Pengertian Ligamen, Penyakit, Pemulihan, dan Penanganannya

Bru
Jumat, 11 Juli 2025 | 10:56:29 WIB
pengertian ligamen

Pengertian ligamen adalah jaringan berserat yang berperan penting menghubungkan satu tulang dengan tulang lain dalam tubuh manusia.

Ligamen dan tendon merupakan dua jenis jaringan yang kerap dibicarakan karena keduanya memiliki struktur yang menyerupai dan sama-sama rentan mengalami cedera. 

Meskipun secara tampilan tampak serupa, keduanya sebenarnya berbeda baik dari segi lokasi maupun fungsi dalam sistem gerak tubuh.

Beberapa jaringan seperti tulang, otot, tendon, dan ligamen saling bekerja sama untuk memungkinkan tubuh bergerak dengan baik. 

Seperti halnya tendon, ligamen juga tergolong jaringan yang mudah mengalami kerusakan atau cedera, terutama saat tubuh bergerak secara tidak tepat atau mengalami tekanan berlebih. 

Hal ini karena bentuk ligamen yang berserat membuatnya rawan terhadap robekan atau ketegangan. Walaupun sering disamakan, fungsi tendon dan ligamen berbeda. 

Tendon berperan menghubungkan otot ke tulang, sedangkan ligamen mengikat tulang dengan tulang lainnya demi menjaga stabilitas sendi. 

Pertanyaannya, sebenarnya pengertian ligamen itu apa dan gangguan apa saja yang bisa terjadi pada jaringan ini? Penjelasan lengkapnya akan membuka pemahaman lebih dalam mengenai peran penting ligamen dalam tubuh.

Pengertian Ligamen

Pengertian ligamen merujuk pada jaringan berserat yang kokoh, tebal, namun tetap lentur. Jaringan ini kaya akan kolagen dan umumnya terletak di sekitar sendi, seperti di bahu, lutut, pergelangan kaki, dan persendian lainnya. 

Ligamen terbentuk dari sel berbentuk gelondong yang disebut fibrosit, dengan komponen tambahan berupa zat seperti gel.

Ligamen memiliki struktur menyerupai tali elastis yang bersilangan, dan berperan untuk mengikat antar tulang. 

Meski lentur, jaringan ini tetap membatasi ruang gerak sendi agar tidak bergerak bebas seperti bagian tubuh lainnya, seperti tangan atau kaki. 

Sebagai contoh, terdapat empat ligamen pada lutut: dua berada di sisi tempurung, dan dua lainnya di depan dan belakang, yang semuanya menjaga stabilitas serta mencegah gerakan berlebihan.

Dibandingkan dengan tendon, ligamen memiliki sifat lebih elastis dan terbagi menjadi dua jenis: ligamen putih dan ligamen kuning. 

Ligamen berwarna putih mengandung kolagen dalam jumlah tinggi, membuatnya lebih kaku. Sementara itu, yang berwarna kuning mengandung serat elastis, sehingga lebih fleksibel.

Meskipun secara umum fungsi tendon dan ligamen sama-sama mendukung keseimbangan tubuh serta kelancaran pergerakan, ada perbedaan dalam perannya. 

Ligamen bertugas menghubungkan tulang satu dengan lainnya, sedangkan tendon mengikat otot ke tulang. 

Selain itu, ligamen juga berfungsi menjaga sendi dari pergerakan berlebihan, dan melindungi ujung tulang dengan struktur seperti kantung yang memproduksi cairan pelumas. Namun, ligamen termasuk jaringan yang rentan mengalami cedera. 

Robek atau tertariknya ligamen bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti benturan keras, gerakan memutar mendadak, atau aktivitas fisik yang berlebihan tanpa pemanasan yang tepat. 

Lutut, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki menjadi bagian tubuh yang paling sering terdampak.

Saat cedera ligamen terjadi, penderitanya biasanya akan merasakan sensasi letupan atau robekan, dan persendian akan terasa longgar. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, atau menggunakan MRI dan rontgen untuk menilai kondisi lebih lanjut. 

Dalam beberapa kasus, cairan di dalam sendi lutut perlu disedot untuk mengurangi pembengkakan.

Gejala umum yang timbul akibat cedera ini meliputi nyeri pada sendi, pembengkakan, memar, dan ketidakmampuan menopang beban tubuh. Meski tergolong tidak permanen, proses pemulihan dapat berlangsung cukup lama, tergantung tingkat keparahannya.

Tingkatan cedera dibagi menjadi tiga. Cedera ringan (tingkat satu) hanya berupa tarikan ringan pada ligamen. Pada tingkat dua, terdapat robekan sebagian yang menyebabkan ketidaknyamanan sedang. 

Tingkat tiga adalah yang paling parah, dengan robekan total dan kehilangan fungsi sendi, yang umumnya memerlukan tindakan pembedahan.

Selain cedera, ligamen juga bisa diserang oleh penyakit tertentu. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang gangguan yang dapat mempengaruhi ligamen, pemahaman menyeluruh mengenai apa itu ligamen dan fungsinya sangat penting.

