budaya yang ada di Yogyakarta.

“Acara ini adalah bukti bahwa keberagaman adalah kekuatan. Pawai seperti ini mempererat rasa kebersamaan dan menunjukkan bahwa Yogyakarta adalah rumah bagi banyak budaya,” kata Kapolresta.

Kegiatan ini bukan sekadar acara seremonial, melainkan bukti bahwa di tengah keberagaman, masyarakat mampu menjalin harmoni dan saling menghargai. Kehadiran budaya Batak di tengah keramaian Malioboro menjadi warna yang memperkaya lanskap budaya kota pelajar ini.

Dengan atmosfer yang meriah, musik yang menggema, serta senyum ramah para peserta pawai, wisatawan pun memperoleh pengalaman yang berbeda dan penuh makna. Tidak sekadar mengagumi bangunan bersejarah atau berbelanja oleh-oleh, tetapi juga ikut menyaksikan langsung kehidupan budaya yang tumbuh dan berkembang dalam harmoni.

Kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa Yogyakarta bukan hanya kota budaya Jawa, tetapi juga menjadi tempat di mana budaya lain bisa berkembang dengan damai. Inilah wujud nyata Indonesia yang sesungguhnya tempat bernaungnya beragam budaya yang bersatu dalam semangat kebangsaan.

Dengan mengangkat nilai-nilai toleransi, kebersamaan, dan kebanggaan budaya, Pawai Pesona Budaya Sumatera Utara di jantung Malioboro memberikan gambaran positif tentang kehidupan masyarakat multikultural di Indonesia. Di tengah hiruk pikuk wisata, acara ini membawa pesan mendalam bahwa keberagaman bukan hanya untuk dirayakan, tetapi juga untuk dirawat bersama.

Terkini