Angin Duduk adalah: Pemicu, Gejala, hingga Pengobatannya

Bru
Senin, 07 Juli 2025 | 08:46:59 WIB
angin duduk adalah

Angin duduk adalah istilah yang biasa dipakai orang dulu untuk menyebut kondisi medis yang belum diketahui secara pasti nama ilmiahnya.

Dalam budaya lokal, beberapa gangguan kesehatan seperti masuk angin, salah bantal, hingga angin duduk lebih dikenal dengan sebutan non-medis karena diwariskan dari kebiasaan orang tua zaman dulu yang jarang mengenal istilah kedokteran.

Kondisi angin duduk sering kali merujuk pada rasa nyeri di dada yang muncul akibat kontraksi di sekitar jantung, biasanya disebabkan oleh aliran darah yang tidak optimal. Dalam dunia medis, gangguan ini dikenal dengan nama angina pektoris. 

Penyakit ini terjadi karena pasokan oksigen yang seharusnya mengalir ke otot jantung tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga menimbulkan gejala khas berupa nyeri dada yang bisa mengganggu kegiatan harian.

Jika dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini berpotensi mengakibatkan komplikasi serius.

Oleh sebab itu, bila kamu atau orang terdekat mengalami rasa sakit di bagian dada, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk memastikan penyebab pastinya dan mendapatkan penanganan yang tepat. 

Jangan pernah menganggap remeh gejala tersebut karena bisa berdampak fatal jika terlambat ditangani.

Selengkapnya, akan dibahas mengenai gejala, tanda-tanda, serta langkah pengobatan yang tepat terkait kondisi ini agar kamu lebih waspada terhadap angin duduk adalah gangguan serius yang tidak boleh diabaikan.

Angin Duduk adalah

Angin duduk adalah istilah yang merujuk pada kondisi medis yang secara medis dikenal sebagai angina pektoris, yaitu nyeri di bagian dada akibat terhambatnya aliran darah yang membawa oksigen ke otot jantung. 

Gangguan ini umumnya disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh darah jantung, yang bisa terjadi karena akumulasi lemak atau kolesterol berlebih dalam tubuh.

Kondisi ini sering kali dialami oleh individu dengan penyakit arteri koroner, dan biasanya muncul saat jantung bekerja ekstra keras, seperti ketika melakukan aktivitas fisik berat. 

Penyumbatan yang terjadi akan membatasi pasokan darah ke otot jantung, yang kemudian memicu rasa nyeri pada dada dan mengganggu rutinitas harian. Gangguan ini bisa dialami secara mendadak dan tidak mengenal usia tertentu. 

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap risiko munculnya gejala ini antara lain kadar kolesterol yang tinggi, diabetes, hipertensi, stres berlebih, obesitas, kebiasaan merokok, riwayat penyakit jantung, serta kurangnya aktivitas fisik.

Pemicu Angin Duduk

Agar jantung dapat bekerja dengan optimal, organ ini membutuhkan pasokan darah yang kaya oksigen. Darah tersebut disalurkan melalui dua pembuluh besar yang disebut arteri koroner. 

Penyebab utama dari angina pektoris adalah tersumbatnya atau menyempitnya arteri koroner. Adapun pemicu dari kondisi ini, bisa dikategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu:

Angina stabil

Kondisi ini umumnya terjadi saat seseorang melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga. Ketika beraktivitas, jantung memerlukan pasokan oksigen yang lebih tinggi dari aliran darah. 

Namun, jika pembuluh koroner mengalami penyempitan atau penyumbatan, kebutuhan oksigen tersebut tidak terpenuhi. 

Serangan angina stabil juga bisa dipicu oleh kebiasaan merokok, stres emosional, konsumsi makanan berlebihan, maupun paparan suhu dingin.

