JAKARTA - Meskipun peluang Anies Baswedan maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2029 masih menjadi tanda tanya, eks Gubernur DKI Jakarta itu terus aktif berkegiatan yang membawa dampak positif bagi masyarakat. Dalam sejumlah kesempatan, Anies menegaskan bahwa saat ini fokus utamanya bukan pada politik elektoral, melainkan pada aksi nyata yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Dalam podcast Tahan Sabar yang dipandu Aditya Muslim di kanal YouTube Tretan Universe, Anies berbagi pandangan tentang kemungkinan dirinya kembali maju sebagai calon presiden. Saat ditanya mengenai calon wakil presiden pilihan jika benar menjadi capres, Anies memilih untuk melihat lebih jauh pada konteks kontribusi dan karakter kandidat yang potensial.
Aditya Muslim mengajukan skenario, jika semua capres sudah menentukan pasangan cawapresnya, dan pilihan yang tersisa hanya dua figur, yakni Muhaimin Iskandar dan Gibran Rakabuming Raka, siapa yang akan dipilih Anies? Dengan santai, Anies memilih Muhaimin Iskandar yang berasal dari Madura. “Yang belum pernah itu orang Madura,” jawab Anies sembari tersenyum, menandakan keterbukaannya terhadap keragaman dan kesempatan yang adil bagi berbagai daerah dan figur untuk berkontribusi dalam kepemimpinan nasional.
Diskusi berlanjut dengan suasana hangat dan canda ringan, ketika Aditya Muslim mencoba menggoda Anies agar segera memilih calon wakil presiden. Namun, mantan Mendikbud tersebut mengalihkan pembicaraan dengan menyatakan bahwa saat ini ia masih menikmati proses diskusi dan tidak ingin terburu-buru membuat keputusan politik. “Sekarang saya lagi menikmati diundang podcast sana-sini, ngobrol santai. Pokoknya gini, sekarang itu ngerjain yang masih ada saja,” ujarnya.
Di luar pembicaraan tentang politik, Anies menyoroti program yang tengah dijalankannya, yaitu Aksi Bersama, sebuah inisiatif untuk membangun jembatan dan infrastruktur lain yang menghubungkan berbagai daerah. Menurutnya, kegiatan ini penting sebagai wujud komitmen membangun negeri dari hal-hal kecil yang langsung dirasakan oleh masyarakat. “Kita fokus ke situ dulu,” tambah Anies, menggarisbawahi pentingnya aksi nyata dalam memperkuat fondasi sosial dan ekonomi.
Selain membahas peluang politiknya, Anies juga menyinggung kesibukannya mengisi berbagai undangan, baik secara daring maupun tatap muka. Ia kerap tampil sebagai narasumber dalam podcast, kuliah umum, dan diskusi-diskusi yang membahas isu pendidikan, sosial, dan pembangunan. Pengalaman sebagai mantan Rektor Universitas Paramadina dan Mendikbud memberikan Anies perspektif luas dan mendalam dalam memajukan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Anies Baswedan adalah figur yang dikenal luas karena konsistensinya dalam mengedepankan pembangunan manusia dan pemerataan kesempatan. Melalui berbagai program dan aktivitasnya, ia ingin membuktikan bahwa kepemimpinan tidak hanya soal politik elektoral, tetapi juga soal keberlanjutan aksi dan kontribusi yang nyata bagi masyarakat.
Pandangan Anies ini memberikan gambaran bahwa dalam era politik saat ini, sosok pemimpin diharapkan mampu hadir tidak hanya sebagai politisi, tapi juga sebagai penggerak perubahan sosial yang mampu menjembatani kepentingan beragam kalangan. Dengan pengalaman yang kaya dan langkah yang terukur, Anies menunjukkan kesiapan untuk berkontribusi secara konstruktif, kapan pun dan dalam bentuk apa pun.
Dengan begitu, meskipun masa depan politiknya belum dipastikan, aktivitas dan inisiatif positif yang dijalankan Anies Baswedan telah menciptakan ruang dialog dan kerja sama yang produktif. Hal ini sekaligus memperkuat posisinya sebagai tokoh yang tetap relevan dan dihormati dalam berbagai lapisan masyarakat.