Industri Bangkit Lewat Akselerasi Digital

Senin, 21 Juli 2025 | 08:46:51 WIB
Industri Bangkit Lewat Akselerasi Digital

JAKARTA - Kemajuan teknologi telah mengubah wajah berbagai sektor di Indonesia, dan industri manufaktur menjadi salah satu yang paling terdampak secara positif. Di tengah kompetisi global yang semakin ketat, akselerasi transformasi digital dinilai sebagai kunci utama untuk memperkuat daya saing dan keberlanjutan sektor industri nasional.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memandang digitalisasi sebagai bagian tak terpisahkan dari agenda besar pembangunan nasional. Transformasi ini tidak hanya menjanjikan peningkatan produktivitas, melainkan juga membuka peluang kerja baru dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) lokal.

“Transformasi digital sesuai dengan arah peta jalan Making Indonesia 4.0, yang tidak hanya memperkuat struktur industri dalam negeri, tetapi juga meningkatkan kompetensi dan kesiapan tenaga kerja nasional untuk bersaing di tingkat global,” tegas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Langkah konkret pemerintah untuk mendukung transformasi ini diwujudkan melalui pendirian Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0). Fasilitas ini bukan sekadar tempat unjuk teknologi, melainkan menjadi pusat terpadu yang menghadirkan pelatihan, konsultasi, hingga wadah kolaborasi antar pemangku kepentingan.

Sebagai garda terdepan dari implementasi digitalisasi industri, PIDI 4.0 dibentuk untuk memperkuat ekosistem inovasi nasional. Dalam operasionalnya, pusat ini mengintegrasikan berbagai layanan seperti showcase teknologi, pelatihan SDM industri, konsultasi adopsi digital, dan kolaborasi antara pelaku industri, akademisi, serta penyedia teknologi.

“PIDI 4.0 bukan sekadar pusat pamer teknologi, melainkan juga platform pengembangan SDM, pusat konsultasi dan inovasi, serta wadah kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, dan penyedia solusi teknologi,” ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Masrokhan.

PIDI 4.0 telah didukung oleh 64 mitra yang berasal dari sektor industri, asosiasi, hingga institusi pendidikan. Salah satu mitra yang menonjol adalah NEC Indonesia, perusahaan teknologi global yang turut berkontribusi aktif dalam membangun ekosistem industri 4.0 di Indonesia.

NEC Indonesia mengusung pendekatan Human-Centric Digital Transformation yang menempatkan manusia sebagai pusat dari setiap solusi teknologi yang ditawarkan. Dalam kerja samanya, NEC menghadirkan teknologi seperti Real-Time Monitoring Dashboard, Warehouse Management System, dan Work Process Recognition yang dapat diadopsi oleh pelaku industri dalam negeri.

Masrokhan menyampaikan apresiasinya terhadap kontribusi NEC dalam mendukung strategi Kemenperin melalui pengembangan inovasi teknologi. Sebagai bagian dari rencana jangka panjang, NEC Indonesia juga menggandeng BogorTech untuk mengembangkan solusi Industrial IoT SmartBox pada 2025. Perangkat ini dirancang untuk mengakuisisi dan memvisualisasikan data dari mesin industri, sehingga pelaku usaha dapat mengambil keputusan berbasis data secara lebih cepat dan akurat.

Teknologi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mampu menjawab kebutuhan spesifik dari sektor manufaktur di Indonesia. Showcase NEC yang berada di Gedung PIDI 4.0 memberikan gambaran nyata bagaimana adopsi teknologi dapat dijalankan secara inklusif, berkelanjutan, dan memberdayakan tenaga kerja.

President Director NEC Indonesia, Joji Yamamoto, menegaskan bahwa transformasi digital tidak akan optimal tanpa investasi yang memadai pada pengembangan SDM. Ia percaya bahwa manusia tetap menjadi elemen paling penting dalam proses akselerasi industri digital.

“Kami percaya pengembangan SDM adalah fondasi penting dalam akselerasi industri 4.0. Karena itu, NEC juga aktif memberikan pelatihan, menyelenggarakan acara di PIDI 4.0, hingga mengikuti pameran nasional dan internasional,” ungkap Joji.

Keterlibatan NEC dalam program Making Indonesia 4.0 bukan semata bentuk kerja sama teknis, namun juga merupakan cerminan dari komitmen jangka panjang untuk memperkuat daya saing industri dalam negeri. Hal ini dilakukan melalui kontribusi nyata pada pembangunan infrastruktur digital, peningkatan kualitas tenaga kerja, dan penguatan jejaring inovasi.

Dukungan kuat dari sektor swasta dan pemerintah menjadi modal penting bagi suksesnya transformasi industri. Pendekatan kolaboratif yang diterapkan Kemenperin menjadi pondasi untuk memastikan bahwa adopsi teknologi digital mampu menjangkau pelaku usaha skala kecil hingga besar secara merata.

Dengan transformasi digital yang kian masif, industri Indonesia tidak hanya memiliki peluang untuk tumbuh lebih cepat, tetapi juga lebih berkelanjutan. Digitalisasi mampu mempercepat proses produksi, meminimalkan kesalahan, serta mendukung efisiensi energi dan bahan baku.

Lebih dari itu, transformasi ini membuka ruang bagi generasi muda untuk terlibat langsung dalam pembangunan industri berbasis teknologi. Lapangan kerja baru bermunculan, khususnya di bidang pemrograman, analisis data, manajemen sistem, dan pengembangan perangkat lunak berbasis industri.

Langkah progresif yang dilakukan Kemenperin dan mitra seperti NEC Indonesia menjadi contoh konkret dari bagaimana transformasi digital dijalankan tidak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga dari sisi manusia, kolaborasi, dan keberlanjutan.

Dengan arah yang jelas dan strategi yang terukur, masa depan industri Indonesia diproyeksikan akan semakin kompetitif di tingkat global. Melalui sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan institusi pendidikan, transformasi digital bukan lagi sekadar wacana, melainkan kekuatan nyata untuk membangun industri nasional yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing tinggi.

Terkini