JAKARTA - Muhammadiyah melangkah pasti dalam memperluas kiprah ekonominya lewat peluncuran bank syariah baru yang diberi nama Bank Syariah Matahari. Izin operasional bank ini telah resmi diterbitkan oleh otoritas keuangan, menandai babak baru kontribusi organisasi ini dalam pembangunan sistem keuangan berbasis nilai-nilai Islam.
Dengan kehadiran Bank Syariah Matahari, Muhammadiyah tidak hanya memperluas jejaring amal usahanya, tetapi juga berkontribusi dalam memperkuat infrastruktur ekonomi umat yang berbasis keadilan, keberkahan, dan pemberdayaan. Langkah ini menjadi wujud nyata dari visi untuk membangun sistem keuangan inklusif yang merangkul sektor akar rumput.
Bank ini sebelumnya dikenal sebagai BPR Syariah Matahari Arthadana. Kini, setelah resmi beroperasi di bawah kepemilikan Muhammadiyah, statusnya tetap sebagai Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), bukan Bank Umum Syariah (BUS). Artinya, cakupan pelayanannya lebih fokus pada pembiayaan skala kecil, khususnya bagi pelaku usaha mikro dan UMKM.
Nama “Matahari” bukan sekadar nama, melainkan simbol yang dipilih dengan makna mendalam. Ia dimaknai sebagai penerang dan penggerak. Harapannya, Bank Syariah Matahari akan menjadi motor penggerak bagi ekosistem ekonomi umat yang selama ini belum tersentuh oleh layanan perbankan arus utama.
Kehadiran bank ini membawa semangat baru dalam gerakan ekonomi Islam. Muhammadiyah melalui langkah ini ingin menunjukkan bahwa lembaga keagamaan bisa berkiprah aktif di sektor finansial tanpa meninggalkan nilai dasar keumatan. Visi utama bukanlah sekadar meraih keuntungan, melainkan membangun sistem ekonomi yang adil, bermartabat, dan mampu menyentuh masyarakat paling bawah.
“Bank ini tidak hadir untuk mengejar skala besar, melainkan menjadi alat dakwah ekonomi,” demikian pesan dari Muhammadiyah dalam memperkenalkan peran baru lembaga keuangannya. Nilai-nilai sosial dan pemberdayaan menjadi landasan utama.
Sebagai BPRS, Bank Syariah Matahari memiliki karakteristik berbeda dari bank umum syariah. Fokusnya bukan pada pelayanan umum seperti transaksi valas atau giro, tetapi pada produk keuangan berbasis prinsip syariah seperti tabungan, deposito, dan pembiayaan dengan sistem bagi hasil. Pendekatan ini memungkinkan bank lebih fleksibel dan dekat dengan kebutuhan riil masyarakat lapisan bawah.
Sejak izin operasionalnya diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank ini resmi mengemban peran sebagai lembaga keuangan syariah yang dikelola langsung oleh Muhammadiyah. Ini sekaligus memperkuat posisi organisasi tersebut sebagai salah satu aktor penting dalam pengembangan ekonomi syariah nasional.
Meskipun lahir dari perubahan status lembaga sebelumnya, Bank Syariah Matahari bukan hanya perubahan nama. Ia adalah simbol transformasi strategis, dari skala kecil menuju peran yang lebih besar sebagai bagian dari misi sosial-keagamaan. Kehadirannya menambah deretan amal usaha Muhammadiyah yang selama ini sudah dikenal luas di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial.
Dalam konteks ekonomi umat, langkah ini menjadi strategi penting untuk membuka akses perbankan kepada segmen masyarakat yang belum banyak terlayani. Muhammadiyah ingin memastikan bahwa prinsip keuangan yang adil dan berbasis etika bisa menjangkau lebih banyak orang, terutama mereka yang selama ini berada di luar radar perbankan konvensional.
Lebih dari sekadar institusi keuangan, Bank Syariah Matahari diharapkan menjadi katalis bagi penguatan jaringan ekonomi komunitas. Hal ini sejalan dengan komitmen Muhammadiyah dalam memperluas manfaat dakwah ke sektor ekonomi secara langsung.
Dengan pendekatan yang tidak bersaing secara langsung dengan bank-bank besar, Muhammadiyah menegaskan bahwa arah dari Bank Syariah Matahari adalah membangun ekosistem ekonomi kerakyatan. Kinerja bank diharapkan menjadi refleksi dari nilai Islam yang rahmatan lil alamin menebar kebermanfaatan, keadilan, dan keseimbangan.
Di tengah tren penguatan sektor keuangan syariah nasional, langkah Muhammadiyah ini memperlihatkan bahwa inovasi sosial bisa sejalan dengan regulasi keuangan formal. Sinergi antara prinsip agama dan sistem keuangan modern inilah yang diyakini mampu menciptakan model perbankan syariah yang kuat sekaligus membumi.
Perlu dipahami, sebagai BPRS, Bank Syariah Matahari tetap berada dalam regulasi yang ketat dari otoritas keuangan. Keterbatasan layanan dibandingkan bank umum justru memberikan fokus yang lebih tajam pada kebutuhan masyarakat kecil. Inilah yang membedakannya dan sekaligus menjadi keunggulan dalam menjangkau sektor informal dan UMKM yang selama ini belum sepenuhnya terlayani.
Bagi Muhammadiyah, keputusan mendirikan dan mengelola bank ini adalah wujud dari misi dakwah yang lebih luas. Tidak hanya dalam bentuk ceramah atau pendidikan formal, tetapi juga melalui pelayanan ekonomi yang solutif, transparan, dan mengedepankan nilai-nilai etika Islam.
Langkah ini sekaligus menjadi sinyal bagi organisasi masyarakat lainnya bahwa kontribusi terhadap ekonomi nasional tidak harus menunggu skala besar atau kapital besar. Dengan visi, nilai, dan komitmen terhadap pemberdayaan, bank skala menengah pun dapat memberikan dampak signifikan.
Dengan izin resmi telah dikantongi dan visi yang kuat telah digariskan, Bank Syariah Matahari kini memasuki fase implementasi. Masa depan lembaga ini akan ditentukan oleh konsistensi dalam pelayanan, kemampuan menjangkau masyarakat kecil, dan kesetiaan pada prinsip syariah yang inklusif.
Bank ini bukan hanya tentang transaksi dan angka. Ia adalah bagian dari gerakan membangun ekonomi umat yang kuat, mandiri, dan berkeadilan sebuah cita-cita yang tidak hanya menjadi milik Muhammadiyah, tetapi juga harapan seluruh bangsa.