Kemenkes Fokus Eliminasi Kusta

Rabu, 09 Juli 2025 | 10:59:21 WIB
Kemenkes Fokus Eliminasi Kusta

JAKARTA - Upaya pemerintah dalam memberantas penyakit kusta semakin dikuatkan lewat pertemuan bertaraf nasional yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah. Salah satu momen penting dalam rangkaian langkah strategis tersebut adalah kehadiran Wakil Bupati Tangerang, Intan Nurul Hikmah, dalam High Level Meeting on the Leprosy Programme yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia bersama Sasakawa Health Foundation.

Kegiatan tersebut berlangsung di Convention Center Nusa Dua, Bali, dan menjadi forum strategis dalam penetapan program percontohan percepatan eliminasi kusta. Hadir dalam kesempatan tersebut, antara lain Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, WHO Goodwill Ambassador for Leprosy Elimination Yohei Sasakawa, serta sejumlah organisasi internasional, lembaga non-pemerintah, kalangan akademisi, jajaran pemerintah daerah, hingga penyintas kusta (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta/OYPMK).

Salah satu agenda utama dalam forum ini adalah penetapan proyek percontohan pemeriksaan kusta melalui program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di lima wilayah dengan beban kasus tinggi, yakni Kabupaten Tangerang, Bekasi, Brebes, Sampang, dan Kota Jayapura. Proyek ini menjadi tonggak penting dalam target Indonesia mencapai eliminasi kusta pada tahun 2030.

Wakil Bupati Tangerang, Intan Nurul Hikmah, dalam forum tersebut menyampaikan bahwa Kabupaten Tangerang masih menghadapi tantangan besar dalam pengendalian kusta. Ia menyebutkan bahwa hingga kini masih ditemukan kasus baru, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.

“Penyakit ini terutama menyerang kulit, saraf tepi, dan jika tidak diobati, dapat menyebabkan kecacatan permanen. Capaian persentase kasus anak di Kabupaten Tangerang pada tahun 2025 masih di atas target nasional yaitu 5%,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, kondisi tersebut disebabkan oleh masih rendahnya optimalisasi Kelompok Perawatan Diri (KPD) dan kuatnya stigma negatif masyarakat terhadap penderita kusta. Menurutnya, hal ini menjadi hambatan serius dalam mendeteksi dan menangani kasus lebih awal.

Namun demikian, Pemerintah Kabupaten Tangerang tidak tinggal diam. Intan menyatakan dukungannya terhadap program Gerakan Bersama Tim Percepatan Eliminasi Kusta yang diinisiasi Kemenkes RI dan berharap gerakan ini dapat dijalankan secara optimal, terutama di wilayah yang ia pimpin.

“Saya mendukung penuh upaya percepatan eliminasi kusta di Indonesia khususnya di Kabupaten Tangerang melalui Gerakan Bersama Tim Percepatan Eliminasi Kusta Kabupaten Tangerang. Saya berharap gerakan ini dapat mewujudkan Eliminasi Kusta 2030 demi terwujudnya masyarakat Kabupaten Tangerang yang sehat, sejahtera dan berdaya saing,” ujarnya.

Intan pun mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, camat, hingga masyarakat luas, untuk bersatu melawan kusta dan menghapus stigma yang masih melekat terhadap para penyintas.

“Saya juga mengajak semua pihak, mulai dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, para camat dan seluruh pihak terkait termasuk masyarakat, mari bersama-sama akhiri stigma negatif dan atasi kusta bersama. Kabupaten Tangerang Bisa,” tandasnya dengan penuh semangat.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam sambutannya menyampaikan bahwa selama ini kusta cenderung luput dari perhatian jika dibandingkan dengan penyakit menular lainnya seperti tuberkulosis, HIV, maupun malaria. Namun, pertemuan dengan Sasakawa dalam ajang World Health Assembly 2023 telah membuka kembali kesadaran pemerintah mengenai pentingnya pemberantasan kusta secara tuntas.

“Saya menyadari bahwa kusta bukan sekadar persoalan angka kasus. Kusta adalah penyakit yang membawa stigma dan diskriminasi. Karena itu, kita perlu langkah luar biasa agar Indonesia segera mencapai 0 kusta, 0 disabilitas, dan 0 stigma,” ujar Menkes Budi.

Kemenkes pun telah menyiapkan strategi konkret untuk mendukung upaya eliminasi. Beberapa langkah yang telah dirancang antara lain adalah memperluas wilayah target akselerasi eliminasi kusta dari 42 menjadi 111 kabupaten/kota pada 2030, menggelar skrining masif mulai Juli 2025, dan melakukan skrining khusus terhadap populasi berisiko tinggi terhadap sindrom hipersensitivitas Dapsone di wilayah Papua, Maluku, dan Sulawesi.

Selain itu, penguatan distribusi dan ketersediaan pengobatan multidrug therapy (MDT) juga terus ditingkatkan, bersamaan dengan pelibatan aktif Indonesia dalam riset dan uji klinis vaksin kusta tingkat internasional.

“Pelaksanaan skrining masif dimulai pada bulan Juli 2025 di 5 kabupaten prioritas yaitu Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Brebes, Kota Jayapura, dan Kabupaten Sampang,” jelas Menkes.

Pemerintah melalui Kemenkes juga menekankan pentingnya pendekatan lintas sektor dan peran serta masyarakat dalam mempercepat target eliminasi ini. Dengan semangat kolaborasi dan komitmen yang kuat dari semua pihak, Indonesia menargetkan tidak hanya menekan jumlah kasus, tetapi juga menghapus diskriminasi sosial terhadap penderita dan penyintas kusta.

Forum tingkat tinggi ini pun menjadi ajang penguatan sinergi nasional sekaligus panggilan bersama untuk bertindak nyata, menjadikan Indonesia bebas kusta sebagai visi yang dapat terwujud, bukan sekadar harapan.

Terkini