Angina pektoris tidak stabil

Jenis ini terjadi akibat adanya timbunan lemak atau bekuan darah yang menghambat atau menyumbat aliran darah menuju jantung. Meski sudah beristirahat dan mengonsumsi obat, rasa nyeri di dada tetap bertahan. 

Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, kondisi ini dapat berkembang menjadi serangan jantung.

Angina varian (angina Prinzmetal)

Pada tipe ini, penyempitan pembuluh darah terjadi secara sementara karena kejang atau kekakuan arteri. Meski begitu, angina jenis ini juga dapat menyerang saat penderita sedang beristirahat. 

Artinya, serangan bisa datang kapan saja. Penyempitan yang terjadi bersifat sementara, namun cukup untuk mengurangi suplai oksigen ke jantung dan menyebabkan nyeri dada. Gejala dari tipe ini biasanya bisa diatasi dengan obat-obatan.

Angina pektoris terjadi akibat penyempitan pembuluh darah koroner di jantung, yang menyebabkan aliran darah kaya oksigen menuju otot jantung menjadi terganggu atau bahkan terhenti.

Jenis Mikrovaskular

Keluhan nyeri di dada pada tipe ini cenderung lebih menyiksa dan berlangsung lebih lama dibandingkan jenis lainnya, bisa mencapai lebih dari 10 menit, bahkan melewati setengah jam.

Beberapa tanda yang biasa menyertainya meliputi napas pendek, kesulitan tidur, tubuh terasa lemas, serta hilangnya tenaga. Keluhan ini seringkali muncul saat melakukan aktivitas biasa sehari-hari dan saat berada dalam tekanan mental. 

Meskipun demikian, rasa nyeri ini umumnya bisa mereda dengan cara duduk tenang atau beristirahat.

Selain itu, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan peluang seseorang mengalami kondisi ini, di antaranya:

  • Mengidap penyakit seperti gula darah tinggi, tekanan darah yang melebihi batas normal, atau kadar lemak dalam darah yang terlalu tinggi
  • Mempunyai riwayat kelainan jantung seperti struktur jantung yang tidak normal atau pembesaran pada organ tersebut
  • Memiliki berat badan berlebih atau masuk kategori obesitas
  • Kurang melakukan aktivitas fisik secara rutin
  • Menjalani pola hidup tidak sehat, misalnya konsumsi alkohol secara berlebihan dan kebiasaan merokok
  • Sudah memasuki usia di atas 45 tahun
  • Melakukan olahraga tanpa pemanasan terlebih dahulu

Gejala Umum Angin Duduk

Tanda-tanda paling umum dari kondisi ini adalah rasa nyeri di area dada. Di samping itu, ada beberapa gejala lain yang penting untuk diwaspadai, yaitu:

  • Rasa sakit di dada. Ciri khasnya adalah sensasi seperti ditekan benda berat, atau seperti tertimpa sesuatu yang menghantam bagian dada. 

Keluhan ini sering disertai dengan sensasi panas yang menjalar ke bagian lengan sebelah kiri, leher, rahang, hingga punggung.

  • Sulit bernapas
  • Rasa pusing disertai mual
  • Tubuh terasa lelah sebelum keluhan muncul
  • Kondisi tubuh terasa tidak bertenaga
  • Muncul keringat dingin

Gejala semacam ini kerap timbul saat sedang menjalankan aktivitas fisik dan akan mereda setelah tubuh beristirahat atau dengan bantuan obat-obatan. Tipe seperti ini dikenal dengan sebutan kondisi stabil.

Namun, pada situasi tertentu, keluhan tidak mereda meskipun sudah beristirahat atau menggunakan obat, bahkan bisa muncul saat tubuh dalam keadaan diam. Kondisi semacam ini termasuk dalam kategori tidak stabil.

Diagnosis Angin Duduk

Selain memeriksa kondisi fisik dan menelusuri riwayat keluhan pasien, dokter biasanya juga melakukan serangkaian tes lanjutan, di antaranya:

Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan atau penurunan aliran darah menuju jantung dengan merekam aktivitas listrik jantung.

