Penyeberangan Tronton Bertahap Pulih di Ketapang

Kamis, 24 Juli 2025 | 13:30:22 WIB
Penyeberangan Tronton Bertahap Pulih di Ketapang

JAKARTA - Upaya percepatan pemulihan layanan penyeberangan truk tronton di Dermaga LCM, Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, terus dilakukan berbagai pihak. Meski kondisi belum sepenuhnya normal, sinyal positif terlihat dengan bertambahnya jumlah kapal yang dioperasikan.

Layanan penyeberangan di dermaga tersebut sebelumnya sempat tersendat. Hal ini berdampak pada antrean kendaraan, khususnya truk besar, yang memanjang hingga mendekati kawasan Hutan Baluran di perbatasan Situbondo-Banyuwangi. Namun, peningkatan pelayanan mulai tampak melalui langkah kolaboratif antara pihak kepolisian, operator pelabuhan, dan pihak terkait lainnya.

Wakapolresta Banyuwangi AKBP Teguh Priyo Wasono mengungkapkan bahwa penambahan kapal di dermaga LCM menjadi salah satu solusi yang sudah dijalankan.

“Dan pada pagi hari ini, kita ketahui ada penambahan kapal di dermaga LCM ini, ada enam kapal penyeberangan khusus untuk tronton,” ujar Teguh.

Jumlah tersebut meningkat dari hari sebelumnya. Pada kapal yang melayani truk tronton di dermaga LCM hanya berjumlah empat unit. Saat kondisi normal, layanan dermaga tersebut biasanya didukung oleh sembilan kapal yang disebar di tiga dermaga plengsengan, yang dikhususkan untuk angkutan besar.

Sementara itu, untuk dermaga MB yang melayani kendaraan pribadi dan truk kecil operasional berlangsung tanpa gangguan. Aktivitas di empat dermaga MB berjalan lancar dengan empat kapal tetap beroperasi.

“Di Dermaga MB 4, ada empat kapal yang beroperasi,” lanjut Teguh.

Upaya percepatan normalisasi ini menjadi penting lantaran beberapa kendala turut memperpanjang antrean kendaraan, termasuk penutupan jalur Gumitir yang menghubungkan Banyuwangi dengan Jember. Selain itu, pembatasan angkutan juga sempat diberlakukan di Pelabuhan Ketapang demi menjaga kelancaran dan keamanan pelayaran.

Meski antrean kendaraan masih terlihat, terutama dari arah Situbondo menuju Ketapang, aparat dan operator pelabuhan terus berupaya menjaga lalu lintas agar tetap tertib dan terkendali. Peningkatan jumlah armada penyeberangan dinilai sebagai solusi paling efektif dalam jangka pendek, khususnya untuk mengurai kepadatan kendaraan besar.

Beberapa pengemudi truk mengaku masih harus bersabar di tengah situasi yang belum sepenuhnya pulih. Ginanjar, sopir truk tronton yang tengah membawa muatan menuju Denpasar, menyampaikan bahwa dirinya mengalami antrean panjang sejak Rabu siang.

“Saya mau kirim muatan ke Denpasar. Ini kemacetan paling parah sejak saya nyopir,” kata Ginanjar.

Menurutnya, selama lebih dari 22 jam sejak masuk antrean, kendaraannya baru bisa bergerak sekitar lima kilometer. Situasi ini, meski menantang, tetap dihadapi dengan tenang oleh para sopir.

Hal serupa dialami Yosep, sopir lain yang turut mengantre di jalur Wongsorejo menuju Ketapang.

“Saya sudah dari pukul 5 sore kemarin di Wongsorejo kena macet. Sekarang masih di sini,” ungkapnya Kamis pagi sekitar pukul 10.00 WIB.

Total panjang antrean truk saat itu diperkirakan mencapai sekitar 28 kilometer, terpantau mulai dari kawasan Alas Baluran hingga ke pintu masuk Pelabuhan Ketapang. Namun demikian, keberadaan petugas di lapangan yang aktif mengatur lalu lintas dan memberikan informasi kepada para pengemudi turut membantu menciptakan suasana yang tertib.

Di sisi lain, pihak ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang dan KSOP Tanjung Wangi disebut telah merespons cepat dengan menyiapkan tambahan armada secara bertahap. Strategi ini bertujuan untuk mempercepat pergerakan kendaraan besar yang akan diseberangkan ke Pulau Bali.

Langkah-langkah terkoordinasi ini tidak hanya membantu mengatasi kemacetan, namun juga menunjukkan semangat gotong royong antarinstansi dalam memberikan pelayanan terbaik, terutama saat terjadi lonjakan lalu lintas atau gangguan teknis.

Meskipun normalisasi penuh belum tercapai, sejumlah pihak optimistis bahwa pelayanan akan kembali stabil dalam waktu dekat. Pemulihan secara bertahap yang disertai komunikasi dan tindakan terstruktur menjadi kunci untuk memastikan kelancaran arus logistik di jalur penyeberangan penting tersebut.

Penyeberangan di Pelabuhan Ketapang, khususnya untuk truk-truk logistik, memang memegang peranan vital dalam distribusi barang antara Jawa dan Bali. Oleh sebab itu, berbagai langkah perbaikan dan peningkatan fasilitas terus dilakukan secara berkelanjutan.

Ke depan, peningkatan teknologi informasi dalam manajemen lalu lintas pelabuhan juga menjadi salah satu rencana strategis agar antrian panjang tidak terulang. Sistem tiket berbasis daring dan pengaturan slot waktu penyeberangan akan mempercepat arus kendaraan dan menghindari penumpukan di satu titik.

Dengan terus bergeraknya roda koordinasi dan upaya penyempurnaan layanan, situasi yang sempat menantang ini kini mulai menunjukkan titik terang. Semua pihak diharapkan dapat terus bersinergi demi memastikan penyeberangan truk tronton kembali berjalan normal dan efisien, sekaligus mendukung kelancaran logistik nasional.

Terkini