Penyakit pada Jaringan Ligamen

Selain rentan mengalami cedera, jaringan ligamen juga bisa mengalami gangguan yang disebabkan oleh penyakit. Kondisi ini umumnya terbagi dalam dua kategori utama, yaitu akibat faktor genetik dan autoimun. 

Berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis penyakit yang dapat menyerang ligamen berdasarkan faktor genetik.

A. Gangguan pada ligamen karena faktor genetik

Penyakit yang menyerang ligamen merupakan masalah kesehatan yang melibatkan bagian tubuh penghubung antara struktur-struktur penting. 

Menurut penjelasan dari Cleveland Clinic, jaringan ikat terdiri atas dua jenis protein utama, yakni kolagen dan elastin.

Kolagen merupakan protein yang banyak ditemukan di berbagai bagian tubuh seperti tulang, kulit, ligamen, tendon, tulang rawan, serta pembuluh darah. 

Sementara itu, elastin adalah protein yang lebih fleksibel dan elastis, berbentuk seperti karet gelang, dan banyak ditemukan pada kulit serta ligamen.

Jika seseorang mengalami kelainan pada jaringan ikat, maka baik kolagen maupun elastin akan mengalami peradangan, yang berpotensi merusak jaringan tersebut serta bagian tubuh yang dihubungkannya. 

Tingkat keparahan dan gejala penyakit ini bisa berbeda-beda, tergantung dari jenis kondisi yang dialami. Berikut beberapa penyakit ligamen yang disebabkan oleh faktor genetik:

1. Sindrom Ehlers-Danlos (EDS)

Sindrom ini muncul akibat kelainan pada produksi kolagen. Tanda-tanda utamanya meliputi elastisitas kulit yang berlebihan, munculnya jaringan parut yang tidak wajar, serta persendian yang sangat lentur.

Beberapa penderita juga dapat mengalami gangguan pembuluh darah, kelainan pada tulang belakang, gusi yang mudah berdarah, serta gangguan pada organ seperti jantung, paru-paru, dan sistem pencernaan.

2. Epidermolysis Bullosa (EB)

Kondisi ini ditandai dengan pertumbuhan abnormal protein jaringan ikat seperti kolagen, keratin, dan laminin. 

Gejala utamanya adalah kulit yang sangat sensitif dan mudah melepuh atau robek, bahkan hanya karena gesekan ringan seperti dari pakaian.

Pada jenis-jenis EB tertentu, dampaknya bisa meluas hingga ke saluran pernapasan, kandung kemih, otot, dan sistem pencernaan.

3. Sindrom Marfan

Sindrom Marfan terjadi karena adanya kelainan pada protein fibrillin dalam jaringan ikat, yang dapat memengaruhi ligamen, mata, pembuluh darah, jantung, dan tulang.

Individu dengan sindrom ini umumnya memiliki postur tubuh yang tinggi, ramping, dengan lengan dan kaki yang panjang serta jari-jari yang kurus.

Dalam beberapa kasus, penderita juga memiliki pelebaran pada pembuluh aorta yang berisiko pecah jika tidak ditangani dengan tepat.

B. Penyakit pada jaringan ligamen akibat gangguan autoimun

Beberapa kondisi yang menyerang jaringan ligamen juga bisa dipicu oleh masalah autoimun. Gangguan ini biasanya muncul pada individu yang memiliki kombinasi gen tertentu dan umumnya lebih sering dialami oleh wanita dibandingkan pria. 

Berikut adalah sejumlah penyakit autoimun yang dapat berdampak pada jaringan ligamen:

1. Polimiositis dan Dermatomiositis

Kedua penyakit ini berkaitan erat, meskipun menyerang area tubuh yang berbeda. Polimiositis menimbulkan peradangan pada otot, sedangkan dermatomiositis menyerang kulit. 

Gejala keduanya serupa dan mencakup kelelahan ekstrem, melemahnya otot, kesulitan menelan, sesak napas, demam, hingga berat badan yang menurun drastis.

2. Arthritis atau radang sendi

Pada kondisi rheumatoid arthritis (RA), sistem imun tubuh secara keliru menyerang lapisan tipis pada sendi yang disebut sinovium. Akibatnya, penderita akan merasakan nyeri, kekakuan, hangat pada sendi, hingga pembengkakan.

RA juga bisa menimbulkan gejala lain seperti kelelahan berkepanjangan, anemia, hilangnya nafsu makan, serta demam. Jika tidak ditangani, RA dapat merusak sendi secara permanen dan memicu perubahan bentuk sendi.

3. Skleroderma

Penyakit ini menyebabkan kulit menjadi menebal dan terasa kaku, disertai dengan penumpukan jaringan parut yang bisa merusak organ tubuh. 

Skleroderma terbagi menjadi dua jenis, yaitu skleroderma lokal yang hanya memengaruhi kulit, dan skleroderma sistemik yang turut melibatkan organ vital serta pembuluh darah di seluruh tubuh.

4. Sindrom Sjogren

Gejala utama dari sindrom ini adalah mulut dan mata yang terasa sangat kering. Selain itu, penderita juga sering mengalami nyeri sendi dan kelelahan hebat. 

Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya limfoma dan juga berdampak pada organ-organ seperti paru-paru, ginjal, sistem saraf, pembuluh darah, serta saluran pencernaan.

5. Lupus Eritematosus Sistemik (SLE atau Lupus)

Lupus merupakan penyakit autoimun kronis yang menimbulkan peradangan di berbagai organ, termasuk kulit dan sendi. 

Gejalanya meliputi ruam pada pipi dan hidung, kepekaan terhadap cahaya matahari, sariawan, penumpukan cairan di jantung dan paru-paru, gangguan ginjal, rambut rontok, dan anemia.

6. Vaskulitis

Vaskulitis adalah peradangan pada pembuluh darah yang dapat menyerang bagian tubuh mana pun. Gejalanya antara lain demam, rasa sakit, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, dan kelelahan. 

Dalam kasus yang lebih serius, vaskulitis bisa menyebabkan stroke apabila peradangan terjadi pada pembuluh darah di otak.

Langkah Awal Pemulihan Ligamen

Untuk cedera ligamen dengan tingkat ringan hingga sedang, ada beberapa langkah awal yang dapat dilakukan guna mempercepat proses penyembuhan:

  • Tempelkan es batu yang telah dibungkus kain ke area yang cedera, seperti lutut, selama sekitar 20 hingga 30 menit, dan ulangi setiap empat jam.
  • Hindari aktivitas yang berlebihan dan usahakan untuk mengistirahatkan bagian tubuh yang mengalami cedera agar tidak memperparah kondisi.
  • Jika dibutuhkan, kamu bisa mengonsumsi obat pereda nyeri guna mengurangi rasa sakit yang muncul.
  • Gunakan alat bantu seperti perban elastis atau pelindung lutut untuk menjaga agar sendi tetap stabil dan mencegah cedera bertambah buruk.
  • Lakukan latihan peregangan secara bertahap untuk memperkuat otot di sekitar ligamen yang cedera dan membantu pemulihan mobilitas.

Di samping perawatan mandiri tersebut, dokter juga biasanya menyarankan fisioterapi untuk membantu mengembalikan fungsi sendi yang terdampak. 

Namun, durasi pemulihan sangat tergantung pada tingkat keparahan cedera serta metode perawatan yang diberikan.

Pada beberapa kondisi yang lebih berat, seperti robeknya ligamen anterior cruciate (ACL) atau posterior cruciate (PCL), tindakan medis yang diperlukan bisa mencakup operasi rekonstruksi guna mengembalikan fungsi ligamen secara optimal.

Langkah-langkah Mengatasi Penyakit pada Ligamen

Sampai sekarang, belum ditemukan obat yang benar-benar bisa menyembuhkan penyakit yang menyerang jaringan ligamen, baik yang disebabkan oleh autoimun maupun faktor genetik. 

Bagi penderita gangguan autoimun yang memengaruhi ligamen, pengobatan umumnya bertujuan untuk meredakan gejala dan menekan reaksi sistem imun yang menjadi pemicunya. 

Misalnya, pada penderita psoriasis atau peradangan sendi, terapi dilakukan untuk menurunkan aktivitas kekebalan tubuh yang berlebihan agar peradangan dapat diminimalkan.

Dalam penanganan gangguan ligamen akibat autoimun, dokter biasanya menyarankan beberapa jenis obat yang dapat membantu meredakan gejala. Berikut di antaranya:

Kortikosteroid

Kelompok obat ini mengandung hormon steroid buatan yang bekerja untuk menghambat pembentukan zat pemicu peradangan. 

Selain itu, kortikosteroid juga berperan sebagai penekan sistem imun (imunosupresan) sehingga dapat mencegah tubuh menyerang sel sehatnya sendiri serta mengurangi inflamasi.

Imunomodulator

Obat ini berfungsi untuk menyesuaikan respons kekebalan tubuh. Imunomodulator mampu menstabilkan kembali sistem imun yang terganggu dan merangsang kerja pertahanan tubuh, baik secara alami maupun adaptif. 

Salah satu jenisnya, yaitu imunostimulan, bertugas meningkatkan aktivitas sel-sel imun dan biasanya diberikan untuk memperkuat pertahanan tubuh saat melawan infeksi atau penyakit.

Imunostimulan bisa diperoleh dari bahan-bahan alami, seperti jinten hitam, ginseng, jahe, pegagan, bawang putih, sambiloto, temulawak, dan saffron. 

Manfaat utamanya mencakup meningkatkan daya tahan tubuh, melawan berbagai patogen seperti virus, bakteri, jamur, hingga parasit, membantu pemulihan dari penyakit ringan seperti demam dan batuk, serta berperan dalam mencegah gangguan serius seperti gangguan ginjal, penyakit kardiovaskular, hingga stroke. 

Selain itu, senyawa ini juga dapat melindungi berbagai organ penting seperti otak, paru-paru, jantung, dan hati.

Sebagai penutup, pengertian ligamen mencakup peran pentingnya dalam menjaga stabilitas sendi, sehingga kesehatan ligamen perlu dijaga untuk mendukung pergerakan tubuh yang optimal.

Terkini