Perbankan Tumbuh Kredit Meski NPL di Malang Menguat

Jumat, 25 Juli 2025 | 13:58:49 WIB
Perbankan Tumbuh Kredit Meski NPL di Malang Menguat

JAKARTA - Industri perbankan di wilayah Malang menunjukkan geliat positif sepanjang tahun ini. Dorongan kredit yang terus mengalir menjadi sinyal penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah, dengan total penyaluran mencapai Rp 28,53 triliun hingga Mei.

Peningkatan ini ditopang oleh sektor-sektor strategis, seperti kredit investasi yang naik signifikan hingga 18,75 persen. Selain itu, segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga masih mendapatkan perhatian, meski pertumbuhannya melambat. Kredit UMKM tercatat tumbuh sebesar 3,76 persen secara tahunan.

Kontribusi terbesar datang dari Kota Malang yang menyumbang porsi kredit sebesar 26,63 persen. Angka tersebut memperkuat posisi kota ini sebagai pusat aktivitas ekonomi yang terus berkembang, baik untuk pembiayaan konsumtif maupun produktif.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Farid Faletehan, menyebutkan bahwa pertumbuhan kredit secara tahunan di wilayah kerjanya mencapai 11,58 persen. Menurutnya, tingginya permintaan kredit mencerminkan optimisme masyarakat terhadap pemulihan ekonomi dan ekspansi usaha. “Secara YoY dibanding bulan Mei 2024 yang hanya 2,59 persen, NPL di Malang meningkat menjadi 2,83 persen,” ujar Farid.

Meski demikian, Farid juga menyoroti pentingnya kehati-hatian dalam penyaluran dana. Pasalnya, peningkatan penyaluran kredit turut dibarengi dengan kenaikan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL). Kenaikan ini menunjukkan adanya tekanan terhadap daya bayar sebagian debitur.

“Selama ini, kredit UMKM cenderung lebih berisiko terhadap kredit macet atau keterlambatan pembayaran,” tambah Farid. Oleh karena itu, perbankan di wilayah Malang kini lebih selektif dalam menyetujui permintaan kredit, terutama dari sektor UMKM.

Daya bayar masyarakat yang belum sepenuhnya pulih menjadi salah satu faktor yang memicu kenaikan NPL. Selain itu, tekanan ekonomi eksternal turut memberikan dampak terhadap ketahanan finansial pelaku usaha. Pendapatan yang tidak stabil dan tantangan di sisi pemasukan membuat sebagian debitur kesulitan memenuhi kewajiban pembayaran tepat waktu.

Meski demikian, pihak regulator menilai kondisi ini masih dalam batas aman. Kepala Kantor Bank Indonesia Malang, Febrina, menyebutkan bahwa secara keseluruhan, rasio NPL di wilayah tersebut masih berada di bawah ambang batas lima persen yang dianggap aman oleh industri keuangan. “Perekonomian pada semester pertama memang banyak terkoreksi. Mulai pembelian durable goods hingga NPL yang terus meninggi,” jelas Febrina.

Ia menambahkan, faktor eksternal seperti ketidakpastian ekonomi global turut mempengaruhi stabilitas ekonomi domestik. Namun demikian, BI tetap menaruh optimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah pada paruh kedua tahun ini.

Menurut Febrina, sejumlah indikator memperlihatkan potensi pemulihan, seperti membaiknya aktivitas dagang internasional dan kemungkinan meredanya ketegangan geopolitik di beberapa kawasan dunia. Hal ini diharapkan dapat menciptakan suasana yang lebih kondusif bagi dunia usaha dan meningkatkan kemampuan bayar para pelaku ekonomi.

Kesepakatan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat, misalnya, dinilai menjadi peluang strategis untuk mendorong ekspor dan memperkuat neraca perdagangan. Sementara itu, stabilitas di kawasan Timur Tengah diharapkan menekan fluktuasi harga energi dan memberikan dampak positif terhadap sektor produksi dan logistik.

Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, dunia perbankan di Malang tetap bergerak adaptif. Kehati-hatian dalam penyaluran kredit menjadi strategi utama untuk menjaga kesehatan portofolio pembiayaan. Meski ada lonjakan NPL, perbankan tetap mendukung pertumbuhan kredit secara selektif dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan kualitas debitur.

Langkah-langkah mitigasi risiko, seperti evaluasi ketat terhadap calon debitur dan penguatan sistem monitoring kredit, turut diintensifkan oleh lembaga keuangan. Di sisi lain, pelaku usaha juga terus didorong untuk memperbaiki manajemen keuangan dan menjaga arus kas agar tetap stabil.

Peningkatan kapasitas UMKM menjadi bagian penting dalam menjaga ekosistem kredit yang sehat. Dalam hal ini, sinergi antara perbankan, regulator, dan pelaku usaha sangat dibutuhkan. Penyaluran kredit yang berkelanjutan harus didukung oleh kesiapan debitur dalam mengelola usaha secara profesional dan bertanggung jawab.

Selain itu, literasi keuangan yang kuat di kalangan pelaku usaha kecil juga menjadi modal utama untuk memastikan pemanfaatan dana kredit secara produktif. Upaya ini diharapkan dapat menekan potensi kredit bermasalah dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, meski terdapat tantangan dalam bentuk kenaikan NPL, perbankan di Malang tetap menunjukkan komitmen untuk mendorong pembiayaan yang sehat. Dengan strategi penyaluran yang terukur dan pengawasan yang ketat, sektor keuangan di wilayah ini masih menunjukkan daya tahan dan potensi pertumbuhan yang positif.

Optimisme terhadap semester kedua pun terus dibangun, dengan harapan situasi global yang lebih stabil akan memberikan ruang bagi pemulihan lebih cepat. Perbankan tetap menjadi salah satu pilar utama dalam menopang aktivitas ekonomi di daerah, sekaligus menjaga momentum pertumbuhan yang telah terbentuk sejak awal tahun.

Terkini