JAKARTA - Upaya menghadirkan data energi yang akurat dan dapat diakses publik terus diperkuat oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Melalui peluncuran Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia (HEESI) 2024, kementerian ini mempertegas komitmennya dalam menyediakan informasi statistik terkini yang menyangkut sektor energi dan ekonomi nasional.
Acara diseminasi dan publikasi HEESI 2024 yang berlangsung di Jakarta menjadi momentum penting bagi Kementerian ESDM untuk menunjukkan keterbukaan data serta mendukung proses pengambilan keputusan berbasis fakta. Dalam kegiatan tersebut, para pemangku kepentingan dari kalangan pemerintah, industri, hingga akademisi turut hadir dan mengikuti penjelasan terkait penyusunan serta isi buku HEESI 2024.
HEESI sendiri merupakan publikasi tahunan yang disusun oleh Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian ESDM. Buku ini memuat data komprehensif mengenai kondisi energi nasional yang dikaitkan dengan perkembangan ekonomi, sehingga mampu menjadi rujukan penting bagi berbagai pihak dalam menyusun strategi dan kebijakan ke depan.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menyampaikan bahwa pengelolaan energi yang berkelanjutan harus berjalan beriringan dengan pertumbuhan ekonomi. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya optimalisasi pemanfaatan energi untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat Indonesia.
“Pemanfaatan sumber daya energi harus dioptimalkan untuk memberi manfaat seluas-luasnya bagi rakyat Indonesia. Untuk itu, kami menghadirkan data yang mutakhir dan akuntabel melalui publikasi HEESI 2024,” ujar Dadan.
Dalam paparannya, Dadan juga mengangkat isu pertumbuhan ekonomi global yang tahun ini cenderung melambat. Namun, di tengah situasi tersebut, Indonesia menunjukkan ketahanan ekonomi yang cukup baik.
“Meskipun mengalami perlambatan secara global, perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,03% dengan pendapatan per kapita mencapai 78,61 juta rupiah per tahunnya,” jelas Dadan.
Selaras dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional, suplai energi Indonesia juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2024, pasokan energi meningkat sebesar 7,46%. Komposisi bauran energi primer masih didominasi oleh batu bara sebesar 40,37%, diikuti oleh minyak bumi 28,82%, gas bumi 16,17%, dan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 14,65%.
Kementerian ESDM sendiri terus mendorong peningkatan proporsi EBT agar mencapai target nasional sebesar 23% pada tahun 2025. Upaya ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam mewujudkan transisi energi bersih dan berkelanjutan.
Menariknya, dari data yang dirilis dalam HEESI 2024, diketahui bahwa elastisitas energi Indonesia yakni rasio antara pertumbuhan suplai energi terhadap pertumbuhan ekonomi berada di angka 1,4. Angka ini menunjukkan bahwa permintaan energi tumbuh lebih cepat dari ekonomi, dan sekaligus menjadi indikator penting dalam mengevaluasi efisiensi energi nasional.
“Jadi tadi kalau disampaikan bahwa pertumbuhannya 5,03% untuk ekonomi kemudian 7,46% untuk energi berarti kita punya elastisitas energinya itu 1,4%. Dalam beberapa case, sebetulnya kita cukup bersaing dengan wilayah-wilayah negara tetangga dan kita masih banyak peluang untuk terus memperbaiki dari 1,4 ini sehingga angka-angkanya nanti menjadi semakin baik,” ungkap Dadan.
Lebih lanjut, sektor industri tercatat sebagai pengguna energi terbesar pada tahun ini dengan porsi 45,94%. Disusul sektor transportasi 36,11%, rumah tangga 12,58%, sektor komersial 4,47%, dan sektor lainnya sebesar 0,90%. Dominasi sektor industri mencerminkan tingginya konsumsi batubara dan gas bumi dalam mendukung kegiatan manufaktur serta aktivitas ekonomi lainnya.
Hal ini sekaligus menunjukkan adanya korelasi erat antara pertumbuhan sektor industri dan kebutuhan energi nasional. Oleh karena itu, penyediaan data yang valid menjadi sangat krusial dalam perencanaan kebutuhan energi ke depan.
Dadan menekankan pentingnya keterpaduan data dan transparansi informasi dalam sektor energi, terlebih di era saat ini yang menuntut kecepatan dan akurasi dalam pengambilan keputusan. Data statistik energi yang akurat tidak hanya menjadi kebutuhan internal pemerintah, melainkan juga untuk mendukung partisipasi publik dan dunia usaha dalam membangun sektor energi Indonesia yang tangguh.
“Seiring dengan meningkatnya demand energi, maka penyediaan data statistik energi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu menjadi sangat penting untuk mendukung kebijakan dan strategi dalam sektor energi,” kata Dadan.
Ia juga menyambut baik berbagai inisiatif dan inovasi yang mendorong kemajuan penyediaan data energi di Indonesia. Menurutnya, HEESI 2024 dapat berfungsi sebagai referensi yang andal dan kredibel bagi semua pemangku kepentingan.
“Pemerintah menyambut baik segala inisiatif dan inovasi terkait penyediaan data dan informasi energi di Indonesia, sehingga HEESI 2024 diharapkan dapat menjadi referensi yang dapat diandalkan oleh semua pemangku kepentingan, baik dari pemerintah, akademisi, pelaku usaha, maupun masyarakat umum,” pungkasnya.
Dengan hadirnya HEESI 2024, Kementerian ESDM menunjukkan komitmen kuat untuk mendorong kebijakan energi yang berbasis data dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas. Publikasi ini sekaligus menjadi cerminan bahwa perencanaan energi nasional harus disandarkan pada fondasi data yang solid dan akurat.