Belanja Online Ubah Wajah Pasar Tradisional

Senin, 14 Juli 2025 | 16:18:41 WIB
Belanja Online Ubah Wajah Pasar Tradisional

JAKARTA - Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin mengandalkan teknologi telah memberikan dampak signifikan terhadap dinamika pasar tradisional. Fenomena ini mulai dirasakan para pedagang di Pasar Kliwon, Kudus, yang melihat bagaimana preferensi belanja online mulai menggeser kebiasaan lama berbelanja langsung ke pasar.

Pasar Kliwon, yang dahulu dikenal sebagai salah satu pusat aktivitas jual beli paling ramai di Kudus, kini menghadapi tantangan baru. Deretan kios yang menjajakan kebutuhan pokok, termasuk bawang merah, kini tampak lebih lengang dibandingkan masa-masa sebelumnya. Salah satu pedagang bawang merah, Munik, mengungkapkan bahwa pergeseran perilaku konsumen menjadi salah satu penyebab utama turunnya jumlah pembeli yang datang langsung ke pasar.

“Kunjungan nyaris merosot sejak platform belanja online mulai dipilih konsumen karena kepraktisan dan fleksibilitasnya,” ujar Munik saat ditemui di kiosnya.

Menurutnya, meskipun harga bawang merah yang ditawarkan masih cukup kompetitif yakni Rp 50.000 per kilogram untuk ukuran besar dan Rp 40.000 per kilogram untuk ukuran kecil namun itu belum cukup menarik kembali pembeli ke pasar. Kini, masyarakat cenderung memilih belanja dari rumah menggunakan aplikasi.

“Sekarang pembeli lebih memilih belanja online daripada belanja di pasar, makanya pasar jadi sepi,” tambahnya.

Fenomena ini tidak hanya berdampak pada pedagang bawang merah. Sejumlah pedagang lain yang menjual bahan pokok pun mulai merasakan dampak serupa. Persediaan barang yang melimpah tidak kunjung terjual, karena permintaan yang semakin kecil di lapak fisik. Para pedagang pun mulai menyadari pentingnya mencari cara baru untuk tetap menjangkau pelanggan.

Namun, perubahan ini juga membuka peluang baru yang tak kalah menjanjikan. Semangat untuk tetap relevan di tengah arus digitalisasi mendorong munculnya inovasi dari kalangan muda Kudus. Mereka melihat bahwa tantangan yang dihadapi pasar tradisional dapat diatasi dengan pendekatan teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

Salah satu wujud inovasi itu adalah lahirnya platform Mider, aplikasi buatan anak muda Kudus yang bertujuan untuk menjembatani kebutuhan belanja masyarakat dengan pedagang Pasar Kliwon. Melalui aplikasi ini, pembeli dapat memilih produk dari pasar tradisional, termasuk bawang merah dan sembako lainnya, kemudian memesannya secara online tanpa harus meninggalkan rumah.

Kehadiran Mider menjadi harapan baru bagi para pedagang seperti Munik. Ia dan sejumlah rekan sesama pedagang mulai mencoba beradaptasi dengan model belanja modern ini, dengan tetap menawarkan keunggulan yang hanya dimiliki pasar tradisional seperti kualitas barang yang segar, harga yang bisa dinegosiasikan, hingga suasana interaksi yang hangat.

“Kami berharap masyarakat kembali sadar bahwa belanja di pasar itu punya keunikan tersendiri. Barang-barangnya segar, bisa tawar-menawar, dan kita juga membantu pedagang kecil seperti kami untuk tetap bertahan,” ujar Munik.

Digitalisasi seperti yang ditawarkan Mider tak hanya bertujuan menyelamatkan para pedagang dari penurunan omzet, tetapi juga memberi ruang kolaborasi antara teknologi dan tradisi. Dalam jangka panjang, hal ini diharapkan mampu menjaga eksistensi pasar tradisional sebagai bagian dari denyut ekonomi lokal, sembari mengikuti perkembangan zaman yang semakin terdigitalisasi.

Lebih jauh, adopsi teknologi oleh pelaku pasar tradisional juga menjadi langkah strategis dalam memperluas jangkauan bisnis mereka. Tidak sedikit pedagang yang mulai terbuka terhadap gagasan promosi lewat media sosial, menerima pembayaran digital, hingga menjalin kerja sama dengan layanan pengantaran barang. Perubahan ini menandai transformasi pasar rakyat ke arah yang lebih adaptif dan inklusif.

Keberadaan aplikasi seperti Mider juga memberikan alternatif solusi yang saling menguntungkan. Konsumen tetap bisa mendapatkan kenyamanan belanja online, sementara pedagang pasar tidak kehilangan pelanggan. Dengan demikian, ekosistem ekonomi lokal tetap terjaga.

Transformasi ini juga sejalan dengan semangat penguatan ekonomi kerakyatan yang didorong oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan komunitas digital di Kudus. Program pelatihan digital, pendampingan UMKM, dan sosialisasi penggunaan teknologi menjadi bagian penting dari upaya bersama untuk menjadikan pasar tradisional lebih tangguh di era modern.

Bagi Munik dan pedagang lainnya, masa depan Pasar Kliwon tak harus suram di tengah gempuran e-commerce. Selama ada semangat untuk beradaptasi, kolaborasi, dan inovasi, mereka yakin bahwa denyut kehidupan pasar tetap bisa dijaga, meski dengan wajah yang berbeda dari masa lalu.

Terkini