JAKARTA - Langkah nyata mempererat kerja sama ekonomi antardaerah kembali ditunjukkan oleh Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Provinsi Jawa Timur (Jatim) melalui ajang Misi Dagang dan Temu Bisnis yang berlangsung di Kota Mataram. Pertemuan ini tidak hanya memperkuat hubungan emosional dan historis kedua wilayah, tetapi juga menjadi momentum strategis untuk memperluas arus investasi dan perdagangan, terutama bagi pelaku usaha dan UMKM lokal.
Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, dalam sambutannya, menekankan bahwa koneksi antara NTB dan Jatim telah terjalin sejak lama. Ia menyoroti peran penting alumni dari kota-kota besar di Jawa Timur dalam membangun jaringan perdagangan yang kini mulai memberikan dampak ekonomi signifikan bagi daerah.
“Dulu banyak pemimpin di NTB ini alumni Malang atau Surabaya. Kalau dokter biasanya lulusan Surabaya, sedangkan pejabat pemerintahan umumnya alumni Malang. Jadi mereka inilah yang menjadi jembatan promosi perdagangan dari Jawa Timur ke NTB,” tutur Gubernur Iqbal.
Menariknya, Gubernur NTB tidak mempersoalkan jika neraca perdagangan antar kedua daerah saat ini masih timpang dan lebih menguntungkan Jatim. Ia justru mengaku siap belajar dari Jawa Timur dalam mengelola potensi daerah agar lebih optimal.
“Bu Gub, saya ikhlas kalau neraca perdagangan kita timpang. Surplusnya pasti lebih banyak di pihak Jawa Timur. Kami akan belajar banyak, khususnya saya sebagai Gubernur baru. Banyak hal yang bisa saya pelajari dari mbakyu Gubernur Jatim,” ungkapnya.
Sebagai mantan Duta Besar Indonesia untuk Turki, Iqbal memiliki pandangan luas tentang kerja sama lintas wilayah. Dalam forum tersebut, ia menyoroti berbagai potensi unggulan NTB mulai dari sektor pariwisata, ketahanan pangan, hingga pertambangan. Namun, menurutnya, untuk bisa berkembang dan bersaing, NTB membutuhkan dukungan dari daerah yang lebih maju seperti Jatim, khususnya dalam hal alih teknologi dan transfer pengetahuan.
“Kami punya semuanya, hanya butuh transfer of technology, know how, knowledge, dan pengalaman dari teman-teman di Jawa Timur,” ucap Iqbal di hadapan peserta temu bisnis.
Harapan besar pun disematkan pada peningkatan investasi dari Jawa Timur ke NTB. Iqbal menyebutkan bahwa ikatan baik antar kedua wilayah akan membuka jalan bagi pelaku usaha Jatim untuk masuk dan mengembangkan bisnis di NTB, terutama di sektor yang selama ini belum tergarap maksimal.
“Alhamdulillah hubungan ini akan saling mengisi. Kami berharap Gubernur Jawa Timur bisa mendorong lebih banyak pengusaha Jatim untuk berinvestasi di NTB,” imbuhnya.
Selain sektor swasta, sinergi antarlembaga perbankan juga menjadi sorotan. Iqbal mengapresiasi hubungan erat antara Bank NTB dan Bank Jatim yang tergabung dalam skema Kelompok Usaha Bank (KUB). Menurutnya, langkah ini akan menjadi fondasi kuat untuk memperluas akses pembiayaan terutama bagi UMKM di NTB.
“Sekarang Bank NTB dan Bank Jatim bukan lagi dua bank terpisah, tetapi seperti kakak-adik. Semoga ikhtiar bersama ini memberi berkah dan membantu UMKM memperluas pasar,” tutup Gubernur Iqbal.
Di sisi lain, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan optimisme terhadap keberhasilan misi dagang tersebut. Ia mengungkapkan bahwa sejak pagi hari hingga menjelang siang, nilai transaksi telah mencapai angka signifikan.
“Alhamdulillah, sampai pukul 11.35 WITA, transaksi sudah mencapai Rp851 miliar. Mudah-mudahan tembus Rp1 triliun karena penutupan baru sore nanti,” kata Khofifah.
Ia juga menegaskan bahwa kolaborasi melalui KUB antara Bank Jatim dan Bank NTB akan menjadi motor penggerak bagi penguatan ekosistem keuangan di dua wilayah sekaligus mendorong pertumbuhan pelaku usaha kecil dan menengah yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah.
Menurut Khofifah, misi dagang ini bukan sekadar seremoni, melainkan forum yang betul-betul memberi dampak riil terhadap ekonomi masyarakat. Ia menyebut bahwa selama ini kerja sama ekonomi antarprovinsi menjadi salah satu pilar penting dalam menjaga stabilitas pertumbuhan, terlebih di masa transisi ekonomi global.
Kegiatan Misi Dagang dan Temu Bisnis ini melibatkan sekitar 120 pelaku usaha dari berbagai sektor. Selain menjadi ajang promosi produk, acara tersebut juga diisi dengan penandatanganan komitmen transaksi dagang serta kerja sama antar Perangkat Daerah dan BUMD. Seluruh rangkaian kegiatan disaksikan langsung oleh Gubernur NTB dan Gubernur Jatim.
Ajang ini juga membuktikan bahwa sinergi antarprovinsi bisa menciptakan peluang ekonomi baru dan memperkuat ketahanan wilayah terhadap gejolak eksternal. Dengan semangat kolaborasi, NTB dan Jatim tak hanya saling mengisi, tetapi juga saling menguatkan.
Di tengah dinamika nasional dan global, kerja sama seperti ini menunjukkan arah pembangunan ekonomi yang lebih partisipatif dan inklusif. Investasi yang terbangun bukan hanya dalam bentuk modal finansial, tetapi juga dalam pertukaran pengalaman, teknologi, dan semangat maju bersama. Sebuah peta jalan baru menuju pemerataan pembangunan Indonesia.