Hiperurisemia adalah: Penyebab, Risiko, dan Pengobatannya

Bru
Jumat, 11 Juli 2025 | 11:05:45 WIB
hiperurisemia adalah

Hiperurisemia adalah kondisi di mana kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal. 

Meski sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, kondisi ini dapat berkembang menjadi gangguan kesehatan yang serius jika tidak segera ditangani. 

Beberapa komplikasi yang bisa muncul akibat kadar asam urat tinggi di antaranya adalah penyakit asam urat (gout) dan pembentukan batu di ginjal.

Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal juga dengan istilah asam urat tinggi, dan cukup banyak dialami oleh masyarakat. 

Penting untuk memahami penyebab serta pencegahan hiperurisemia agar dampak jangka panjangnya dapat diminimalkan. Pemeriksaan rutin dan pengaturan pola makan bisa menjadi langkah awal yang efektif.

Hiperurisemia adalah kondisi yang tidak boleh diabaikan, karena jika dibiarkan, bisa berdampak pada fungsi organ dan kualitas hidup seseorang.

Hiperurisemia adalah

Hiperurisemia adalah kondisi ketika tubuh memiliki kadar asam urat yang melebihi batas normal, yang umumnya terjadi akibat ketidakmampuan ginjal untuk membuang kelebihan asam urat secara efisien dari darah. 

Asam urat sendiri terbentuk sebagai hasil sampingan dari pemecahan senyawa purin yang terdapat secara alami dalam berbagai jenis makanan.

Menurut penjelasan dari Medical News Today, organ ginjal bertugas menyaring zat ini dari aliran darah, namun saat jumlahnya berlebih, penumpukan dapat terjadi. 

Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi kesehatan seperti peradangan sendi (gout) dan pembentukan batu di ginjal, sehingga memerlukan perhatian medis.

Kadar normal asam urat dalam tubuh pun berbeda antara pria dan wanita. Untuk pria, kadar normalnya berada di bawah angka 7 mg/dl, sedangkan pada wanita batas normalnya adalah di bawah 6 mg/dl. 

Apabila kadar asam urat melampaui angka tersebut, maka kondisi tersebut dikategorikan sebagai hiperurisemia.

Penyakit yang Ditimbulkan Hiperurisemia Terlalu Tinggi

Berdasarkan informasi dari Healthline, hanya sekitar sepertiga dari individu yang memiliki kadar asam urat tinggi mengalami gejala, kondisi ini disebut sebagai hiperurisemia tanpa gejala. 

Walau bukan termasuk penyakit, kadar asam urat yang terus meningkat dari waktu ke waktu bisa memicu munculnya sejumlah gangguan kesehatan, antara lain:

1. Radang Sendi Akibat Asam Urat (Gout)

Gout atau radang sendi akibat asam urat bisa dialami oleh sekitar 20 persen orang dengan kadar asam urat yang tinggi. Menariknya, tidak hanya lonjakan kadar asam urat, penurunan drastis juga dapat menjadi pemicu terjadinya kondisi ini. 

Gout bisa timbul dalam bentuk serangan tunggal maupun kekambuhan gejala secara tiba-tiba. Penderita gout kronis biasanya akan mengalami beberapa serangan dalam periode waktu yang singkat.

Meskipun bisa memengaruhi berbagai sendi, serangan awal biasanya terjadi di pangkal ibu jari kaki. Selain itu, area seperti pergelangan kaki, lutut, siku, dan kaki juga umum menjadi lokasi terjadinya peradangan. 

Serangan ini cenderung muncul tiba-tiba, terutama saat malam hari, dan mencapai puncak intensitas dalam 12 hingga 14 jam. Tanpa pengobatan sekalipun, gejala ini bisa mereda dalam waktu dua minggu.

Namun, jika kondisi ini dipicu oleh kadar asam urat tinggi, pengobatan tambahan akan diperlukan. 

Dalam kasus seperti ini, dokter umumnya akan meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid, contohnya ibuprofen, untuk meredakan nyeri dan bengkak. 

Selain itu, tergantung pada kondisi pasien, dokter bisa memberikan obat kortikosteroid seperti prednison untuk peradangan yang lebih berat. Tanda-tanda umum dari gout mencakup:

  • Nyeri intens di area sendi
  • Sendi terasa kaku
  • Kesulitan menggerakkan sendi yang terkena
  • Pembengkakan dan kemerahan
  • Kemungkinan muncul kecacatan sendi jika tidak tertangani

2. Gout Kronis dengan Benjolan Kristal (Tophaceous Gout)

Jenis gout ini terjadi setelah seseorang mengalami kadar asam urat tinggi dalam jangka waktu yang panjang. Kristal asam urat yang menumpuk akhirnya membentuk benjolan keras yang disebut tophi. 

