JAKARTA - Ketika kabar duka mengenai meninggalnya Arya Daru Pangayunan mencuat ke publik, banyak yang terkejut bukan hanya karena cara kepergiannya yang tragis, tetapi juga karena sosoknya yang dikenal cemerlang dalam dunia diplomasi Indonesia. Arya bukan sekadar diplomat muda biasa. Karier dan rekam jejaknya menunjukkan dedikasi tinggi dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan, khususnya dalam isu perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri.
Sebagai diplomat ahli muda di Direktorat Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Arya dikenal berdedikasi dalam menjalankan tanggung jawabnya. Ia adalah salah satu putra bangsa yang telah melanglang buana demi kepentingan negara. Dari Asia Tenggara hingga Amerika Selatan, Arya pernah menempati berbagai posisi strategis di kedutaan besar Indonesia.
Jejak Pendidikan dan Awal Karier
Arya merupakan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), salah satu universitas ternama di Indonesia. Ia menempuh studi di jurusan hubungan internasional, bidang yang memang menjadi fondasi penting bagi seorang diplomat. Dengan bekal akademik tersebut, Arya mengawali kiprahnya di dunia diplomasi sejak Januari 2014, ketika ia secara resmi menjadi bagian dari jajaran diplomat di Kementerian Luar Negeri.
Namun bahkan sebelum resmi bergabung pada 2014, Arya sudah menunjukkan dedikasinya. Ia pernah ditugaskan sebagai staf di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon, Myanmar, antara tahun 2011 hingga 2013. Penugasan ini menunjukkan bahwa ia telah berkontribusi sejak masa awal kariernya, dan Kemlu melihat potensi besar dalam dirinya.
Karier Internasional yang Konsisten
Karier Arya tidak berhenti di Yangon. Pada tahun 2018 hingga 2020, ia dipercaya menduduki jabatan sebagai Third Secretary bidang Politik di KBRI Dili, Timor Leste. Posisi ini adalah salah satu tanggung jawab penting dalam dunia diplomasi, khususnya dalam menjaga hubungan bilateral dengan negara tetangga yang memiliki sejarah panjang bersama Indonesia.
Selanjutnya, antara tahun 2020 hingga 2022, Arya mengemban tugas di Amerika Selatan. Ia menduduki jabatan sebagai Second Secretary di Kedutaan Besar RI di Buenos Aires, Argentina. Penugasan ini memperlihatkan bagaimana Kemlu mempercayakan posisi strategis kepada Arya di berbagai belahan dunia yang sangat berbeda secara budaya, politik, dan diplomatik.
Pengalaman lintas benua ini membentuk Arya menjadi diplomat yang tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga matang dalam menyikapi kompleksitas dunia internasional.
Tugas Terakhir dan Dedikasi pada Perlindungan WNI
Usai tugasnya di Argentina, Arya kembali ke Tanah Air dan menjabat sebagai diplomat ahli muda di Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri. Tanggung jawab di direktorat ini sangat besar, karena berhubungan langsung dengan keselamatan dan kesejahteraan WNI yang menghadapi persoalan hukum, sosial, atau kondisi krisis di luar negeri.
Direktorat Perlindungan WNI adalah garda terdepan diplomasi kemanusiaan Indonesia. Di sinilah Arya menunjukkan komitmennya dalam membela kepentingan rakyat Indonesia di luar negeri. Meski posisinya tergolong muda, tetapi tugas dan tekanan pekerjaan di bidang ini sangat tinggi, menuntut respons cepat dan kepekaan terhadap situasi yang sering kali mendesak dan kompleks.
Kepergian Tragis yang Mengundang Duka
Arya ditemukan meninggal dunia di kamar indekos eksklusif Gondia International Guest House, Menteng, Jakarta Pusat. Ia ditemukan dalam kondisi mengenaskan, dengan kepala terlilit lakban kuning. Kematian Arya yang tragis ini sontak mengundang rasa duka mendalam, tidak hanya di kalangan keluarga dan rekan kerjanya, namun juga masyarakat luas yang mulai mengenal sosoknya.
Banyak pihak merasa kehilangan. Warganet, rekan sejawat, hingga sejumlah tokoh menyampaikan keprihatinan dan penghormatan atas dedikasi Arya selama hidupnya. Tidak sedikit pula yang mulai menelusuri siapa sosok di balik nama Arya Daru Pangayunan, karena kepergiannya menimbulkan banyak pertanyaan.
Sosok yang Layak Dijadikan Teladan
Meski usianya masih muda, Arya telah menorehkan banyak pencapaian yang menunjukkan kualitasnya sebagai diplomat profesional. Ia bukan hanya lulusan universitas bergengsi, tetapi juga berhasil membuktikan kapasitasnya di berbagai medan diplomasi internasional.
Dari Myanmar ke Timor Leste, hingga ke Argentina, Arya membawa nama baik Indonesia dan menjalankan tugas negara dengan penuh integritas. Tak heran bila kepergiannya menimbulkan kesedihan dan sekaligus rasa kagum atas dedikasi yang telah ia tunjukkan selama ini.
Arya menjadi simbol anak muda Indonesia yang mampu menembus panggung diplomasi dunia berkat kerja keras, komitmen, dan integritas.
Harapan Akan Keadilan
Di tengah suasana duka, publik kini berharap agar kasus meninggalnya Arya bisa segera diungkap dengan jelas. Aparat penegak hukum diharapkan bekerja maksimal agar penyebab kematiannya bisa diketahui, dan bila ada unsur kekerasan atau kejahatan, pelaku dapat segera ditindak sesuai hukum yang berlaku.
Karier Arya mungkin telah terhenti, namun jejaknya akan tetap hidup dalam ingatan banyak orang. Ia adalah contoh nyata bahwa anak bangsa bisa berdedikasi untuk negara bahkan di usia muda. Kepergiannya menjadi kehilangan besar bagi dunia diplomasi Indonesia.