Tekno Gabungkan AI dan Bioteknologi

Sabtu, 12 Juli 2025 | 16:47:59 WIB
Tekno Gabungkan AI dan Bioteknologi

JAKARTA - Upaya pemerintah dalam memajukan sektor kesehatan nasional kembali mendapat penguatan melalui pendekatan teknologi. Kali ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI membangun kolaborasi strategis dengan dua institusi pendidikan tinggi terkemuka di bidang teknologi, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Del (IT Del). Kerja sama tersebut resmi dimulai melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang digelar di Kampus IT Del, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.

Turut hadir dalam kegiatan ini Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, serta Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan. Mereka secara langsung menyaksikan proses penandatanganan MoU yang menjadi awal dari sinergi lintas sektor dalam pengembangan teknologi kecerdasan artifisial (AI) dan bioteknologi di bidang kesehatan.

Melalui momentum ini, Kemenkes menunjukkan keseriusannya dalam membangun sistem kesehatan nasional yang modern, berbasis data, serta memanfaatkan teknologi terdepan. Penandatanganan MoU ini juga menjadi penegasan bahwa transformasi digital dan bioteknologi menjadi pilar utama dalam strategi kesehatan ke depan.

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan L. Rizka Andalusia mewakili Kemenkes dalam penandatanganan tersebut. Sementara itu, ITB diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Prof. Lavi Rizki Zuhal, dan dari IT Del oleh Rektor Arnaldo Marulitua Sinaga.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pentingnya membangun kemandirian teknologi di dalam negeri. Ia menekankan bahwa Indonesia perlu memperkuat kapabilitasnya dalam menciptakan solusi teknologi sendiri, terutama di sektor kesehatan. "Kita tidak bisa terus bergantung pada teknologi dari luar. Kita harus mulai membangun inovasi sendiri, terutama di bidang kesehatan yang sangat strategis," ujar Menkes Budi.

Dalam pernyataannya, Budi menggambarkan potensi besar pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan untuk mengolah data kesehatan secara cerdas. Menurutnya, jika data nasional bisa diintegrasikan dengan teknologi AI, hasilnya dapat sangat signifikan bagi peningkatan layanan kesehatan publik. "Bayangkan jika kita bisa memanfaatkan data kesehatan nasional secara cerdas, lalu kita kombinasikan dengan teknologi AI, hasilnya akan luar biasa untuk peningkatan layanan kesehatan masyarakat," jelasnya.

Isi dari MoU ini mencakup berbagai aspek penting, mulai dari kegiatan riset dan pengembangan, pemanfaatan data dan informasi kesehatan, hingga pengelolaan material hayati dalam kerangka riset bioteknologi. Selain itu, kerja sama ini juga akan menyentuh aspek pemanfaatan fasilitas dan infrastruktur milik masing-masing institusi.

MoU ini bukan hanya simbol kerja sama, tetapi juga langkah nyata dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang teknologi. Hal ini mencakup pelatihan, pengembangan kompetensi, hingga penciptaan ekosistem riset dan inovasi yang berkelanjutan.

Menkes Budi pun melihat kerja sama ini sebagai bentuk investasi jangka panjang yang akan memberi dampak besar dalam kesiapan Indonesia menghadapi berbagai tantangan kesehatan global. "Hal ini merupakan investasi jangka panjang. Kalau bisa mengembangkan kapasitas SDM di bidang AI dan biotek, maka Indonesia punya masa depan yang jauh lebih siap dalam menghadapi tantangan kesehatan global," lanjutnya.

Dalam kerja sama ini, prinsip etika dan transparansi juga mendapat penekanan kuat. Menkes menegaskan bahwa pelaksanaan seluruh aktivitas dalam kerja sama ini harus menjunjung tinggi kepercayaan publik, dan menghindari segala bentuk penyimpangan. "Semua kerja sama ini harus dilakukan dengan itikad baik, untuk kepentingan rakyat Indonesia. Jangan sampai ada konflik kepentingan atau penyalahgunaan data," tegas Menkes Budi.

Seluruh aktivitas kerja sama ini juga akan mengikuti aturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, aspek legalitas dan kepatuhan tetap menjadi bagian penting dalam pelaksanaan nota kesepahaman ini.

Kehadiran ITB dan IT Del sebagai mitra strategis menandai pentingnya sinergi antara pemerintah dan institusi pendidikan tinggi dalam membangun inovasi. Menurut Budi, kerja sama ini diharapkan menjadi perintis bagi inisiatif serupa di masa depan, sehingga semakin banyak institusi pendidikan yang terlibat dalam mendukung transformasi sistem kesehatan nasional. Budi berharap, kolaborasi ini menjadi awal dari banyak kerja sama serupa antara Kemenkes dan lembaga pendidikan tinggi lain di tanah air.

Langkah Kemenkes dalam menggandeng institusi riset dan pendidikan dinilai tepat dan progresif. Dalam era teknologi seperti saat ini, membangun ekosistem inovasi kesehatan berbasis AI dan bioteknologi tidak lagi menjadi pilihan, tetapi sebuah keharusan untuk menjawab berbagai tantangan kesehatan secara cepat, tepat, dan efisien.

Dengan kerja sama ini, Indonesia semakin memperkuat fondasi teknologinya di bidang kesehatan, sekaligus membuka peluang besar untuk mencetak inovator-inovator muda dari dalam negeri. Investasi dalam riset dan pengembangan teknologi bukan hanya akan meningkatkan kualitas layanan kesehatan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi dan sosial yang luas.

Sinergi antara Kemenkes, ITB, dan IT Del ini menjadi gambaran kolaborasi yang harmonis antara pemerintah, akademisi, dan pelaku riset demi mewujudkan sistem kesehatan yang cerdas, mandiri, dan berdaya saing tinggi.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai kerja sama ini atau kegiatan Kemenkes lainnya, masyarakat dapat menghubungi layanan Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email kontak  @kemkes.go.id.

Terkini