Ekokardiografi

Melalui metode ini, dokter dapat menilai seberapa baik otot jantung berkontraksi serta menilai fungsi katup jantung. Fungsinya penting untuk melihat apakah ada kerusakan otot akibat kekurangan suplai darah.

Uji Ketahanan Jantung (Stress Test)

Prosedur ini digunakan untuk mengukur seberapa baik jantung bekerja saat diberi beban fisik, dan dilakukan sebelum gejala khas muncul.

Skintigrafi Miokard

Tes ini bertujuan untuk menilai kelancaran aliran darah di pembuluh koroner.

Angiografi Koroner

Melalui prosedur ini, dokter dapat melihat secara langsung apakah terdapat penyumbatan di pembuluh darah jantung serta menentukan tingkat keparahannya.

Tes Laboratorium Darah

Digunakan untuk mengetahui seberapa tinggi kadar enzim jantung dalam darah, yang biasanya meningkat saat terjadi kerusakan otot jantung akibat serangan jantung.

Foto Rontgen Dada

Pemeriksaan ini membantu menentukan apakah keluhan pasien disebabkan oleh kondisi lain atau adanya pembesaran pada jantung.

CT Scan Jantung

Melalui pemindaian ini, dokter dapat melihat adanya penyempitan pembuluh darah koroner dan menilai apakah ada pembesaran jantung yang mungkin tidak terlihat pada pemeriksaan rontgen biasa.

Jika pasien menunjukkan gejala khas kondisi yang tidak stabil, dokter akan mengecek keberadaan enzim tertentu dalam darah untuk mendeteksi kemungkinan kerusakan pada jantung yang disebabkan oleh serangan jantung.

Selain itu, analisis darah juga dilakukan guna mengetahui kadar kolesterol, gula darah, serta fungsi ginjal, yang semuanya penting dalam menentukan risiko serta pemilihan jenis pengobatan yang tepat.

Cara Pengobatan Angin Duduk

Langkah pertama yang bisa dilakukan saat seseorang mengalami tanda-tanda kondisi ini adalah menghentikan aktivitas secara langsung. Istirahatkan tubuh dan atur napas perlahan agar tubuh menjadi lebih tenang. 

Disarankan juga untuk berbaring dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi dari tubuh. Apabila sebelumnya pernah mengalami kondisi serupa, penggunaan obat yang telah diresepkan oleh dokter dapat membantu meredakan ketidaknyamanan di dada. 

Namun, jika keluhan tidak kunjung mereda, segera cari pertolongan medis untuk penanganan yang lebih akurat. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kondisi jantung pasien.

Tujuan pengobatan kondisi ini adalah untuk mengurangi intensitas gejala serta mencegah risiko serangan jantung yang bisa mengancam nyawa. 

Jika gejalanya masih ringan, perubahan gaya hidup dan menghentikan kebiasaan yang kurang sehat bisa menjadi cara efektif dalam mengatasi gangguan ini. 

Namun, dalam kondisi tertentu, dokter mungkin akan menyarankan tindakan medis lanjutan atau pemberian obat tertentu, seperti:

  • Prosedur angioplasti

Teknik ini melibatkan pemasangan stent di dalam pembuluh darah jantung. Ini merupakan prosedur utama untuk mengatasi penyumbatan di arteri koroner. 

Tujuannya adalah membuka saluran darah yang menyempit dengan balon kecil yang ditiupkan, lalu dipasang stent agar aliran darah tetap lancar di area tersebut.

Pemberian nitrat

Obat ini berfungsi merelaksasi pembuluh darah yang menegang agar aliran darah ke jantung menjadi lebih lancar.

  • Obat antikoagulan

Digunakan untuk mencegah terbentuknya bekuan darah dan membantu melancarkan peredaran darah.

