JAKARTA - Kompetensi aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Dinas Kesehatan menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Bengkulu. Langkah nyata pun dilakukan melalui penyelenggaraan Tes Pemahaman Tugas dan Fungsi ASN, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas layanan publik di sektor kesehatan.
Kegiatan evaluasi kompetensi ini digelar di Halaman UPTD Pelatihan Kesehatan dan langsung dipimpin oleh Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni. Momentum tersebut dimulai dengan apel pagi bersama jajaran ASN Dinas Kesehatan, yang kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan tes.
Herwan menegaskan bahwa upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan publik di sektor kesehatan tak bisa dilepaskan dari kualitas SDM di dalamnya. Oleh sebab itu, menurutnya, mekanisme evaluasi secara berkala penting dilakukan untuk memastikan bahwa ASN memahami dan mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) mereka dengan baik.
“Ujian kompetensi adalah salah satu cara untuk melakukan evaluasi terhadap pemahaman ASN mengenai tugas pokok dan fungsi mereka,” ungkap Herwan dalam sambutannya di hadapan ratusan peserta ujian.
Menurut Herwan, kunci utama yang harus dimiliki setiap ASN adalah kedisiplinan. Sikap ini menjadi pondasi dalam menjalankan tugas secara profesional dan bertanggung jawab.
“Untuk menjadi ASN yang baik, kita harus menanamkan dalam diri kedisiplinan yang tinggi,” tambahnya dengan tegas.
Kegiatan ini juga menjadi ruang bagi seluruh ASN Dinas Kesehatan untuk merefleksikan kembali sejauh mana pemahaman mereka terhadap peran dan fungsi masing-masing dalam birokrasi pemerintahan. Melalui tes ini, diharapkan muncul kesadaran untuk terus belajar dan berkembang demi mendukung pelayanan yang semakin prima kepada masyarakat.
Dari sisi teknis, pelaksanaan ujian kompetensi melibatkan 302 peserta. Heru, staf Subbagian Umum, Keuangan, dan Kepegawaian Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, menyampaikan bahwa peserta dibagi ke dalam tiga ruangan dalam satu sesi. Setiap peserta diberikan 100 soal yang harus diselesaikan dalam waktu 90 menit.
Menurut Heru, pembagian ini dimaksudkan agar pelaksanaan ujian berjalan tertib dan sesuai dengan standar prosedur. Sistem satu sesi juga memungkinkan panitia mengelola waktu dan pengawasan secara efektif.
Dalam ujian tersebut, materi soal disusun berdasarkan tupoksi masing-masing unit kerja, sehingga penilaian dapat dilakukan secara akurat. Fokus utama adalah untuk mengukur pemahaman praktis serta kemampuan ASN dalam menerjemahkan tugas-tugas administratif dan pelayanan ke dalam tindakan nyata di lapangan.
Bagi Herwan Antoni, kegiatan ini bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi merupakan bagian dari pembinaan aparatur secara menyeluruh. Ia berharap, hasil evaluasi ini nantinya bisa menjadi dasar pengembangan SDM, termasuk dalam perencanaan pelatihan lanjutan yang lebih spesifik.
“Dengan adanya evaluasi kompetensi ini, diharapkan ASN Dinas Kesehatan dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam menjalankan tugas, sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat,” ujarnya.
Herwan juga menambahkan bahwa kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh kesiapan dan kemampuan para ASN. Jika para aparatur tidak memahami secara utuh peran dan tanggung jawabnya, maka pelayanan yang diberikan kepada masyarakat akan sulit mencapai standar yang diharapkan.
Ia mengajak seluruh ASN untuk menjadikan tes ini sebagai cermin dalam menilai kesiapan diri, sekaligus sebagai pemicu untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas kerja masing-masing. Tantangan sektor kesehatan yang dinamis dan kompleks, menuntut birokrasi yang responsif dan profesional.
Lebih jauh, ia mengapresiasi semangat para peserta ujian yang antusias mengikuti kegiatan hingga selesai. Menurutnya, semangat belajar yang terus menyala merupakan modal utama bagi ASN dalam menghadapi dinamika pekerjaan di lapangan.
Sementara itu, jajaran Dinas Kesehatan juga melihat evaluasi ini sebagai bagian dari proses peningkatan mutu pelayanan secara sistematis. Kepala dinas maupun pejabat struktural lainnya dipastikan turut memantau pelaksanaan tes dan berperan aktif dalam tindak lanjut hasil evaluasi nantinya.
Tes ini sekaligus menjadi pengingat bahwa ASN harus selalu siap menghadapi perubahan dan perkembangan regulasi maupun tantangan kesehatan masyarakat yang terus berubah. Maka, pembaruan pengetahuan dan keterampilan merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda.
Seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap layanan kesehatan yang cepat, tepat, dan manusiawi, Herwan berharap hasil evaluasi kompetensi ini mampu memetakan kebutuhan penguatan kapasitas aparatur. Tak hanya dari sisi teknis, tetapi juga dalam membangun etos kerja yang kuat dan berintegritas.
Langkah Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu ini menunjukkan komitmen nyata bahwa sektor kesehatan tidak hanya dibenahi dari sisi infrastruktur dan anggaran, tapi juga melalui peningkatan kualitas SDM secara konsisten. Evaluasi kompetensi menjadi langkah awal menuju transformasi pelayanan kesehatan yang lebih baik dan profesional.
Herwan pun menutup sambutannya dengan harapan agar seluruh ASN memanfaatkan momen ini sebagai refleksi sekaligus penyemangat untuk menjadi pelayan publik yang semakin andal, adaptif, dan memberikan dampak positif nyata bagi masyarakat.