JAKARTA - Langkah nyata yang diambil Gubernur Riau (Gubri), Abdul Wahid, kembali memperlihatkan komitmennya dalam meningkatkan pelayanan publik di bidang keagamaan. Inisiatifnya yang bertujuan memudahkan warga Riau dalam menunaikan ibadah umrah kini terealisasi lewat pembukaan rute penerbangan langsung dari Pekanbaru ke Jeddah tanpa transit.
Program ini menjadi bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap kenyamanan masyarakat, sekaligus menandai babak baru dalam sejarah penerbangan umrah di wilayah Riau. Penerbangan perdana tanpa transit tersebut sukses diberangkatkan dari Bandara Sultan Syarif Kasim II, membawa 210 jamaah sebagai rombongan pertama untuk musim umrah 1447 Hijriah tahun 2025-2026.
“Alhamdulillah hari ini perdana kita terbangkan jemaah umrah dari Pekanbaru hingga Jeddah tanpa transit,” ucap Wahid penuh syukur.
Langkah ini bukan sekadar pembukaan jalur udara baru, melainkan bagian dari upaya panjang dan intensif. Gubernur Wahid telah melakukan koordinasi langsung dengan pihak maskapai, terutama Lion Air, guna mengupayakan rute penerbangan yang lebih efisien dan nyaman. Ia memahami betul betapa perjalanan yang panjang dan melelahkan bisa berdampak pada kondisi fisik dan spiritual jamaah.
“Beberapa bulan yang lalu saya sudah berkomunikasi dengan Pak Rusdi pemilik Lion Air, saya minta agar ada rute penerbangan langsung dari Pekanbaru hingga Jeddah. Alhamdulillah pihak maskapai menyanggupi,” jelasnya.
Respons cepat dari pihak maskapai menunjukkan bahwa sinergi antara pemerintah daerah dan sektor swasta dapat menghasilkan perubahan signifikan yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Usulan Gubernur Riau diterima dengan baik, hingga pada akhirnya diproses dan direalisasikan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Bagi masyarakat Riau, pembukaan jalur ini merupakan solusi dari berbagai kendala yang selama ini dihadapi. Sebelumnya, untuk bisa sampai ke Tanah Suci, jamaah harus melalui rute yang panjang dengan beberapa kali transit di kota lain. Hal ini tidak hanya menguras tenaga dan waktu, tetapi juga seringkali menyebabkan kelelahan fisik yang bisa mengganggu kekhusyukan dalam beribadah.
Kini, lewat penerbangan langsung ini, perjalanan menjadi jauh lebih efisien. Dengan durasi sekitar tujuh jam, jamaah bisa sampai di Jeddah tanpa perlu berpindah-pindah pesawat dan menunggu di bandara selama berjam-jam. Menurut Gubri Wahid, hal ini memberi kenyamanan yang sangat berarti, terutama bagi jamaah lanjut usia.
“Kita ingin agar jemaah tak banyak transit, karenakan kalau transit itu melelahkan bagi mereka. Penerbangan kali ini langsung satu hari sampai, jadi berangkat pagi ini jam 11 siang, nanti jam 6 sore sudah sampai di Jeddah. Sehingga tak banyak waktu mereka yang hilang,” terang Wahid.
Program ini juga diharapkan mampu memberikan efek domino yang positif bagi daerah. Selain mendukung sektor keagamaan, penerbangan langsung ini membuka peluang pengembangan layanan perjalanan ibadah, baik dari segi biro perjalanan, sektor perhotelan, hingga aktivitas ekonomi pendukung lainnya.
Tak hanya berhenti pada satu kali penerbangan, Gubri Wahid menegaskan bahwa penerbangan langsung ini akan dijadwalkan secara rutin. Targetnya, keberangkatan akan dilakukan setiap pekan sehingga semakin banyak warga Riau yang bisa berangkat umrah tanpa harus menghadapi tantangan perjalanan panjang.
“Rencananya nanti akan ada penerbangan seminggu sekali. Jadi dalam sebulan kita bisa memberangkatkan hampir seribu orang,” kata Wahid optimistis.
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa langkah-langkah konkret yang dilakukan pemerintah daerah dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Gubri Wahid memandang pencapaian ini sebagai bagian dari visi pembangunan spiritual dan bukan hanya pencapaian administratif semata. Ia ingin menjadikan Riau bukan hanya maju dalam hal pembangunan fisik dan ekonomi, tetapi juga hadir sebagai provinsi yang mendukung kebutuhan rohani warganya.
Menurutnya, akses yang mudah dalam menjalankan ibadah harus menjadi perhatian pemerintah daerah. Melalui langkah ini, ia ingin memastikan bahwa nilai-nilai pelayanan publik mencakup dimensi keagamaan dan spiritual, bukan sekadar pembangunan infrastruktur atau layanan administratif biasa.
Program ini juga menunjukkan bahwa keberhasilan tidak selalu lahir dari proyek-proyek besar dengan anggaran fantastis. Terkadang, keberhasilan justru hadir dari kepekaan pemimpin terhadap kebutuhan nyata masyarakat dan kemauan untuk menjalin kerja sama strategis.
“Ini bukan soal kebijakan semata, tetapi tentang hadirnya pemerintah di tengah masyarakat untuk memberikan solusi langsung. Kami ingin masyarakat Riau merasa dipermudah dalam beribadah, dan ini adalah salah satu bentuk wujud nyata dari komitmen itu,” pungkas Wahid.
Melalui pembukaan penerbangan langsung Pekanbaru hingga Jeddah, Riau tak hanya meningkatkan konektivitas antarwilayah, tetapi juga membuka jalan bagi masyarakat untuk memperkuat dimensi spiritualitas mereka. Program ini menjadi simbol bahwa pelayanan publik bisa menyentuh sisi yang paling dalam dari kehidupan masyarakat — ibadah yang khusyuk, nyaman, dan penuh makna.
Dengan demikian, penerbangan umrah tanpa transit ini bukan sekadar pengurangan waktu tempuh, melainkan langkah strategis yang menyatukan semangat pelayanan, keberpihakan pada rakyat, dan kemajuan daerah secara utuh.