Benjolan ini bisa muncul di bawah permukaan kulit, sekitar persendian, dan juga di bagian atas telinga. Jika tidak ditangani, tophi dapat bertambah besar dan menimbulkan rasa nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Bahkan dalam beberapa kasus, tophi dapat merusak sendi atau menekan saraf di sekitarnya.

3. Pembentukan Batu di Ginjal

Penumpukan kristal asam urat juga bisa berujung pada terbentuknya batu ginjal. 

Sebagian batu yang terbentuk memiliki ukuran kecil dan bisa keluar bersama urine, namun ada pula yang ukurannya terlalu besar untuk dikeluarkan secara alami, sehingga dapat menyebabkan penyumbatan di saluran kemih. 

Beberapa gejala dari batu ginjal meliputi:

  • Rasa nyeri pada bagian samping tubuh, punggung, atau bawah tulang rusuk
  • Sakit yang menjalar ke perut bagian bawah atau selangkangan
  • Keinginan buang air kecil yang meningkat
  • Sensasi terbakar atau nyeri saat berkemih
  • Urine berwarna merah atau mengandung darah
  • Mual disertai muntah
  • Urine berbau tajam
  • Sulit buang air kecil
  • Demam dan menggigil jika terjadi infeksi ginjal

Penanganan batu ginjal bergantung pada ukurannya. Untuk batu yang berukuran kecil, biasanya bisa keluar dengan sendirinya melalui urine. Penting untuk memperbanyak konsumsi air dan menggunakan obat pereda nyeri saat batu keluar. 

Namun, jika batu berukuran besar, dokter mungkin akan menggunakan prosedur medis tertentu untuk menghancurkan atau mengeluarkannya.

Kondisi penumpukan urine akibat batu ginjal menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu, infeksi saluran kemih kerap muncul sebagai komplikasi. 

Untuk mencegah kondisi ini, sangat disarankan untuk menjaga pola makan sehat, mencukupi cairan tubuh, dan menjalani gaya hidup yang seimbang.

Penyebab Hiperurisemia Tinggi

Kondisi ini terjadi ketika kadar asam urat dalam darah berada di atas batas normal. Situasi ini bisa muncul karena tubuh memproduksi asam urat dalam jumlah berlebihan, atau karena organ ginjal tidak mampu membuangnya secara efisien.

Penumpukan zat tersebut biasanya berkaitan dengan kebiasaan makan yang mengandung purin tinggi. Purin sendiri merupakan senyawa alami yang ditemukan dalam berbagai jenis makanan dan minuman. 

Saat sistem pencernaan memproses purin, tubuh akan menghasilkan asam urat sebagai hasil akhir dari proses metabolisme tersebut. 

Asam urat kemudian masuk ke dalam aliran darah, dan ginjal akan menyaringnya untuk kemudian dikeluarkan melalui urin.

Namun, apabila kamu sering mengonsumsi makanan yang mengandung purin dalam jumlah banyak, kerja ginjal menjadi tidak maksimal dalam menyaring zat tersebut dari darah. Hal inilah yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan kadar asam urat. 

Oleh karena itu, penting untuk membatasi konsumsi makanan yang tinggi purin agar kadar asam urat tetap terjaga.

Makanan Penyebab Hiperurisemia Tinggi

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, tingginya kadar asam urat dalam tubuh umumnya berkaitan dengan konsumsi makanan yang memiliki kandungan purin cukup tinggi. 

Beberapa contoh makanan dan minuman yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:

  • Minuman yang mengandung alkohol
  • Jenis ikan tertentu serta hasil laut, seperti sarden
  • Hewan laut bercangkang seperti kerang
  • Daging tertentu, misalnya daging asap seperti bacon
  • Organ dalam hewan, contohnya hati dan ginjal

Selain dari pola makan, kadar asam urat yang berlebih juga dapat disebabkan oleh gangguan dalam pemrosesan purin oleh tubuh maupun adanya penyakit yang menyerang fungsi ginjal.

Faktor Risiko

Usia yang terus bertambah dan jenis kelamin pria menjadi dua hal yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kelebihan kadar asam urat. 

Selain itu, sebagaimana dijelaskan dalam publikasi ilmiah Rheumatic Disease Clinics of North America, individu yang berasal dari etnis Afrika, Maori, maupun Filipina memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami kondisi ini dibandingkan mereka yang berdarah Eropa. 

Adapun beberapa faktor yang turut memengaruhi risiko tersebut mencakup:

  • Insufisiensi pada area ginjal
  • Sindrom pada metabolik
  • Diet tinggi alkohol, serta purin, protein, dan karbohidrat
  • Pengobatan termasuk diantaranya tiazid, loop diuretic serta aspirin dosis rendah
  • Diperlukan adanya Niasin, Asidosis, Kemoterapi
  • Penyakit Diabetes
  • Hipotiroidisme, Psoriasis serta Keracunan timbal
  • Polycythemia vera, Toksemia yang terkait kehamilan
  • Sindrom lisis pada tumor serta Kecenderungan genetik

Diagnosis

Tenaga medis biasanya akan menyarankan pemeriksaan laboratorium berupa analisis darah dan urin guna mengevaluasi kadar kreatinin, sebagai indikator seberapa baik ginjal bekerja, serta untuk mengetahui tingkat asam urat dalam tubuh. 

Pengambilan sampel urin juga dapat dilakukan kembali setelah kamu menjalani pola makan rendah purin, guna membantu menilai apakah:

  • Kamu sebelumnya mengkonsumsi terlalu banyak makanan tinggi purin
  • Apakah Tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat
  • Apakah Tubuh tidak mensekresi cukup asam urat

Apabila muncul tanda-tanda radang sendi akibat kadar asam urat tinggi, dokter kemungkinan besar akan mengambil sampel cairan dari bagian sendi yang terdampak. 

Proses ini dilakukan dengan menggunakan alat suntik berukuran kecil untuk mengeluarkan cairan tersebut, lalu dikirim ke laboratorium guna dianalisis lebih lanjut. 

Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui keberadaan partikel kristal tertentu yang menjadi indikator adanya gangguan terkait zat tersebut dalam tubuh.

Langkah Pengobatan

Apabila kamu mulai mengalami tanda-tanda yang telah dijelaskan sebelumnya, bisa jadi kandungan zat tertentu dalam tubuhmu sedang berada di atas batas normal. 

Maka dari itu, penting untuk segera mengambil langkah penanganan atau pencegahan agar kondisi tersebut tidak berkembang menjadi gangguan kesehatan yang lebih serius.

Penanganan terhadap kondisi ini bisa bervariasi, tergantung pada gejala yang dirasakan serta tingkat keparahannya. Berikut ini adalah beberapa metode yang bisa diterapkan untuk membantu menurunkan kadar zat tersebut dalam tubuh:

1. Batasi Asupan Makanan dengan Kandungan Purin Tinggi

Beberapa jenis makanan, seperti produk laut, daging, hingga sayuran tertentu, diketahui dapat menghasilkan zat ini setelah dikonsumsi. 

Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk menghindari atau mengurangi konsumsi makanan-makanan tersebut agar kadar senyawa ini dalam tubuh tidak semakin meningkat.

  • Makanan Sarden
  • Makanan Kacang kering
  • Makanan Ikan dan kerang
  • Makanan Pork (daging babi)
  • Makanan Daging kambing
  • Makanan Daging sapi
  • Makanan Jamur
  • Makanan Kembang kol

2. Perbanyak Konsumsi Air Putih

Menghidrasi tubuh dengan cukup air bisa membantu organ ginjal membuang kelebihan zat dari dalam tubuh. 

Selain itu, cairan ini juga berfungsi untuk membersihkan tubuh dari berbagai racun. Disarankan untuk mengonsumsi air putih antara 8 hingga 10 gelas setiap hari.

3. Pertahankan Berat Badan Ideal

Lemak tubuh diketahui lebih banyak menghasilkan zat tertentu dibandingkan dengan jaringan otot. Maka dari itu, kelebihan berat badan bisa memperlambat kerja ginjal dalam membuang zat tersebut. 

Menjaga tubuh tetap dalam kondisi ideal bisa membantu mengurangi risiko terhadap gangguan kesehatan yang berkaitan dengan zat ini.

4. Konsumsi Makanan Tinggi Serat

Makanan yang mengandung banyak serat bisa membantu memperbaiki sistem pencernaan. 

Tak hanya itu, makanan ini juga membantu menstabilkan kadar gula darah dan hormon insulin, yang pada akhirnya mendukung keseimbangan kadar zat dalam tubuh.

5. Hindari Penggunaan Obat yang Berpotensi Meningkatkan Kadar Zat Tertentu

Beberapa jenis obat bisa memicu peningkatan kadar zat ini di dalam tubuh. Maka dari itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan suplemen atau obat resep guna memastikan tidak berdampak negatif pada kondisi tubuhmu.

6. Kelola Stres dengan Baik

Tekanan mental dan rasa cemas berlebihan bisa menjadi pemicu peradangan dalam tubuh, yang kemudian berpotensi menyebabkan kondisi ini. 

Dengan menjalani pola hidup seimbang, memperhatikan asupan makanan, berolahraga secara teratur, dan istirahat cukup, kamu bisa menghindari risiko penyakit terkait. Maka dari itu, penting untuk mengelola stres agar tetap sehat.

Meskipun gangguan ini cukup umum terjadi di Indonesia, namun bisa dicegah dengan menjalankan pola makan sehat serta menjaga gaya hidup yang seimbang. 

Sebagai penutup, hiperurisemia adalah kondisi yang perlu diwaspadai karena bisa memicu gangguan serius jika tidak ditangani dengan pola hidup sehat dan pengelolaan yang tepat.

Terkini