  • Calcium channel blocker

Jenis obat ini berperan dalam memperbaiki sirkulasi darah menuju jantung serta membantu meredakan gejala yang muncul.

  • Beta blocker

Obat ini mengurangi tekanan darah dan detak jantung dengan cara menekan efek hormon stres seperti adrenalin.

  • Obat penurun kadar kolesterol

Mengkonsumsi obat ini dapat membantu mencegah kerusakan pembuluh darah.

  • Obat pengencer darah

Membantu darah mengalir dengan lebih mudah, bahkan pada pembuluh darah yang sempit.

  • ACE inhibitor

Obat ini menghambat pengaruh hormon yang bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit, sehingga aliran darah tetap lancar.

Selain pengobatan medis, tindakan operasi bypass bisa dilakukan. Prosedur ini bertujuan untuk menciptakan jalur baru bagi aliran darah, melewati pembuluh yang tersumbat atau mengalami kerusakan, dengan menggunakan pembuluh dari bagian tubuh lain sebagai pengganti.

Cara Pencegahan Angin Duduk

Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi ini antara lain:

  • Rutin berolahraga, seperti jalan santai, bersepeda, atau berenang
  • Mengonsumsi makanan yang baik untuk kesehatan jantung, misalnya makanan tinggi serat dan lemak tidak jenuh seperti buah, sayur, ikan tuna, dan minyak zaitun
  • Menghindari makanan tinggi garam dan lemak jenuh seperti gorengan, santan, mentega, dan keju
  • Menjaga berat badan tetap seimbang
  • Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
  • Menghindari kebiasaan merokok
  • Mencukupi waktu tidur selama 6–8 jam per hari
  • Menangani stres dengan cara yang sehat
  • Membiasakan pola makan yang teratur dan tidak melewatkan sarapan

Komplikasi Angin Duduk

Angin duduk berpotensi menimbulkan komplikasi serius berupa serangan jantung. Kondisi ini merupakan situasi darurat medis yang memerlukan penanganan cepat. 

Maka dari itu, apabila muncul tanda-tanda serangan jantung, segera cari pertolongan ke instalasi gawat darurat di rumah sakit terdekat.

Kapan Sebaiknya Harus ke Dokter?

Lakukan pemeriksaan dan penanganan medis apabila Anda memiliki diabetes atau tekanan darah tinggi karena kedua kondisi tersebut termasuk dalam faktor risiko penyakit jantung koroner. 

Jika muncul tanda-tanda nyeri dada yang mencurigakan, segera periksakan diri ke dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat. 

Seseorang yang mengalami gejala nyeri dada tak stabil perlu segera dibawa ke instalasi gawat darurat karena berpotensi mengalami serangan jantung.

Mitos Seputar Angin Duduk

Terdapat banyak kesalahpahaman mengenai angin duduk. Sebagian orang beranggapan bahwa kondisi ini sama seperti masuk angin. Padahal, keduanya memiliki penyebab yang berbeda. 

Masuk angin umumnya muncul karena akumulasi gas dalam tubuh yang tidak merata, sedangkan angin duduk timbul akibat penyempitan arteri koroner. 

Penyempitan ini menyebabkan aliran darah ke otot jantung menjadi terbatas, sehingga penderita dapat merasakan nyeri di dada yang terasa seperti ditekan atau diremas.

Rasa nyeri tersebut bisa menjalar ke bagian tubuh lain seperti lengan, leher, bahu, atau punggung. Umumnya, keluhan ini berlangsung sekitar 15 menit sebelum mereda perlahan. 

Berbeda dengan masuk angin yang bisa sembuh dengan cukup beristirahat, angin duduk menunjukkan gejala yang lebih serius dan intens daripada sekadar rasa kurang enak badan.

Sebagai penutup, angin duduk adalah kondisi serius yang tak boleh disepelekan karena bisa berujung fatal jika tidak segera ditangani dengan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.

Terkini