Saham PMUI Langsung ARB Tapi Tetap Diminati

Kamis, 10 Juli 2025 | 14:43:50 WIB
Saham PMUI Langsung ARB Tapi Tetap Diminati

JAKARTA - Meskipun debut perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung dihantam tekanan jual dan menyentuh batas auto reject bawah (ARB), saham PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI) ternyata tetap menarik minat investor. Fakta bahwa saham ini sempat aktif diperdagangkan dan volume transaksinya tinggi menunjukkan bahwa ada pelaku pasar yang tetap optimistis terhadap prospek emiten baru ini.

Pada pembukaan perdagangan Kamis, 10 Juli 2025  saham PMUI langsung ambles 15% dari harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di Rp 180 menjadi Rp 153 per saham. Posisi tersebut merupakan batas bawah yang ditentukan oleh sistem perdagangan di BEI untuk hari pertama sebuah saham melantai di bursa.

Meskipun terkena tekanan jual cukup dalam, saham PMUI sempat bergerak naik ke level Rp 174 sebelum akhirnya kembali turun ke posisi Rp 153. Hingga pukul 09.15 WIB, harga saham PMUI masih bertahan di titik ARB, yaitu Rp 153 per lembar.

Yang menarik, di tengah tekanan ini, aktivitas perdagangan saham PMUI tetap terpantau tinggi. Sebanyak 127,69 juta saham berpindah tangan melalui 17.945 kali transaksi dengan total nilai mencapai Rp 19,96 miliar. Artinya, walau harga tersungkur, tetap ada investor yang berani mengambil posisi beli.

Fenomena ini menunjukkan bahwa sebagian pelaku pasar masih melihat peluang dalam saham PMUI, meskipun sejak pembukaan langsung berada di zona merah. Namun demikian, aksi jual tampaknya mendominasi. Pada pukul 09.18 WIB, antrean jual di harga dasar mencapai 420.760 lot atau sekitar 42 juta saham.

Peristiwa ini menunjukkan kontras antara minat awal investor yang tinggi saat IPO dengan kenyataan yang dihadapi di pasar sekunder. Meski tidak mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscription), minat publik terhadap saham PMUI pada masa penawaran umum dinilai cukup positif oleh penjamin emisi.

PMUI sendiri merupakan emiten ke-22 yang resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia sepanjang tahun 2025. Perusahaan ini bergerak di sektor barang konsumen non-primer dengan sub industri distributor barang konsumen. Dalam aksi korporasi IPO-nya, PMUI melepas sebanyak 1,16 miliar saham ke publik dari total 5,8 miliar saham yang dicatatkan, dengan harga penawaran Rp 180 per lembar.

Dengan jumlah saham tersebut, kapitalisasi pasar PMUI tercatat senilai Rp 1,04 triliun. Meski nilai ini relatif kecil dibandingkan perusahaan-perusahaan besar lainnya, potensi bisnis PMUI di sektor distribusi barang konsumen tetap terbuka, terlebih jika perusahaan mampu menjaga fundamental kinerja dan memperluas jaringannya.

Proses IPO PMUI didampingi oleh PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia selaku penjamin pelaksana emisi efek. Dalam keterangan resminya, Direktur PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia, Monang Silalahi, mengungkapkan bahwa PMUI telah mengantongi izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Selama masa penawaran umum, saham PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk mendapatkan minat yang cukup positif dari para investor dan kami yakin seluruh saham yang ditawarkan dapat terserap dengan baik,” ujar Monang dalam pernyataan tertulisnya.

Pernyataan tersebut mencerminkan optimisme yang dibangun sejak awal proses IPO. Meski demikian, performa saham di hari pertama mencerminkan kondisi pasar yang dinamis, di mana ekspektasi tidak selalu sejalan dengan kenyataan.

Sebagai perusahaan yang baru mencatatkan sahamnya di BEI, PMUI akan diuji oleh pasar dalam beberapa hari dan minggu ke depan. Investor akan mencermati berbagai indikator, mulai dari laporan keuangan, strategi ekspansi, hingga aksi korporasi selanjutnya untuk menentukan apakah saham ini layak untuk dipegang dalam jangka panjang atau hanya untuk transaksi jangka pendek.

Selain itu, penurunan saham PMUI di hari pertama juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor teknikal, termasuk kondisi pasar yang sedang fluktuatif, aksi ambil untung dari investor awal, atau persepsi terhadap valuasi awal saat IPO. Perlu dicatat bahwa IPO tanpa oversubscription cenderung memberikan tekanan tambahan di pasar sekunder karena permintaan saat penawaran belum terlalu kuat.

Meski begitu, adanya transaksi hampir 20 miliar rupiah pada saham PMUI menandakan adanya likuiditas dan daya tarik tersendiri dari emiten ini. Sebagian pelaku pasar mungkin melihat potensi rebound atau memanfaatkan momentum koreksi untuk mengoleksi saham di harga rendah.

Apakah PMUI mampu mengangkat kembali performa sahamnya dan membuktikan potensi bisnis yang solid? Hal tersebut tentu menjadi tantangan ke depan. Namun yang jelas, keberanian investor untuk tetap melakukan akumulasi di tengah tekanan jual menunjukkan bahwa narasi positif terhadap PMUI belum sepenuhnya pudar.

Kini, arah pergerakan saham PMUI akan banyak ditentukan oleh respons pasar terhadap kinerja operasional perusahaan dalam beberapa bulan mendatang, serta bagaimana manajemen mampu membangun kepercayaan publik setelah resmi menyandang status sebagai perusahaan terbuka.

Terkini