JAKARTA - Borneo FC telah menjelma menjadi salah satu kekuatan baru dalam peta sepak bola nasional. Meskipun usia klub belum genap dua dekade, pencapaian mereka dalam beberapa musim terakhir membuktikan bahwa klub asal Kalimantan Timur ini memiliki ambisi besar. Di tengah dominasi klub-klub mapan seperti Persib, Persija, dan Persebaya, Borneo FC muncul sebagai penantang serius yang kerap mengejutkan publik.
Musim demi musim, Borneo FC mampu membuktikan konsistensinya. Meski belum berhasil meraih gelar juara Liga 1, kiprah mereka sering kali menjadi batu sandungan bagi tim-tim unggulan. Tak jarang harapan juara dari tim-tim besar pupus saat bertemu klub yang dijuluki Pesut Etam ini. Kekuatan mereka bukan hanya terletak pada permainan kolektif yang rapi, tetapi juga strategi manajemen yang terencana dan dukungan penuh dari suporter Samarinda.
Persiapan menghadapi musim kompetisi 2025/2026 pun sudah mereka matangkan. Target menembus papan atas bukanlah isapan jempol. Walau tidak terlalu dijagokan menjadi juara, komposisi tim dan konsistensi penampilan mereka memperlihatkan bahwa peluang selalu terbuka. Tim ini telah menunjukkan bahwa ambisi besar tidak harus datang dari klub-klub yang sarat sejarah.
Dibandingkan para rivalnya yang sudah berdiri sejak era perserikatan, Borneo FC memang masih tergolong belia. Berdiri pada 7 Maret 2014, klub ini dibentuk usai mengakuisisi Perseba Super Bangkalan. Sejak itu, langkah mereka di dunia sepak bola nasional terbilang pesat. Tahun pendirian itu juga menjadi awal kiprah mereka di kompetisi profesional, tepatnya Divisi Utama yang saat itu merupakan kasta kedua di bawah Liga 1.
Di musim perdana tersebut, mereka langsung tampil impresif dengan menjadi juara sekaligus promosi ke kasta tertinggi. Kiprah mereka pun semakin disorot setelah resmi menjadi peserta Liga Super Indonesia pada tahun 2015. Sayangnya, musim itu hanya memainkan dua laga akibat pembekuan PSSI oleh Kemenpora, yang membuat seluruh kompetisi terhenti.
Meski dihantam situasi sulit, semangat Borneo FC tak padam. Mereka bangkit dan terus konsisten bersaing di papan atas Liga 1. Momen terbaik mereka datang pada musim 2023/2024. Saat itu, Borneo FC mencatatkan sejarah sebagai juara di Reguler Series Liga 1. Di bawah komando pelatih Pieter Huistra, tim ini menunjukkan performa yang luar biasa sejak awal musim.
Pencapaian tersebut membawa mereka ke fase Championship Series, yakni fase yang mempertemukan empat tim terbaik dari Reguler Series. Sayangnya, di babak tersebut mereka gagal melangkah ke final. Namun, Borneo FC tetap menutup musim dengan kepala tegak setelah mengamankan posisi ketiga. Prestasi ini menjadi bukti bahwa mereka kini bukan sekadar penggembira, melainkan kekuatan yang harus diperhitungkan setiap musimnya.
Salah satu kekuatan utama Borneo FC musim ini tetap bertumpu pada sejumlah pemain pilar yang sudah terbukti kualitasnya. Nama Kei Hirose menjadi sorotan. Pemain asal Jepang ini tampil konsisten sepanjang musim lalu. Berdasarkan data dari Transfermarkt, Hirose mencatatkan satu gol dan empat assist dalam 31 penampilan. Perannya di lini tengah tak hanya sebagai kreator serangan, tapi juga sebagai pengatur ritme permainan tim.
Di sektor penjaga gawang, Nadeo Argawinata masih dipercaya sebagai tembok terakhir pertahanan. Kiper yang juga memperkuat Timnas Indonesia ini kerap tampil gemilang, terutama di laga-laga krusial. Keberadaan Nadeo memberikan rasa aman sekaligus motivasi bagi lini belakang Borneo FC.
Musim ini, Borneo FC telah mengisi kuota pemain asingnya secara maksimal. Beberapa nama yang masih bertahan dari musim lalu adalah Christophe Nduwarugira dan Mariano Peralta. Sementara itu, manajemen juga mendatangkan pemain baru seperti Juan Villa, Maicon Souza, Mohammad Al-Husseini, Joel Vinicius, dan Douglas Coutinho. Komposisi ini menunjukkan bahwa Borneo FC serius membangun tim yang mampu bersaing di level tertinggi.
Kombinasi pemain lokal, bintang timnas, serta pemain asing yang berkualitas membuat Borneo FC punya fondasi kuat. Dukungan penuh dari manajemen di bawah kepemimpinan H. Nabil Husien Said Amin juga menjadi faktor penting dalam kelangsungan prestasi mereka. Nabil dikenal sebagai sosok muda yang memiliki visi panjang untuk memajukan sepak bola Kalimantan, khususnya di Samarinda.
Tak hanya di lapangan, Borneo FC juga aktif membangun infrastruktur klub. Mulai dari pengembangan akademi, fasilitas latihan, hingga stadion yang representatif. Semua ini menjadi bagian dari proyek jangka panjang mereka untuk menjadi klub profesional yang tak kalah dari para pesaingnya di Pulau Jawa.
Musim 2025/2026 menjadi babak baru bagi Pesut Etam untuk kembali menunjukkan eksistensinya. Mereka bukan hanya ingin bersaing, tetapi juga ingin membuktikan bahwa klub muda dengan semangat dan kerja keras bisa bersanding, bahkan melampaui para raksasa liga. Misi untuk mendobrak dominasi tim-tim mapan bukanlah mimpi kosong. Dengan persiapan matang, komposisi tim yang seimbang, serta semangat juang tinggi, Borneo FC siap menciptakan kejutan dan memperkaya warna persaingan Super League musim ini.