JAKARTA - Menghadapi tantangan pembelajaran di era digital, SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Surakarta melakukan langkah strategis dengan menggelar workshop intensif selama tiga hari. Kegiatan ini dirancang khusus untuk membekali guru dan karyawan sekolah dengan keterampilan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) serta media sosial guna memperkuat proses belajar dan branding sekolah.
Dimulai pada awal Juli 2025, workshop ini tidak hanya berfokus pada evaluasi program tahunan, tetapi juga mengajak para pendidik menggali teknologi terbaru yang kini semakin krusial dalam dunia pendidikan. Kepala SMP Muhammadiyah PK, Muhdiyatmoko MPd, menegaskan bahwa guru adalah ujung tombak kemajuan sekolah.
“Guru menjadi kunci kemajuan sekolah. Apa pun kurikulumnya, guru yang menjadi pelaku di kelas. Maka guru harus mampu menjadi role model, mampu transfer value, menjadi pengganti orang tua di sekolah, serta penjaga nilai-nilai moral,” ujarnya dalam sambutan pembukaan acara.
Hari pertama digunakan untuk merefleksikan keberhasilan dan tantangan program kerja selama setahun terakhir. Refleksi ini menjadi dasar bagi penyusunan strategi dan program kerja yang lebih matang untuk tahun ajaran baru 2025 hingga 2026. Pada hari kedua, fokus beralih pada peran media sosial dalam membangun citra dan promosi sekolah.
Narasumber dari Solopos Media Group, Ginanjar Saputra, mengulas betapa pentingnya media sosial dalam kehidupan masyarakat modern. Ia menyebutkan bahwa hampir seluruh penduduk Indonesia kini memiliki akses ke ponsel pintar dan media sosial seperti Instagram, Facebook, serta TikTok.
“Sembilan puluh persen makhluk hidup modern di dunia berkomunikasi dengan media sosial. Bahkan masyarakat Indonesia hampir sembilan puluh sembilan persen sudah pasti memiliki ponsel,” jelasnya.
Menurut Ginanjar, kunci sukses promosi adalah dengan memanfaatkan algoritma bola salju, menciptakan hook yang menarik di awal video, serta menjaga konsistensi konten yang diproduksi. Pendekatan ini diyakini akan meningkatkan efektivitas penyampaian pesan sekolah ke khalayak luas.
Puncak acara pada hari ketiga berfokus pada pelatihan koding dan pengenalan aplikasi berbasis AI untuk menunjang pembelajaran. Para guru diberi kesempatan langsung mempraktikkan aplikasi seperti Pictoblox yang dapat digunakan untuk membuat kuis interaktif, Suno untuk membuat lagu edukatif, serta Canva AI dan CapCut AI untuk menghasilkan konten pembelajaran yang menarik.
Frida Nur Safitri, guru Matematika di SMP Muhammadiyah PK, mengungkapkan antusiasmenya mengikuti pelatihan tersebut. “Saya jadi paham pemanfaatan media sosial dan AI untuk menunjang pembelajaran. Aplikasi seperti Pictoblox bisa dipakai membuat kuis, sedangkan Suno membantu membuat lagu pembelajaran,” ujarnya.
Menurut Frida, kehadiran kecerdasan buatan di dunia pendidikan merupakan kebutuhan penting yang mendukung guru dalam menciptakan suasana belajar yang kreatif dan inovatif. “AI sangat dibutuhkan untuk mendukung proses belajar mengajar yang kreatif dan inovatif,” tutupnya.
Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan baru ini, SMP Muhammadiyah PK siap menghadapi tahun ajaran baru dengan inovasi yang lebih segar, memperkuat kualitas pendidikan sekaligus memperluas jangkauan promosi di dunia digital.