JAKARTA — Penawaran perdana saham PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) langsung menarik perhatian pasar begitu resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang bergerak di sektor distribusi batu bara ini mendapat sambutan meriah dari investor dengan permintaan saham yang membeludak.
PSAT menjadi perusahaan ke-15 yang melantai di BEI sepanjang tahun 2025. Dengan harga penawaran umum perdana (IPO) dipatok sebesar Rp 900 per lembar, emiten ini mencatatkan total saham sebanyak 1.482.353.000 lembar. Kapitalisasi pasar yang dicapai PSAT pada hari pertama pencatatan pun langsung menyentuh angka Rp 1,33 triliun.
Dalam pengumuman resmi BEI, disampaikan bahwa, “Pada Selasa, 8 Juli 2025, pembukaan perdagangan BEI dilakukan oleh PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) dalam rangka pencatatan perdana saham di papan utama BEI.”
Langkah korporasi ini menjadi sorotan pasar, tidak hanya karena sektor yang digeluti tetapi juga karena besarnya antusiasme publik terhadap saham PSAT. Penawaran saham perdana yang berlangsung bahkan mengalami kelebihan permintaan hingga 34,5 kali.
Perusahaan yang berdiri pada April 2007 di Jakarta Utara ini fokus pada jasa angkutan laut dalam negeri, baik untuk barang umum maupun barang khusus. Langkah PSAT untuk melantai di bursa dinilai sebagai upaya strategis guna memperkuat modal dan memperluas cakupan bisnis.
Jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO ini sebanyak 222.353.000 lembar atau sekitar 15% dari total saham yang dicatatkan. Dengan nilai nominal Rp 800 per saham, total dana yang dihimpun perusahaan melalui penawaran umum ini mencapai Rp 200,11 miliar.
Dalam aksi korporasi tersebut, Trimegah Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi efek, sementara BCA Sekuritas bertindak sebagai penjamin emisi efek. Menariknya, berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia, terdapat lebih dari 163 ribu pihak yang menjadi pemegang saham PSAT usai IPO berlangsung.
Melonjaknya jumlah investor mencerminkan tingginya minat pasar terhadap perusahaan ini. Fenomena ini turut memperkuat sentimen positif terhadap saham sektor energi, terutama subsektor distribusi batu bara yang saat ini dinilai masih memiliki potensi pertumbuhan signifikan.
Di balik suksesnya debut PSAT di lantai bursa, terdapat nama-nama penting yang berperan dalam manajemen perusahaan. Salah satunya adalah Susanto, pengendali perusahaan yang sekaligus menjabat sebagai Direktur Utama. Sebelum IPO, kepemilikan saham PSAT dipegang oleh PT Profitama Hasil Indah sebesar 71% dan PT Surya Mitra Pancaran sebesar 29%.
Sosok lain yang menarik perhatian adalah Olivia Djoharsjah. Perempuan muda berusia 30 tahun ini menjabat sebagai Komisaris Utama PSAT sejak Maret 2025. Ia juga dikenal sebagai pemegang saham minoritas di PT Pancaran Harta Utama (PHU) sebesar 1,37%. PHU sendiri merupakan pemilik mayoritas (66,62%) saham PT Surya Mitra Pancaran.
Keterlibatan Olivia Djoharsjah dalam jajaran komisaris PSAT menambah dimensi baru dalam dinamika kepemimpinan perusahaan. Di tengah tren kemunculan pemimpin muda di sektor korporasi Indonesia, kehadiran Olivia menunjukkan bahwa regenerasi pemimpin industri di Tanah Air semakin nyata.
Menurut prospektus awal PSAT, latar belakang Olivia dan perannya dalam struktur kepemilikan perusahaan turut memberikan kontribusi terhadap penguatan tata kelola dan strategi bisnis PSAT ke depan. Dalam konteks ini, kepercayaan pasar terhadap perusahaan juga bisa meningkat berkat adanya figur muda profesional dalam jajaran manajemen.
Seiring dengan antusiasme yang tinggi dari investor, saham PSAT dinilai menjadi salah satu emiten anyar yang berpotensi untuk diamati dalam jangka menengah dan panjang. Dengan jumlah pemegang saham yang mencapai lebih dari 163 ribu, potensi likuiditas saham ini juga tergolong besar, yang bisa menjadi nilai tambah bagi para investor ritel maupun institusi.
Langkah strategis PSAT ini juga dipandang sebagai bagian dari tren perusahaan-perusahaan sektor energi yang memanfaatkan momentum pasar modal untuk memperkuat struktur permodalan. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor energi—terutama yang terkait dengan distribusi batu bara—mengalami dinamika cukup kuat, baik karena perubahan kebijakan global maupun tren energi nasional.
Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 1,33 triliun dan didukung oleh struktur kepemilikan yang solid, PSAT kini menempati posisi strategis untuk mengembangkan bisnis lebih luas lagi. Terlebih lagi, Indonesia masih mengandalkan energi berbasis batu bara dalam bauran energi nasional, menjadikan subsektor ini tetap relevan dalam beberapa tahun mendatang.
Kehadiran Pancaran Samudera Transport Tbk di BEI juga menjadi penanda bahwa sektor logistik maritim masih menarik minat investor, terutama jika didukung oleh tata kelola yang baik serta rencana ekspansi bisnis yang terukur.
Sebagai informasi tambahan, PSAT mencatatkan sahamnya di papan utama BEI, yang merupakan segmen khusus bagi perusahaan dengan kinerja baik dan tata kelola yang dinilai memenuhi standar tinggi. Hal ini tentu memberi sinyal positif bagi para investor mengenai prospek jangka panjang emiten ini.
Melihat tingginya kelebihan permintaan saham pada saat IPO, analis pasar menilai bahwa saham PSAT memiliki daya tarik tersendiri di tengah kompetisi ketat di sektor energi. Tak hanya karena fundamental bisnis yang solid, tetapi juga karena sinyal kepercayaan pasar yang tercermin dari antusiasme investor.
Dengan catatan tersebut, PSAT membuka babak baru sebagai perusahaan terbuka yang kini berada di bawah pengawasan publik dan pemegang saham. Tantangan berikutnya adalah menjaga kinerja dan integritas agar kepercayaan investor tetap terjaga, serta terus menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan.