Kuliner Tradisional Meriahkan Festival di Bantul

Selasa, 22 Juli 2025 | 14:28:31 WIB
Kuliner Tradisional Meriahkan Festival di Bantul

JAKARTA - Upaya menjaga warisan budaya tak hanya datang dari pelestarian seni dan adat istiadat, tetapi juga dari dapur-dapur tradisional yang sarat cita rasa lokal. Pemerintah Kabupaten Bantul kembali menunjukkan komitmennya dalam merawat identitas kuliner lokal dengan menyelenggarakan Festival Kuliner Mataram 2025 yang dipusatkan di kawasan Pantai Baru, Srandakan.

Festival ini tak sekadar menjadi ajang promosi makanan khas, melainkan juga wadah penguatan sektor pariwisata berbasis budaya serta penggerak ekonomi kreatif. Lebih dari sekadar perayaan rasa, festival ini menjadi ruang pertemuan antara pelaku usaha kecil, komunitas lokal, hingga pegiat kuliner tradisional dalam satu harmoni yang lezat dan berbudaya.

Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Saryadi, menegaskan bahwa penyelenggaraan Festival Kuliner Mataram adalah langkah nyata pemerintah daerah dalam memperkuat akar budaya lokal melalui kekayaan kuliner. "Festival kuliner itu merupakan wujud nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Bantul dalam mendukung pelestarian kuliner tradisional, sekaligus memperkuat sektor pariwisata lokal berbasis budaya dan ekonomi kreatif," ujar Saryadi.

Festival ini akan digelar selama dua hari dan menghadirkan sebanyak 50 tenant kuliner pilihan. Pesertanya terdiri dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), komunitas pecinta kuliner tradisional, hingga kelompok masyarakat yang selama ini aktif menjaga resep-resep warisan leluhur.

Ragam Rasa Nusantara dari Bantul

Peserta festival akan menyajikan tak kurang dari 72 jenis makanan dan 16 jenis minuman khas yang berasal dari berbagai penjuru wilayah Bantul. Makanan-makanan tersebut tidak hanya menggugah selera, tetapi juga menyimpan cerita panjang tentang kebudayaan masyarakat setempat.

Beberapa kuliner andalan yang akan memanjakan lidah pengunjung di antaranya adalah Satai Klathak, yang dikenal dengan rasa gurih dan aroma khas dari pembakaran arang. Ada pula Mie Lethek, mie tradisional tanpa pengawet yang masih diproduksi secara manual, serta Gudeg Manggar, yang menggunakan bunga kelapa muda sebagai bahan dasar.

Tak ketinggalan menu seperti Ingkung-wader Adrem, Geplak Jawa-Bantul, aneka jenang, Peyek, Tiwul, Sagon, Ampo, Karangan, Kipo, dan Roti Kembang Waru turut menjadi daya tarik yang mencerminkan keanekaragaman rasa di Bantul. Makanan-makanan ini bukan hanya menyentuh perut, tetapi juga hati, karena di balik kelezatannya tersimpan nilai-nilai tradisi yang terus dijaga.

Sementara itu, berbagai kudapan manis seperti Klepon, Putu, Onde-onde, Pecel, Semar Mendem, dan Soto juga akan memeriahkan festival, menawarkan sensasi kenikmatan yang tidak mudah ditemui di tempat lain.

Sajian Minuman Tradisional yang Mulai Langka

Tidak hanya makanan, Festival Kuliner Mataram juga menjadi momentum untuk memperkenalkan kembali berbagai minuman tradisional khas Bantul yang kini semakin sulit ditemukan.

Pengunjung dapat menikmati minuman seperti Wedang Uwuh, minuman hangat berbahan rempah yang menyegarkan, serta Jamu Tradisional yang terkenal akan khasiatnya. Ada juga minuman herbal dan rempah, Legen, hingga minuman segar seperti Es Gosrok, Es Tape, dan Es Kuwud yang menawarkan rasa otentik khas desa.

Minuman-minuman ini bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga menjadi bagian dari edukasi kepada generasi muda agar lebih mengenal dan mencintai warisan tradisi minum khas daerah.

Menghidupkan UMKM Lewat Kuliner

Festival ini tidak hanya memperlihatkan sisi budaya dan kelezatan kuliner, tetapi juga memberikan dampak langsung terhadap pertumbuhan UMKM lokal. Melalui penyediaan tenant gratis dan kesempatan promosi terbuka, pelaku usaha kecil dapat memperkenalkan produknya kepada publik yang lebih luas, bahkan berpotensi menarik perhatian pelaku industri kuliner nasional.

Ajang ini pun menjadi sarana jejaring bisnis, bertukar informasi antar pelaku usaha, dan tempat belajar tentang pengemasan produk, strategi pemasaran, serta inovasi resep tanpa harus meninggalkan akar tradisi.

Pantai Baru sebagai Destinasi Wisata Kuliner

Pemilihan lokasi di Pantai Baru, Srandakan, merupakan langkah strategis untuk menggabungkan potensi pariwisata alam dengan wisata kuliner. Pantai yang terkenal dengan keindahan sunset-nya itu akan menjadi latar eksotik bagi ratusan pengunjung yang ingin menikmati makanan tradisional sambil ditemani debur ombak dan semilir angin laut.

Pemerintah Kabupaten Bantul berharap Festival Kuliner Mataram dapat menjadi agenda tahunan yang tidak hanya memperkuat identitas lokal, tetapi juga meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, baik dari dalam maupun luar daerah.

Peluang dan Harapan

Festival ini adalah contoh konkret bagaimana budaya kuliner bisa menjadi kekuatan ekonomi, sosial, dan pariwisata jika dikelola dengan baik. Dukungan dari masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah menjadi kunci utama keberhasilan acara ini.

Dengan menghadirkan kembali kuliner yang mulai jarang ditemukan di pasaran, acara ini sekaligus menjadi peringatan akan pentingnya melestarikan tradisi yang ada di tengah arus modernisasi. Anak-anak muda juga diajak untuk lebih mengenal kembali cita rasa kuliner warisan leluhur mereka.

Melalui kegiatan semacam ini, harapannya Bantul bisa terus menghidupkan ekonomi daerah melalui kekuatan budaya, dan menjadikan kuliner sebagai wajah ramah yang menyambut setiap pengunjung dengan hangat.

Terkini