Tekno Dorong Petani Maju

Rabu, 09 Juli 2025 | 12:41:12 WIB
Tekno Dorong Petani Maju

JAKARTA - Penerapan teknologi modern di sektor pertanian menjadi perhatian serius Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam kunjungannya ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Fokus utama lawatan kerja tersebut adalah meninjau langsung penggunaan teknologi pertanian dalam panen tebu yang digelar di Lahan Ketahanan Pangan Lanud Adisutjipto, Sendangtirto, Berbah, Sleman. Kegiatan ini dirangkaikan dalam forum “Rembuk Tani Bersama Wapres Menuju Swasembada Gula Nasional”.

Gibran menyampaikan bahwa misi besar swasembada gula tak bisa lepas dari penggunaan teknologi. Ia menegaskan bahwa arahan Presiden Prabowo Subianto telah secara eksplisit menempatkan sektor pertanian sebagai program strategis dalam pembangunan nasional, dan target swasembada menjadi prioritas yang harus dijalankan secara terukur.

“Kami sebagai pembantu presiden ingin memastikan program-program visi-visi dari Pak Presiden bisa berjalan dengan baik. Salah satunya [sektor] pertanian, swasembada pangan,” kata Gibran dalam sambutannya.

Tekanan atas swasembada gula semakin jelas dengan instruksi dari Presiden kepada para menteri agar pada 2026 Indonesia sudah mandiri dalam penyediaan gula konsumsi. Bahkan, batas waktu final untuk swasembada secara penuh ditargetkan pada 2027 atau selambat-lambatnya 2028.

“Dari Pak Presiden sudah memberikan instruksi langsung ke Pak Menteri, tahun depan harus swasembada gula konsumsi. Dan juga di 2027, paling lambat 2028 kita harus benar-benar swasembada gula,” ujarnya menegaskan.

Menurutnya, kolaborasi lintas sektor menjadi keniscayaan demi merealisasikan target tersebut. Ia pun meminta semua pihak untuk bersinergi menyukseskan misi besar ini. “Ini menjadi PR bersama. Kami mohon kerja samanya Bapak-Ibu semua,” tambahnya.

Salah satu aspek penting yang disorot Gibran adalah transformasi teknologi pertanian. Ia menyebut bahwa mekanisasi harus menjadi bagian tak terpisahkan dari proses peningkatan produksi. Dalam hal ini, pemanfaatan teknologi digital seperti drone menjadi sorotan utama.

“Jadi untuk peningkatan produksi tentu kita tidak bisa lepas dari yang namanya mekanisasi alat-alat modern. Jadi nanti ada ini, ya, Pak Dirut [PT Pupuk Indonesia], ya, demo penggunaan drone, ini saya kira baik sekali,” tutur Gibran.

Namun, menurutnya, transformasi teknologi tak cukup hanya soal alat. Ia juga menyoroti pentingnya kehadiran generasi muda sebagai pelaku utama dalam pertanian masa kini. Keterlibatan mereka dinilai vital, terutama untuk menjalankan sistem pertanian yang semakin berbasis digital dan mekanis.

“Saya juga titip ini Pak Menteri, untuk lebih banyak melibatkan anak-anak muda karena kita menggunakan mekanisasi alat-alat modern drone. Ini saya mohon juga lebih banyak anak-anak muda yang dilibatkan,” ungkapnya.

Wapres juga menyoroti pentingnya inovasi dan riset dalam mendukung sektor pertanian, khususnya tebu. Ia berharap kekuatan akademik di Yogyakarta dapat digerakkan untuk mendorong penelitian dan pengembangan bibit unggul serta hilirisasi produk turunan, seperti etanol.

“Lalu, karena di Jogja ini banyak akademisi orang-orang pintar tentunya, banyak libatkan mereka untuk R&D (penelitian dan pengembangan) untuk bibit dan juga untuk nanti ke depan masalah hilirisasi tebu yang nanti kaitannya dengan etanol,” imbaunya.

Masalah replanting atau peremajaan tanaman tebu juga tidak luput dari perhatian Gibran. Ia meminta pemerintah bergerak cepat karena produktivitas dan rendemen tebu sangat tergantung pada umur tanaman yang optimal.

“Saya titip Pak Menteri untuk masalah replanting. Saya kira dari Pak Presiden sudah memberikan arahan langsung ya masalah replanting ini harus segera diperbaiki,” tegasnya lagi.

Dalam forum yang dihadiri berbagai pihak, Gibran juga memberi apresiasi atas dukungan TNI AU yang telah menyediakan lahan produktif bagi pengembangan perkebunan tebu. Menurutnya, kolaborasi seperti ini perlu diperkuat agar integrasi pusat dan daerah lebih solid dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

“Karena ini ada Pak Wagub, Pak Bupati, saya mohon dari pusat dan daerah harus sama-sama sinergi,” ujarnya menutup sambutan.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyatakan bahwa kegiatan Rembuk Tani menjadi wadah penting untuk mempertemukan para pemangku kepentingan pertanian. Melalui forum ini, gagasan dan strategi peningkatan produksi pangan bisa dibahas bersama.

“Rembuk tani ini [forum] kumpul-kumpul untuk bisa bersharing (berbagi) informasi, bertukar pemikiran, supaya bisa mendukung peningkatan produksi pertanian,” jelasnya.

Setelah acara sambutan, Gibran meninjau stan teknologi pertanian milik PT Pupuk Indonesia dan menyaksikan secara langsung demonstrasi drone yang digunakan untuk pemupukan serta penyemprotan tanaman. Ia juga menyempatkan berdialog langsung dengan para petani.

Sebagai bentuk dukungan nyata terhadap produktivitas pertanian, Wapres menyerahkan bantuan pupuk non-subsidi sebanyak 10 ton secara simbolis kepada petani. Langkah ini disebut sebagai bagian dari dorongan untuk mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan yang efisien dan modern.

Turut hadir dalam kunjungan kerja ini antara lain Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto, Anggota Komisi V DPR RI Danang Wicaksana, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, serta Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma’ruf.

Lewat pendekatan teknologi dan keterlibatan generasi muda, pemerintah optimis mampu mengejar target swasembada gula secara bertahap. Dalam narasi besar pembangunan nasional, transformasi sektor pertanian bukan hanya tentang alat, tetapi juga tentang strategi regenerasi dan keberlanjutan pangan Indonesia di masa depan.

Terkini