Kenali Berat Badan Sesuai Umur Anak dan Cara Meningkatkannya

Bru
Jumat, 18 Juli 2025 | 10:18:40 WIB
berat badan sesuai umur

Berat badan sesuai umur adalah aspek penting yang perlu diperhatikan oleh setiap orangtua dalam memantau tumbuh kembang buah hati. 

Salah satu cara untuk mengetahui apakah pertumbuhan anak berjalan dengan baik adalah dengan rutin mengecek berat badannya. 

Orangtua dapat membawa anak ke layanan kesehatan terdekat, seperti Posyandu atau Puskesmas, secara berkala setiap bulan. 

Melalui pemeriksaan rutin ini, angka pasti berat badan anak akan terlihat dan dapat dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan berdasarkan usia. 

Dari sini pula, orangtua bisa mengetahui apakah pertumbuhan anak termasuk normal, kurang, atau justru berlebih. 

Dengan begitu, langkah yang tepat dapat segera diambil jika ditemukan indikasi penyimpangan dalam perkembangan. Semua ini bertujuan agar anak bisa mencapai berat badan sesuai umur yang ideal dan sehat.

Berat Badan Sesuai Umur Anak

Memantau perkembangan berat badan merupakan hal penting yang perlu dilakukan agar si kecil dapat mencapai pertumbuhan yang optimal. 

Pemantauan ini juga berguna untuk mendeteksi apakah terjadi percepatan atau justru perlambatan dalam proses tumbuh kembangnya. 

Sebagai orangtua, kamu bisa mendukung peningkatan berat badan anak dengan memberikan berbagai fasilitas dan kebutuhan yang mendorong pertumbuhan secara sehat.

Meskipun berat badan anak tampak serupa dengan teman sebayanya, bukan berarti perkembangan fisik mereka juga berjalan dengan kecepatan yang sama. 

Kondisi ini memperlihatkan bahwa setiap anak memiliki ritme pertumbuhan yang berbeda, tidak selalu lebih cepat atau lebih lambat dibanding yang lain. 

Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami standar berat badan sesuai umur sebagai acuan pertumbuhan yang ideal. Berikut ini penjelasan lengkapnya berdasarkan kelompok usia.

1. Anak Usia 1–2 Tahun

Pada rentang usia ini, kenaikan berat badan anak tidak secepat ketika mereka masih bayi hingga usia satu tahun. 

Berdasarkan informasi dari Healthy Children, peningkatan berat badan rata-rata hanya berkisar antara 1,4 hingga 2,3 kilogram selama satu tahun penuh.

Untuk anak perempuan, bobot tubuh yang tergolong ideal berada di angka 8,9 hingga 11,5 kilogram. Sedangkan untuk anak laki-laki, berat idealnya berkisar antara 9,6 hingga 12,2 kilogram.

2. Anak Usia 2–3 Tahun

Pertumbuhan berat badan anak di usia ini tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Walaupun tidak mengalami lonjakan yang signifikan, angkanya tetap termasuk dalam kategori wajar. 

Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memperhatikan asupan gizi yang mendukung perkembangan si kecil.

Untuk anak perempuan, berat tubuh yang dianggap sehat berkisar antara 11,5 hingga 13,9 kilogram. Sementara itu, anak laki-laki idealnya memiliki bobot antara 12,2 hingga 14,3 kilogram.

3. Anak Usia 3–4 Tahun

Ketika memasuki usia tiga hingga empat tahun, peningkatan berat badan anak cenderung stabil seperti sebelumnya. Umumnya, kenaikan bobot pada tahap ini berkisar sekitar 1,5 kilogram dalam satu tahun.

4. Anak Usia 4–5 Tahun

Di usia ini, anak mulai lebih aktif secara fisik karena mereka sangat menikmati aktivitas bergerak dan bermain. Peningkatan berat badan yang normal pada usia ini berkisar sekitar dua kilogram dalam waktu setahun.

Berikut ini adalah detail berat badan ideal untuk anak usia satu hingga lima tahun, mengacu pada data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Jika berat badan anak berada di bawah batas yang disebutkan, hal itu dapat mengindikasikan bahwa perkembangan fisiknya belum mencapai standar yang optimal.

Sebaliknya, apabila bobot tubuh anak melebihi angka yang ditetapkan, hal tersebut bisa menjadi sinyal adanya masalah seperti kelebihan berat badan atau bahkan obesitas.

Apabila penurunan berat badan berlangsung secara terus-menerus, hal itu bisa menunjukkan adanya gangguan dalam proses tumbuh kembang atau adanya kondisi medis yang memerlukan perhatian lebih lanjut.

Faktor yang Membuat Berat Badan Anak Susah Naik

Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab anak mengalami masalah dalam hal makan, seperti:

  • Kebiasaan hanya mau mengonsumsi makanan tertentu (picky eater)
  • Rasa tertekan atau stres, bisa disebabkan oleh suasana baru yang tidak membuat nyaman
  • Gangguan makan yang berkaitan dengan kemampuan sensorik anak

Mengutip dari Kids Health, faktor keturunan memiliki peran besar dalam membentuk kondisi fisik anak, termasuk berat badannya. 

Jika ada anggota keluarga, termasuk orang tua, yang memiliki tubuh cenderung besar atau gemuk, kemungkinan anak juga akan menunjukkan pola tubuh yang serupa.

Sebaliknya, apabila keluarga memiliki riwayat tubuh mungil, maka besar kemungkinan anak pun akan memiliki postur yang tidak terlalu besar dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.

Walaupun tubuh anak terlihat lebih gemuk atau justru lebih kurus dibandingkan dengan teman-temannya, selama hal itu sejalan dengan faktor keturunan, maka kondisi tersebut tetap tergolong sehat. 

Biasanya, ketika anak memasuki masa pubertas, baik tinggi maupun berat badannya akan berkembang dan menyesuaikan dengan usia mereka.

Cara Meningkatkan Berat Badan Anak Balita

Melihat anak memiliki berat badan di bawah standar wajar seringkali memicu rasa cemas pada orang tua. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membantu meningkatkan berat badan si kecil agar kembali ke angka yang sehat.

1. Sajikan Makanan dengan Kandungan Kalori Tinggi

Jika anak sulit makan namun ingin berat badannya naik, cobalah menyediakan pilihan makanan dan camilan yang padat kalori. Namun, perlu diingat, memberikan makanan seperti permen, kue, atau keripik secara sembarangan bukanlah solusi. 

Sebagai alternatif, kamu bisa menyiapkan menu seperti spaghetti carbonara atau mac and cheese yang tinggi kandungan lemak. 

Tambahan seperti mentega pada roti atau taburan keju juga bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan asupan kalori. 

Beberapa camilan sehat berkalori tinggi seperti pisang, alpukat, madu, dan makanan instan yang memang diformulasikan untuk balita juga bisa menjadi pilihan.

2. Perhatikan Kualitas Makanan Lebih dari Jumlahnya

Ketika anak masih bayi, orang tua biasanya lebih fokus pada seberapa banyak susu atau makanan yang dikonsumsi. Namun, ketika anak sudah beranjak menjadi balita, penting untuk menggeser fokus tersebut ke kualitas gizi yang diberikan. 

Memberikan makanan bernutrisi yang seimbang lebih penting daripada hanya memastikan porsi makan yang besar. 

Bukan berarti semua camilan harus dihentikan, tapi berikan jeda antar waktu makan seperti yang disarankan oleh Stephanie Walsh MD dari Children’s Healthcare of Atlanta, agar si kecil tidak merasa dipaksa untuk terus makan.

3. Tambahkan Asupan Vitamin

Memberikan vitamin seperti A, C, D, dan zat besi bisa membantu meningkatkan nafsu makan serta mendukung pertambahan berat badan anak. Zat besi, secara khusus, memiliki peran penting dalam menstimulasi nafsu makan. 

Tapi tetap perlu berhati-hati, karena kelebihan zat besi bisa mengganggu penyerapan mineral lain dalam tubuh dan menyebabkan sembelit. Maka dari itu, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum memberikan suplemen apapun.

4. Sajikan Porsi Sesuai Usia Anak

Bagaimana tahu takaran makan yang tepat? Mengacu pada panduan dari Family Doctor, anak bisa diberikan satu sendok makan makanan per tahapan usianya. Misalnya, anak usia 4 tahun bisa diberi 4 sendok makan orang dewasa tiap kali makan. 

Memberi porsi kecil justru bisa membuka peluang bagi anak untuk meminta tambahan, dan ini dapat membantu peningkatan berat badan secara perlahan namun efektif.

5. Biarkan Anak Makan Secara Mandiri

Sejak usia 1 tahun, anak biasanya mulai tertarik untuk makan sendiri. Kamu bisa melibatkan mereka dalam menyiapkan makanannya, seperti mengambil sendok, menuang makanan ke piring, atau menyuapkan ke mulut mereka sendiri. 

Hindari memaksa anak makan, karena hal ini bisa menimbulkan trauma dan menyebabkan anak menolak makan. Lebih baik, ciptakan suasana yang menyenangkan saat makan agar anak merasa nyaman dan termotivasi untuk makan lebih banyak.

6. Jangan Terlalu Berharap Berat Badan Cepat Naik

Hasil dari usaha menaikkan berat badan anak tidak akan langsung terlihat dalam waktu singkat. Sebaiknya, hindari menaruh ekspektasi yang berlebihan agar tidak menimbulkan tekanan berlebih pada diri sendiri. 

Dalam beberapa kasus, penurunan berat badan bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti aktivitas fisik yang terlalu tinggi atau adanya masalah kesehatan.

Jika anak tetap makan dengan baik namun berat badannya terus menurun, atau jika ada masalah pencernaan, segera periksakan ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

Pilihan Makanan yang Sehat untuk Balita

Ketika anak memasuki usia 1 tahun ke atas, variasi makanan yang bisa diberikan semakin beragam dan mulai bisa mengikuti menu keluarga. Meski demikian, penting bagi orang tua untuk tetap selektif dalam memilih asupan yang tepat. 

Makanan yang diberikan harus tetap diawasi agar kebutuhan nutrisi dan gizi anak tetap terpenuhi untuk mendukung pertumbuhannya.

Menurut Kids Health, kebutuhan gizi pada usia balita dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, aktivitas fisik, dan ukuran tubuh. Namun secara umum, balita membutuhkan antara 1000 hingga 1400 kalori per hari.

Berikut ini adalah panduan umum yang dapat dijadikan acuan dalam menyusun menu harian untuk mendukung pertambahan berat dan tinggi badan balita.

Lalu, bagaimana dengan anak yang baru menginjak usia 1 tahun? Dalam sumber yang sama, disebutkan bahwa usia 1 hingga 2 tahun merupakan masa anak belajar mengenal rasa dan tekstur makanan baru. 

Oleh karena itu, meski bisa menggunakan panduan makan untuk anak usia 2 tahun, penggunaannya sebaiknya dilakukan secara perlahan. 

Penyesuaian bisa dimulai dengan mengurangi porsi dari panduan tersebut agar sesuai dengan masa adaptasi anak terhadap jenis makanan baru.

Untuk mengetahui makanan apa saja yang baik dikonsumsi oleh balita, berikut ini ulasan lengkapnya:

1. Sayuran dan Buah

Sayur dan buah merupakan sumber serat, vitamin, dan mineral yang sangat penting untuk anak. Mengenalkan beragam jenis buah dan sayur sejak dini akan membantu mencegah gangguan pertumbuhan di kemudian hari.

Baik itu dalam bentuk segar, beku, kalengan, maupun kering, pastikan sayur dan buah selalu hadir dalam menu harian anak.

Setiap jenis memiliki kandungan nutrisi yang berbeda, sehingga semakin bervariasi konsumsi anak, semakin lengkap pula nutrisinya. 

Tidak perlu khawatir jika anak hanya menyukai satu atau dua jenis pada awalnya, karena itu adalah bagian dari proses mengenal rasa. 

Cobalah menyajikan dalam bentuk menarik, misalnya sayur berkuah jernih atau dibuat sup yang lembut agar mudah dikonsumsi.

2. Sumber Karbohidrat

Karbohidrat memberikan energi, nutrisi, dan serat yang dibutuhkan balita. Makanan seperti nasi, pasta, roti, kentang, ubi, dan sereal merupakan contoh yang biasanya disukai anak-anak. 

Untuk variasi yang lebih sehat, orang tua dapat mulai mengenalkan makanan dari biji-bijian utuh seperti roti gandum, nasi merah, dan pasta whole grain, terutama setelah anak berusia dua tahun.

Pada usia di bawah dua tahun, jenis biji-bijian ini sebaiknya belum diberikan karena bisa menyebabkan anak merasa kenyang lebih cepat dan mengurangi asupan kalori serta nutrisi yang diperlukan. 

Setelah usia dua tahun, makanan berbahan dasar biji utuh bisa diberikan secara bertahap menyesuaikan pola makan anak.

3. Susu dan Olahannya

Susu dan produk turunannya yang tinggi lemak merupakan sumber kalsium utama yang membantu perkembangan tulang dan gigi balita. Susu juga mengandung vitamin A yang penting untuk daya tahan tubuh, penglihatan, dan kesehatan kulit.

Pada usia balita (1-5 tahun), susu formula atau ASI bisa mulai diganti dengan susu UHT. Berdasarkan anjuran dari laman resmi NHS, orang tua bisa memberikan sekitar 350 ml susu UHT setiap harinya. 

Bila anak kurang tertarik minum susu, kalsium tetap bisa dipenuhi lewat makanan seperti keju dan yoghurt.

Namun, penting untuk memperhatikan reaksi tubuh anak terhadap konsumsi susu, terutama jika muncul tanda alergi atau gangguan pencernaan. 

Untuk produk seperti keju, pastikan menggunakan jenis yang sudah melalui proses pasteurisasi guna menghindari infeksi bakteri seperti listeria yang dapat berdampak buruk pada kesehatan balita.

4. Sumber Protein dan Zat Besi

Protein dan zat besi adalah dua nutrisi yang sangat dibutuhkan selama masa pertumbuhan anak. Berikan asupan yang kaya kandungan ini setidaknya sekali dalam sehari.

Beberapa pilihan yang bisa diberikan antara lain daging ayam, ikan, telur, kacang polong, kacang hijau, tahu, dan tempe. 

Anak juga bisa mulai dikenalkan pada ikan laut yang kaya manfaat, dengan catatan tidak melebihi batas konsumsi yang dianjurkan agar tetap aman dari risiko kesehatan.

Sebagai penutup, menjaga berat badan sesuai umur sangat penting agar tumbuh kembang anak berjalan optimal dan kesehatannya tetap terjaga sejak dini hingga dewasa nanti.

Terkini