JAKARTA - Sosok muda asal Riau, Dikha Aura Farming, resmi ditetapkan sebagai Duta Wisata Provinsi Riau. Penunjukan ini bukan sekadar simbolik, melainkan bagian dari strategi promosi daerah yang kini mulai melibatkan generasi muda secara aktif dalam memperkenalkan potensi pariwisata lokal ke kancah nasional maupun internasional.
Kehadiran Dikha sebagai representasi wisata Riau menjadi angin segar dalam pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal. Perempuan asal Pekanbaru tersebut dipercaya mampu membawa semangat baru dalam membumikan nilai-nilai budaya daerah sekaligus mempromosikan destinasi unggulan yang ada di Riau.
"Menjadi Duta Wisata bukan sekadar membawa nama daerah, tetapi juga membawa semangat untuk memperkenalkan budaya, alam, dan kekayaan lokal yang belum banyak dikenal masyarakat luas," ujar Dikha dalam pernyataan resminya.
Dengan latar belakang sebagai mahasiswi berprestasi, Dikha dinilai memiliki kapabilitas dan pemahaman yang cukup mendalam mengenai potensi wisata di Provinsi Riau. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan organisasi kepemudaan, yang semakin memperkuat perannya sebagai agen promosi daerah.
Menurutnya, sektor wisata Riau masih memiliki ruang besar untuk dikembangkan, terutama dalam hal branding dan pengemasan destinasi agar lebih menarik bagi wisatawan milenial dan generasi Z.
"Riau punya banyak potensi, dari wisata budaya, sejarah, kuliner, hingga alam yang luar biasa. Sayangnya, belum semua orang tahu. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi saya untuk membawa Riau lebih dikenal," lanjutnya.
Penunjukan Dikha sebagai duta wisata juga mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan pelaku pariwisata. Mereka menilai, kehadiran figur muda seperti Dikha bisa menjadi jembatan antara pemerintah dan generasi muda dalam menggerakkan sektor pariwisata daerah.
Salah satu upaya yang akan Dikha fokuskan adalah promosi destinasi melalui platform digital. Ia menilai media sosial menjadi sarana paling efektif dalam menyebarluaskan informasi wisata, terutama di kalangan anak muda.
"Saya ingin membagikan cerita-cerita lokal, budaya, dan keindahan Riau lewat media sosial. Bukan hanya lewat gambar, tapi juga narasi yang bisa menyentuh dan membangun rasa ingin tahu masyarakat," ungkapnya.
Selain itu, Dikha juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari komunitas kreatif, pelaku UMKM, hingga para pelajar dan mahasiswa. Ia ingin mengajak generasi muda Riau untuk ikut serta dalam gerakan sadar wisata dan cinta budaya lokal.
"Banyak generasi muda sekarang sudah punya kesadaran untuk mengangkat daerahnya. Kita hanya perlu wadah dan dukungan. Lewat peran sebagai duta wisata, saya berharap bisa membuka ruang-ruang kolaborasi itu," ujarnya.
Pemerintah Provinsi Riau sendiri tengah menggalakkan promosi wisata secara lebih masif dan inklusif. Mereka menyadari bahwa potensi besar yang dimiliki daerah belum tergarap secara maksimal, terutama dalam hal storytelling dan digitalisasi.
Dengan kehadiran Dikha sebagai duta wisata, diharapkan promosi daerah bisa menyentuh segmen yang lebih luas dan sesuai dengan tren komunikasi saat ini. Apalagi, karakter Dikha yang aktif, kreatif, dan komunikatif diyakini bisa menjadi contoh positif bagi generasi muda lainnya.
Beberapa destinasi unggulan Riau yang menjadi perhatian Dikha antara lain Istana Siak, Candi Muara Takus, dan wisata alam seperti Danau Raja serta hutan mangrove di pesisir timur. Ia juga menyebut pentingnya mendukung pelestarian seni budaya lokal seperti tari Zapin, pantun Melayu, dan kuliner tradisional.
"Budaya dan alam kita adalah kekayaan tak ternilai. Tapi kalau tidak kita kenalkan dengan cara yang menarik dan relevan, maka orang tidak akan tahu. Di situlah saya ingin berperan," kata Dikha dengan penuh semangat.
Dalam waktu dekat, Dikha akan melakukan roadshow ke berbagai sekolah dan kampus untuk mengedukasi generasi muda tentang pentingnya menjadi bagian dari pembangunan wisata daerah. Ia juga berencana membuat konten tematik mengenai sejarah dan budaya Riau yang dikemas dalam bentuk vlog dan infografis.
"Saya ingin mengubah pandangan bahwa promosi wisata bukan cuma tugas pemerintah atau pelaku pariwisata, tapi juga kita sebagai warga daerah yang cinta tanah kelahiran," tuturnya.
Ke depan, peran Dikha tidak hanya berhenti sebagai wajah promosi, tapi juga akan terlibat dalam diskusi strategis dengan pemangku kepentingan pariwisata. Ia berharap bisa menyampaikan masukan langsung dari lapangan, terutama dari kalangan muda yang selama ini jarang dilibatkan dalam perumusan kebijakan.
Dengan semangat dan visi yang jelas, Dikha Aura Farming menjadi simbol bahwa pariwisata daerah bisa digerakkan oleh generasi muda. Melalui ide kreatif, pendekatan kekinian, dan narasi yang kuat, Dikha ingin membuktikan bahwa Riau tak kalah dengan daerah lain dalam hal potensi dan pesona wisata.