JAKARTA - Dua langkah strategis tengah ditempuh Korea Selatan untuk masa depan bangsanya: memperkuat eksplorasi luar angkasa dan memperluas perlindungan ekonomi untuk seluruh rakyatnya.
Ambisi tinggi Korea Selatan terlihat jelas dari rencana mereka membangun pangkalan ekonomi di Bulan pada tahun 2045. Rencana jangka panjang ini diluncurkan sebagai bagian dari program eksplorasi luar angkasa terbaru yang diumumkan Badan Antariksa Korea (KASA).
Bertempat di National Research Foundation of Korea, KASA mempresentasikan program nasional eksplorasi luar angkasa dalam sebuah pertemuan terbuka. Dalam pernyataannya, KASA menjelaskan bahwa program tersebut meliputi studi orbit Bumi, eksplorasi Bulan, heliosfer, dan ruang angkasa dalam secara luas.
Ada lima misi utama yang akan dijalankan. Di antaranya adalah penelitian tentang orbit rendah Bumi, studi gravitasi nol, ekspedisi ke Bulan, dan misi ilmiah ke Matahari dan Bulan. Ini menunjukkan bahwa Korea Selatan tidak hanya fokus pada aspek teknologi, tapi juga pada pemanfaatan ilmu pengetahuan jangka panjang untuk kepentingan global.
Yang menarik, dalam program tersebut juga tercantum komitmen KASA untuk mengembangkan teknologi pendaratan secara mandiri. Mereka juga berencana membangun sistem manajemen mobilitas dan menciptakan infrastruktur ekonomi di Bulan yang mampu memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di sana.
Jika sesuai jadwal, Korea Selatan akan meluncurkan satelit astronomi pertamanya pada 2030, dilanjutkan dengan pengiriman modul pendarat logistik ke Bulan pada 2040. Puncaknya, pangkalan ekonomi permanen di Bulan akan dibangun pada tahun 2045.
Program ini memperlihatkan visi jangka panjang Korea Selatan sebagai negara yang ingin berperan aktif dalam peradaban global dan kolaborasi luar angkasa internasional.
Sentuhan Humanis untuk Rakyat
Sementara satu langkah maju diarahkan ke luar angkasa, satu langkah lainnya tertuju kuat ke dalam negeri. Pemerintah Korea Selatan juga memastikan bahwa setiap warga negaranya mendapatkan perhatian melalui bantuan ekonomi yang inklusif.
Pemerintah Korsel akan mulai mendistribusikan bantuan tunai kepada seluruh warga negara pada 21 Juli mendatang. Bantuan ini adalah bagian dari strategi pemerintah untuk mendorong konsumsi domestik dan merangsang pertumbuhan ekonomi nasional secara merata.
Langkah ini menyusul disetujuinya anggaran tambahan sebesar 31,8 triliun won (sekitar Rp378,5 triliun) oleh Majelis Nasional, yang menjadi anggaran tambahan pertama di bawah pemerintahan Presiden Lee Jae Myung.
Sesuai rencana, seluruh warga Korea Selatan yang berdomisili di dalam negeri per 18 Juni akan menerima bantuan satu kali sebesar 150 ribu won (sekitar Rp1,7 juta). Dukungan ini diberikan dengan tujuan sederhana: memperkuat daya beli masyarakat sekaligus menjadi dorongan konsumsi yang sehat.
Namun perhatian pemerintah tidak berhenti pada bantuan umum semata. Bagi mereka yang termasuk dalam kategori hampir miskin serta keluarga dengan orang tua tunggal, pemerintah menyediakan bantuan tambahan sebesar 300 ribu won (sekitar Rp3,5 juta). Bahkan untuk penerima manfaat tunjangan hidup dasar, nominal bantuan akan mencapai 400 ribu won (sekitar Rp4,7 juta).
Langkah ini menunjukkan pendekatan berlapis yang diterapkan pemerintah untuk memastikan bantuan tepat sasaran sekaligus berkeadilan.
Meratakan Pertumbuhan Daerah
Salah satu keunggulan program ini adalah kepekaan terhadap isu kesenjangan wilayah. Penduduk yang tinggal di luar wilayah metropolitan seperti Seoul, Gyeonggi, dan Incheon, akan menerima tambahan bantuan sebesar 30 ribu won (sekitar Rp357 ribu).
Kebijakan ini dirancang untuk mengurangi ketimpangan antarwilayah dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata. Selain itu, penduduk dari 84 komunitas pedesaan dan pesisir yang menghadapi penurunan populasi juga akan mendapatkan tambahan insentif sebesar 50 ribu won (Rp525 ribu).
Upaya ini dianggap penting karena banyak daerah terpencil yang memerlukan dukungan khusus agar tidak tertinggal dari pusat-pusat pertumbuhan utama di Korea Selatan.
Tahap Lanjutan Bantuan
Pemerintah juga telah menyiapkan pembayaran tahap kedua yang akan dilaksanakan antara 22 September hingga 31 Oktober. Pada tahap ini, tambahan 100 ribu won (sekitar Rp1,1 juta) akan disalurkan kepada 90 persen warga dengan pendapatan terbawah. Kelayakan penerima akan ditentukan berdasarkan evaluasi premi asuransi kesehatan nasional, dan rincian kriteria akan diumumkan pada bulan September.
Menurut Wakil Menteri Dalam Negeri Kim Min-jae, yang memimpin gugus tugas antar lembaga, pemerintah akan memastikan bahwa program ini dilaksanakan secara efektif dan menyeluruh.
"Kami akan memastikan persiapan menyeluruh untuk peluncuran pembayaran ini sehingga dapat berfungsi sebagai katalisator pemulihan ekonomi dengan meningkatkan konsumsi dan mendukung mereka yang membutuhkan," ujar Kim Min-jae.
Visi Besar dalam Dua Arah
Dua kebijakan besar yang berjalan bersamaan ini eksplorasi luar angkasa dan perlindungan sosial nasional menandakan pendekatan Korea Selatan yang menyeluruh dalam membangun masa depan.
Di satu sisi, Korea Selatan menatap angkasa dengan semangat inovasi dan eksplorasi, namun di sisi lain, tetap membumi dengan menjamin kesejahteraan bagi seluruh warganya.
Dengan strategi ini, Korea Selatan tidak hanya sedang membangun pangkalan ekonomi di Bulan, namun juga sedang memperkuat pondasi solidaritas nasional di Bumi.