JAKARTA - Perdagangan saham di Tanah Air menunjukkan geliat positif di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melaju di zona hijau. Hal ini menandai respons pasar terhadap sejumlah perkembangan global yang bernada optimis, sekaligus mengonfirmasi kuatnya sentimen dari kawasan Asia yang turut menopang pergerakan bursa domestik.
IHSG ditutup menguat 61,67 poin atau setara 0,83% ke posisi 7.530,90. Tidak hanya itu, indeks LQ45 yang mencerminkan saham-saham berkapitalisasi besar turut naik signifikan, yakni sebesar 9,36 poin atau 1,18% dan bertengger di posisi 799,80.
Penguatan ini mencerminkan sikap investor yang mulai nyaman dalam menyambut arah pasar yang ditopang oleh sinyal-sinyal positif dari kerja sama internasional, khususnya pada perkembangan hubungan dagang antara negara-negara utama dunia.
“Penguatan indeks seiring optimisme pelaku pasar terhadap perkembangan kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Jepang, serta tanda-tanda positif dalam negosiasi dagang antara AS dan Uni Eropa (UE),” ujar Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia.
Dari sisi global, AS dan Uni Eropa dikabarkan semakin dekat untuk merampungkan sebuah kesepakatan perdagangan yang akan menyelaraskan tarif antar kedua pihak. Rencananya, akan diterapkan tarif sebesar 15% terhadap impor dari Eropa, mengikuti pola yang sebelumnya telah disepakati oleh Presiden AS Donald Trump bersama Jepang. Selain itu, kedua pihak juga sepakat untuk menghapuskan tarif terhadap sejumlah produk tertentu, termasuk pesawat terbang, minuman beralkohol, dan alat kesehatan.
Di sisi lain, investor juga menunjukkan sikap antisipatif terhadap arah kebijakan moneter global. Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) oleh The Fed yang dijadwalkan berlangsung pada 29 hingga 30 Juli mendatang menjadi salah satu perhatian utama. Pasar berspekulasi bahwa bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga acuannya, meskipun Presiden Donald Trump kembali mendorong pemangkasan suku bunga sebagai bagian dari strategi pertumbuhan ekonomi.
Tidak hanya itu, pertemuan European Central Bank (ECB) juga menjadi sorotan pasar. ECB diperkirakan akan menahan suku bunga acuan di level 2,15% dengan mempertimbangkan potensi inflasi dan ketidakpastian akibat tarif impor AS yang masih membayangi. Meski demikian, pasar tetap menyambut positif kebijakan stabil ini karena menandakan komitmen bank sentral dalam menjaga keseimbangan pertumbuhan dan stabilitas harga.
Dari dalam negeri, sejak awal perdagangan, IHSG telah menunjukkan tren menguat. Saat pembukaan, indeks langsung berada di zona hijau dan berhasil mempertahankan posisi tersebut hingga penutupan sesi pertama. Tren positif ini pun berlanjut hingga akhir perdagangan.
Berdasarkan data dari Indeks Sektoral IDX-IC, sektor keuangan menjadi penggerak utama pasar dengan kenaikan sebesar 3,10%. Selain itu, sektor industri naik 0,39% dan sektor barang baku turut tumbuh sebesar 0,35%. Ketiganya mencerminkan optimisme terhadap pemulihan dan potensi ekspansi di sektor riil yang makin menggeliat.
Namun demikian, tidak semua sektor mengikuti arus penguatan. Tujuh sektor mengalami koreksi, di mana sektor kesehatan mengalami penurunan terbesar sebesar 0,74%, diikuti sektor teknologi dan energi yang masing-masing melemah sebesar 0,62% dan 0,52%. Koreksi ini lebih mencerminkan dinamika teknikal jangka pendek dibandingkan kekhawatiran fundamental.
Dari sisi kinerja saham, beberapa emiten tercatat mengalami kenaikan signifikan. Saham-saham seperti VERN, NICL, ARGO, FMII, dan SMMA menjadi yang paling menguat sepanjang hari perdagangan. Sementara itu, saham PANR, SHID, WIRG, KOKA, dan VTNY tercatat sebagai yang paling menurun. Namun secara keseluruhan, pergerakan saham hari itu menunjukkan pasar yang tetap aktif dan responsif terhadap dinamika terbaru.
Aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia juga tergolong tinggi. Tercatat sebanyak 1.646.462 kali transaksi dengan volume saham mencapai 26,27 miliar lembar senilai Rp16,41 triliun. Dari total tersebut, sebanyak 302 saham mencatatkan kenaikan, 308 saham mengalami penurunan, dan 192 saham stagnan.
Di tingkat regional, penguatan juga terjadi di sejumlah bursa utama Asia. Indeks Nikkei Jepang naik signifikan sebesar 683,68 poin atau 1,66% menjadi 41.855,00. Bursa Shanghai pun menguat 23,43 poin atau 0,65% ke level 3.605,79. Kenaikan juga terlihat pada indeks Hang Seng yang menguat 129,11 poin atau 0,51% ke 25.667,22, serta indeks Strait Times yang naik 39,50 poin atau 0,91% ke posisi 4.269,42.
Kondisi ini menunjukkan bahwa investor regional menyambut baik perkembangan perdagangan internasional serta arah kebijakan ekonomi dari negara-negara besar. Respons ini memberi sinyal bahwa sentimen global berada dalam jalur yang lebih konstruktif dibanding sebelumnya.
Pergerakan pasar saham yang positif ini turut mencerminkan tingkat kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi global, serta kemampuan pasar regional untuk menyerap dinamika eksternal secara bijak. Dengan latar belakang ekonomi yang semakin dinamis, prospek pasar saham Indonesia ke depan masih memiliki ruang tumbuh yang menjanjikan.