BRI Fokus Perkuat Fundamental Lewat Transformasi

Kamis, 10 Juli 2025 | 10:43:38 WIB
BRI Fokus Perkuat Fundamental Lewat Transformasi

JAKARTA - Langkah transformasi bisnis PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mendapatkan dukungan penuh dari Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun. Menurutnya, transformasi yang tengah dijalankan di bawah komando Direktur Utama BRI Hery Gunardi tidak hanya memperjelas arah bisnis, tapi juga menegaskan fokus perseroan pada penguatan fondasi usaha.

Transformasi yang dilakukan BRI, menurut Misbakhun, tidak sekadar perubahan struktur atau sistem internal semata. Lebih dari itu, proses ini merupakan penyempurnaan terhadap kekuatan inti perusahaan yang selama ini menjadi tulang punggungnya, terutama dalam sektor pendanaan dan penyaluran kredit kepada pelaku UMKM.

"Transformasi yang dilakukan oleh Direktur Utama BRI Hery Gunardi memberikan penguatan terhadap kehadiran BRI, terutama dalam memfokuskan kembali portofolio bisnis yang sudah menjadi core selama ini sehingga BRI perannya semakin fokus," ujar Misbakhun dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.

BRI memang mengusung ambisi besar untuk menjadi bank paling menguntungkan di Asia Tenggara pada 2030. Untuk mencapainya, langkah-langkah strategis dan percepatan transformasi terus digenjot melalui berbagai aspek, termasuk penguatan fundamental bisnis.

Adapun fokus penguatan itu mencakup pendanaan, penyaluran kredit berkualitas, pengembangan kapabilitas digital, penerapan manajemen risiko yang andal, hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Seluruh aspek ini dinilai menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan bisnis dan daya saing perusahaan.

“Transformasi BRI yang makin fokus itu justru untuk memperkuat fundamental BRI, sehingga dari pendanaan dan penyaluran makin berkualitas dari sisi manajemen risiko dan SDM yang mempunyai kompetensi tinggi,” jelas Misbakhun.

Sebagai bank milik negara, BRI memegang tanggung jawab ganda. Selain mengejar pertumbuhan dan profitabilitas, BRI juga harus hadir sebagai pendorong utama pertumbuhan sektor UMKM di Indonesia. Peran ini tidak hanya bersifat komersial, tapi juga menyentuh dimensi sosial dalam rangka memberdayakan masyarakat.

Oleh karena itu, Misbakhun menilai bahwa keberhasilan transformasi tidak bisa hanya diukur dari strategi dan program yang disusun. Implementasi di lapangan menjadi kunci utama untuk memastikan bahwa perubahan membawa dampak nyata bagi seluruh pihak, termasuk pelaku UMKM sebagai segmen prioritas BRI.

“Masukan DPR atas program transformasi di BRI sudah bagus tinggal dikuatkan pada pelaksanaan,” tegasnya.

Sejalan dengan pandangan tersebut, Direktur Utama BRI Hery Gunardi memastikan bahwa pihaknya terus menjalankan strategi transformasi secara menyeluruh, tidak hanya di tataran operasional tetapi juga di aspek struktural dan budaya kerja.

“Ini juga menjadi bagian dari transformasi berkelanjutan untuk memperkuat daya saing dan memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder BRI. Transformasi ini bukan sekadar perubahan sistem, tapi juga perubahan cara berpikir,” kata Hery.

Komitmen BRI untuk tumbuh secara sehat, berkelanjutan, dan inklusif tercermin dari peluncuran BRIvolution Initiatives Phase 1 pada 3 Juli lalu. Inisiatif ini menjadi langkah akseleratif dalam mempercepat implementasi transformasi yang telah dirancang dengan matang.

BRIvolution Initiatives Phase 1 terdiri dari lima inisiatif strategis, yang disiapkan untuk menjawab tantangan bisnis sekaligus menciptakan nilai tambah bagi nasabah serta organisasi. Kelima inisiatif itu meliputi implementasi area head, commercial business center, new sales coverage model, joint financing, dan remodelling mantri.

Kelima pilar tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling terkait untuk mendukung ekosistem kerja yang lebih efisien dan efektif. Dengan struktur yang lebih ramping, model penjualan yang disesuaikan, dan peran mantri yang diperbarui, BRI ingin memastikan layanan kepada masyarakat menjadi lebih optimal dan terintegrasi.

Implementasi area head, misalnya, dimaksudkan untuk memperkuat koordinasi di level wilayah sehingga pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan tepat sasaran. Sementara commercial business center akan menjadi pusat layanan terpadu untuk segmen komersial agar pelayanan menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan pelaku usaha.

BRI juga memperkenalkan new sales coverage model sebagai bagian dari upaya memaksimalkan tenaga pemasaran di berbagai lini produk. Dengan pendekatan ini, potensi pasar yang selama ini belum tergarap bisa dijangkau secara lebih luas dan terstruktur.

Joint financing, di sisi lain, memberi peluang kolaborasi pembiayaan dengan lembaga lain guna memperluas kapasitas penyaluran kredit. Sedangkan remodelling mantri salah satu peran penting dalam lini UMKM difokuskan untuk meningkatkan kapabilitas petugas lapangan dalam membina dan melayani nasabah.

Transformasi ini merupakan lanjutan dari komitmen jangka panjang BRI dalam membangun bisnis yang tidak hanya kompetitif, tetapi juga berdampak secara sosial. Dengan menekankan pentingnya perubahan budaya kerja dan pemikiran, BRI ingin memastikan bahwa transformasi tidak berhenti pada aspek teknis, tetapi juga menjangkau seluruh elemen organisasi.

Dengan fondasi yang diperkuat dan strategi yang disesuaikan dengan dinamika pasar, BRI optimistis dapat melangkah lebih jauh dalam perjalanannya menjadi institusi keuangan terdepan di kawasan Asia Tenggara. Dukungan dari pemangku kepentingan, termasuk DPR, menjadi semangat tambahan bagi BRI dalam mengakselerasi langkah transformasi secara konsisten.

Terkini