JAKARTA - Pendidikan usia dini kembali menjadi sorotan di Kota Pontianak, seiring dengan komitmen pemerintah daerah untuk memperkuat fondasi pembelajaran anak sebelum memasuki bangku Sekolah Dasar (SD). Fokus pada pendidikan anak usia dini (PAUD) selama satu tahun pra-SD kini bukan sekadar anjuran, tetapi telah menjadi bagian dari kebijakan yang diatur secara resmi dan disosialisasikan secara masif ke masyarakat.
Pemerintah Kota Pontianak melalui Bunda PAUD dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menggelar kegiatan sosialisasi Peraturan Wali Kota (Perwa) Pontianak Nomor 113 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) PAUD satu tahun pra-SD. Kegiatan ini berlangsung di halaman Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pontianak dengan konsep yang dirancang menyenangkan bagi anak-anak.
Bunda PAUD Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie Kamtono, hadir langsung untuk menyampaikan pentingnya memberikan akses pendidikan sejak usia dini kepada seluruh anak di wilayahnya. Ia menegaskan bahwa usia 0 sampai 6 tahun merupakan periode emas atau golden age yang sangat menentukan kualitas karakter dan kesiapan anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan formal.
"Usia 0 sampai 6 tahun adalah masa keemasan atau golden age. Anak-anak yang mengikuti PAUD sebelum masuk SD akan lebih siap dan memiliki pondasi karakter yang lebih kuat," ujar Yanieta saat memimpin kegiatan yang turut diikuti anak-anak berusia 5 hingga 6 tahun.
Bagi Yanieta, PAUD bukan semata soal pengenalan angka dan huruf. Pendidikan usia dini adalah ruang penting bagi pembentukan emosi, spiritualitas, hingga mental anak. Ia berharap, standar layanan PAUD yang dikembangkan bisa menciptakan generasi muda yang memiliki kemampuan kognitif seimbang dengan karakter yang tangguh.
"Harapan kita, melalui PAUD yang terstandar, anak-anak tidak hanya memiliki kecakapan kognitif, tapi juga terbentuk sikap dan kepribadian yang baik. Ini bekal penting bagi kehidupan mereka ke depan," tambahnya.
Kegiatan sosialisasi ini tidak hanya menyasar orang tua dan masyarakat umum, tetapi juga melibatkan anak-anak secara aktif dalam beragam aktivitas yang menyenangkan. Anak-anak diajak melakukan senam ceria, bermain permainan edukatif, hingga membuat mahkota bunga dari bunga segar. Semua itu merupakan bagian dari pendekatan “belajar sambil bermain” yang kini menjadi filosofi utama pendidikan anak usia dini.
Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal (P3NF) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Rita Kartikasari, menyampaikan bahwa salah satu kunci keberhasilan pendidikan PAUD terletak pada partisipasi aktif orang tua. Ia mengingatkan bahwa pendidikan usia dini bukan sekadar formalitas, melainkan akan berdampak langsung pada proses seleksi dan adaptasi anak di sekolah dasar.
“Surat Keterangan Tamat Belajar PAUD menjadi prioritas dalam penerimaan siswa di sekolah dasar negeri di Kota Pontianak. Oleh karena itu, kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak melewatkan fase penting ini dalam tumbuh kembang anak,” tegas Rita.
Perwa Nomor 113 Tahun 2021 yang menjadi rujukan kegiatan ini mencakup sejumlah aspek penting. Di antaranya adalah ketentuan mutu pelayanan dasar, tanggung jawab lembaga penyelenggara PAUD, serta peran masing-masing pihak dalam mendukung tumbuh kembang anak secara menyeluruh. Regulasi ini sekaligus memperkuat peran strategis PAUD sebagai pondasi pembangunan sumber daya manusia di daerah.
Sosialisasi yang digelar hari itu hanyalah satu dari banyak langkah yang telah dan akan terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Pontianak. Menurut Yanieta, membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan usia dini bukanlah proses instan. Dibutuhkan sinergi berkelanjutan antara lembaga pendidikan, guru, orang tua, dan masyarakat luas.
"Melalui kegiatan ini, kita ingin menumbuhkan kesadaran bahwa pendidikan anak usia dini sangat penting untuk membentuk generasi yang lebih siap, berkarakter, dan berdaya saing di masa depan," tuturnya menutup rangkaian kegiatan.
Dalam jangka panjang, Pemerintah Kota Pontianak menargetkan bahwa seluruh anak di wilayahnya akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjalani pendidikan PAUD setidaknya satu tahun sebelum masuk SD. Tujuannya bukan sekadar memenuhi regulasi, melainkan menciptakan sistem pendidikan yang adil, inklusif, dan berkualitas sejak tahap paling awal kehidupan anak.
Berbagai pendekatan pun terus dikembangkan, mulai dari kegiatan tematik, penguatan kurikulum berbasis karakter, hingga pelibatan aktif orang tua dalam proses belajar. Pemerintah daerah meyakini bahwa langkah ini akan berdampak besar dalam mempersiapkan generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga matang secara emosional dan sosial.
Dengan semakin meningkatnya pemahaman publik tentang pentingnya PAUD, kegiatan-kegiatan serupa diyakini akan terus tumbuh di berbagai wilayah Pontianak. Regulasi yang kuat, didukung dengan semangat kolaboratif dari seluruh pemangku kepentingan, menjadi pondasi kokoh bagi pembangunan pendidikan masa depan.
Pendidikan PAUD kini bukan lagi sekadar pelengkap. Di Kota Pontianak, ia telah menjadi prioritas utama dalam mencetak generasi penerus bangsa yang unggul dan berdaya saing.