Kelas Internasional UGM Cetak Pemimpin Global

Selasa, 15 Juli 2025 | 09:17:12 WIB
Kelas Internasional UGM Cetak Pemimpin Global

JAKARTA - Suasana hangat penuh semangat terasa di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) saat Global Summer Week 2025 resmi dibuka. Acara tahunan berskala internasional ini kembali menghadirkan sosok inspiratif, Anies Baswedan, sebagai pembicara tamu. Dihadiri 65 mahasiswa dari 11 negara yang berasal dari sembilan universitas mitra global, forum ini menjadi ruang temu antarbangsa yang membahas berbagai tantangan dunia melalui pendekatan kolaboratif.

Dalam sesi kuliah tamu yang digelar, Anies Baswedan membagikan pandangannya mengenai pentingnya kepemimpinan berbasis narasi atau narrative leadership. Pemimpin, menurut Anies, bukan hanya mereka yang menyampaikan data dan fakta, tetapi juga mampu menggerakkan hati dan semangat banyak orang untuk ikut terlibat dalam penyelesaian masalah.

“Data, menyampaikan fakta, serta narasi yang bermakna tentu bisa membuat orang terpanggil bukan semata-mata karena informasi tetapi terpanggil karena emosinya tersentuh,” ujar Anies, yang merupakan alumnus FEB UGM.

Konsep kepemimpinan ini dinilai relevan dengan tantangan-tantangan global yang membutuhkan aksi kolektif. Ia mencontohkan isu lingkungan hidup sebagai persoalan lintas sektor yang tidak bisa ditangani secara sektoral. Di sinilah menurutnya peran narrative leadership menjadi penting untuk membangkitkan rasa tanggung jawab dari individu sampai lembaga, dari rumah tangga hingga pemerintah.

“Saya kira ini penting memanggil rasa untuk terlibat supaya semua terpanggil untuk terlibat karena masalah lingkungan hidup tidak mungkin hanya diselesaikan oleh negara, korporasi, atau civil society tetapi oleh rumah tangga-rumah tangga semua atau oleh pribadi-pribadi,” tegas Anies.

Lebih lanjut, Anies menegaskan pentingnya keterlibatan emosional dalam proses kepemimpinan. Dalam menghadapi masalah global yang semakin kompleks, ia mendorong munculnya pemimpin-pemimpin yang tidak hanya berpikir strategis, tetapi juga mampu menggugah dan mengajak berbagai pihak untuk terlibat aktif dalam perubahan.

Global Summer Week 2025 bukan hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga sarana konkret membentuk pemahaman kolektif lintas budaya dan negara. Selama dua minggu ke depan, para peserta akan diajak menyelami berbagai persoalan global dari sudut pandang ekonomi, sosial, dan lingkungan. FEB UGM bekerja sama dengan Nanyang Technological University, Singapura, dan University of Canterbury, Selandia Baru, dalam pelaksanaan program internasional ini.

Dekan FEB UGM, Prof. Didi Achjari, menjelaskan bahwa para peserta akan menjalani proses pembelajaran kolaboratif yang intens. Mereka tidak hanya berdiskusi, tetapi juga ditantang untuk menyusun solusi terhadap persoalan nyata dengan pendekatan inovatif dan praktis.

“Selama dua minggu para peserta yang notabene adalah para mahasiswa dari seluruh dunia akan terlibat dalam eksplorasi dan pemecahan masalah bersama, mencari solusi yang tidak hanya valid secara teoritis tetapi juga relevan secara praktis,” ujarnya.

Dengan mengangkat tema Model Bisnis Inovatif untuk Masa Depan yang Berkelanjutan dan Inklusif, program ini mendorong keterlibatan aktif mahasiswa dalam menciptakan model-model ekonomi yang berpihak pada masyarakat dan menjaga lingkungan. Semangat ini selaras dengan nilai-nilai UGM yang sejak lama dikenal sebagai kampus kerakyatan dan memiliki perhatian tinggi terhadap keberlanjutan.

“Di FEB UGM, kami percaya bahwa pendidikan internasional memainkan peran penting dalam membentuk pemimpin masa depan yang tidak hanya terampil, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial, berempati, dan berorientasi global,” tambah Prof. Didi.

Program Global Summer Week menjadi ruang pertemuan gagasan dari berbagai negara, serta memperkuat semangat toleransi dan kolaborasi antarbangsa. Di tengah dunia yang terus berubah dan saling terhubung, pembentukan pemimpin dengan wawasan global serta kepekaan sosial menjadi krusial. Maka dari itu, tidak heran jika kuliah tamu dan dialog lintas budaya seperti ini menjadi bagian penting dalam pembelajaran abad ke-21.

Prof. Didi juga menekankan bahwa Global Summer Week lebih dari sekadar kegiatan akademis. Ia menjadi forum yang membuka ruang refleksi kolektif, dialog lintas disiplin, serta interaksi budaya yang memperkaya pemahaman peserta.

“Program ini lebih dari sekadar pertemuan akademis, namun sebagai ruang dialog yang bermakna, pertukaran antarbudaya, dan pembelajaran kolaboratif,” tuturnya.

FEB UGM sebagai tuan rumah berharap bahwa semua peserta dapat membawa pulang pengalaman yang tidak hanya berkesan, tetapi juga menginspirasi mereka dalam mengambil peran nyata di komunitasnya masing-masing. Dalam penutupan sambutannya, Prof. Didi menyampaikan harapan agar kepedulian global terhadap isu-isu kemanusiaan dan lingkungan bisa tumbuh dari ruang-ruang seperti ini.

“Saya berharap semua peserta bisa mendapatkan pengalaman yang menarik, bermanfaat, dan menyenangkan selama Global Summer Week 2025,” pungkasnya.

Melalui kegiatan ini, kepemimpinan berbasis nilai dan kolaborasi global tidak hanya menjadi wacana, tetapi dipraktikkan dan dialami langsung oleh generasi muda dari berbagai negara. Di tangan merekalah masa depan dunia akan dititipkan, dan dari ruang kelas internasional inilah benih-benih pemimpin yang menggerakkan mulai tumbuh.

Terkini