JAKARTA - PT PP Tbk (PTPP), salah satu BUMN konstruksi terkemuka di Indonesia, menunjukkan komitmennya dalam menjaga stabilitas operasional meskipun menghadapi sejumlah tantangan eksternal sepanjang paruh pertama 2025. Perseroan tetap aktif menjalankan proyek-proyek strategis dan menyelaraskan langkah bisnis dengan efisiensi dan kehati-hatian.
Pada semester I 2025, PTPP membukukan pendapatan sebesar Rp6,27 triliun. Meski angka ini masih menyesuaikan dengan dinamika industri konstruksi yang kompleks, manajemen terus mengupayakan optimalisasi portofolio proyek dan penguatan kapabilitas di berbagai lini usaha.
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PTPP, Benny Pidakso, menjelaskan bahwa pihaknya terus menjaga ritme kerja yang sehat untuk menjamin keberlanjutan proyek, baik dari sisi operasional maupun pendanaan. Dalam periode ini, PTPP membukukan rugi bersih sebesar Rp67,93 miliar. Namun, angka tersebut tidak mengurangi fokus perusahaan untuk terus memperbaiki struktur keuangan dan memperkuat posisi di pasar konstruksi nasional.
“Kinerja kami pada semester I 2025 mencerminkan tantangan di sektor konstruksi secara umum, namun kami tetap konsisten menjaga kualitas dan efisiensi di setiap lini operasional,” ujar Benny.
Penurunan pendapatan dan laba ini terutama disebabkan oleh keterlambatan beberapa proyek konstruksi dan penyesuaian skema pembayaran dari para pemberi kerja. Meski demikian, perusahaan tetap menjalankan sejumlah langkah strategis untuk mendorong perbaikan kinerja pada paruh kedua tahun ini.
Salah satu strategi utama yang diterapkan adalah efisiensi beban pokok pendapatan yang berhasil ditekan sebesar 14,78% secara tahunan menjadi Rp5,38 triliun. Langkah ini menjadi bagian dari upaya konsisten perusahaan dalam menciptakan nilai tambah di tengah tekanan eksternal, terutama dari sisi permintaan konstruksi dan pendanaan proyek.
Lebih lanjut, beban usaha juga berhasil ditekan sebesar 11,60% menjadi Rp438,67 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Efisiensi ini merupakan sinyal positif bahwa perusahaan telah menjalankan kebijakan pengendalian biaya secara disiplin.
Dari sisi aset, total aset PTPP tercatat sebesar Rp52,29 triliun hingga akhir Juni 2025. Jumlah ini sedikit menurun sekitar 1,97% dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang sebesar Rp53,34 triliun. Di sisi lain, ekuitas perusahaan masih solid di angka Rp10,27 triliun, mencerminkan ketahanan modal yang terjaga.
Perusahaan juga terus memantau perkembangan piutang usaha yang mencapai Rp10,85 triliun, serta memastikan strategi penagihan dan likuiditas berjalan dengan baik. PTPP tetap menjaga tingkat kewajaran arus kas dan rotasi modal kerja secara terukur.
Adapun jumlah liabilitas mencapai Rp42,01 triliun, turun tipis dari Rp42,77 triliun. Penurunan ini menunjukkan hasil dari strategi deleveraging dan pengendalian utang secara progresif.
Dalam menghadapi semester II 2025, manajemen PTPP menegaskan komitmennya untuk terus melanjutkan transformasi di tubuh organisasi. Perusahaan akan lebih selektif dalam memilih proyek, meningkatkan sinergi dengan anak usaha, serta memperkuat lini bisnis berbasis recurring income.
“Ke depan, kami tetap fokus untuk menumbuhkan bisnis secara berkelanjutan. Kami percaya bahwa efisiensi, sinergi, dan tata kelola yang baik akan membawa dampak positif terhadap kinerja keuangan di masa mendatang,” tegas Benny.
Selain efisiensi biaya dan penguatan portofolio proyek, perusahaan juga melakukan diversifikasi usaha, antara lain melalui pengembangan kawasan dan infrastruktur berkelanjutan. Langkah ini diharapkan mampu mendorong kontribusi pendapatan dari sektor-sektor non-konstruksi.
PTPP juga menjalankan program digitalisasi proses kerja guna meningkatkan transparansi dan efektivitas dalam pelaksanaan proyek. Dengan menerapkan sistem manajemen berbasis teknologi informasi, PTPP memperkuat kontrol terhadap anggaran, jadwal, dan mutu pekerjaan.
Kinerja semester I 2025 memang belum sepenuhnya mencerminkan potensi maksimal perusahaan, namun berbagai strategi internal yang tengah berjalan menjadi dasar penting untuk pemulihan dan pertumbuhan ke depan. Perusahaan optimistis bahwa semester II akan memberikan hasil yang lebih baik, seiring dengan peningkatan realisasi belanja modal dari pemerintah dan sektor swasta.
Dalam jangka menengah dan panjang, PTPP masih memegang peran kunci dalam pembangunan infrastruktur nasional. Portofolio proyek strategis seperti jalan tol, bendungan, gedung, dan kawasan industri menjadi aset penting yang memperkuat eksistensi perusahaan di sektor konstruksi nasional.
Dengan visi menjadi perusahaan konstruksi dan investasi terintegrasi kelas dunia, PTPP akan terus membangun kekuatan internal, menjaga hubungan baik dengan klien, serta memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.