Bank BJB Syariah Siap Melantai di Bursa

Kamis, 03 Juli 2025 | 14:45:23 WIB
Bank BJB Syariah Siap Melantai di Bursa

JAKARTA – PT Bank BJB Syariah (bjb syariah) mulai menata jalur menuju pasar modal dengan strategi yang matang. Perusahaan ini mengambil langkah awal melalui penerbitan sukuk subordinasi sebagai bagian dari rencana besar untuk melaksanakan initial public offering (IPO) yang ditargetkan pada 2027 atau 2028.

Direktur Utama bjb syariah, Arief Setyahadi, mengungkapkan bahwa penerbitan sukuk merupakan pondasi penting dalam memperkuat ekspansi bisnis yang akan menjadi pijakan sebelum IPO dilaksanakan. Strategi ini diharapkan mampu menjaga kinerja rasio keuangan perseroan secara berkelanjutan.

“Jadi kami mempersiapkan dulu fondasi kami dengan adanya sukuk ini otomatis ekspansi kita akan terus meningkat dan akan mengawal ratio-ratio kami sehingga harapan kami 2027 atau 2028 insyaallah kami akan IPO,” ujar Arief usai Pencatatan Sukuk di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 3 Juli 2025.

Langkah ini menunjukkan bahwa bjb syariah tidak terburu-buru memasuki pasar saham, tetapi lebih memilih membangun fondasi yang kuat terlebih dahulu. Rencana IPO telah menjadi bagian dari wacana korporasi sejak semester II tahun 2022, dan kini mulai memasuki fase persiapan yang lebih konkret.

Target Tambahan Modal Capai Rp1,2 Triliun

Dalam rencana IPO mendatang, bjb syariah menargetkan untuk menghimpun dana segar yang nilainya diperkirakan lebih dari Rp1 triliun. Arief menyebutkan bahwa tambahan modal yang diharapkan dari aksi korporasi tersebut akan mendongkrak posisi modal perseroan dari Rp1,8 triliun saat ini menjadi lebih dari Rp3 triliun.

“Mungkin sekitar Rp1 triliun lebih lah ya. Karena kan kita saat ini modal kita tuh secara overall tuh sekitar Rp1,8 triliun-an jadi untuk mencapai Rp3 triliun berarti sekitar Rp1,2 triliun lah ya, bisa di atas Rp3 triliun (modal) nanti dari IPO,” imbuhnya.

Dana yang diperoleh dari IPO itu nantinya akan digunakan untuk memperluas pembiayaan, memperkuat jaringan kantor, dan mendukung digitalisasi internal, termasuk infrastruktur teknologi informasi (TI) yang menjadi tulang punggung pelayanan perbankan modern.

Sukuk Jadi Pondasi Awal

Sebagai langkah awal dari rencana besar itu, bjb syariah telah resmi mencatatkan Sukuk Wakalah bi al-Istitsmar Subordinasi I Tahun 2025 di BEI. Nilai penerbitan sukuk ini mencapai Rp300 miliar, dan dibagi dalam dua seri.

Seri A memiliki nilai sebesar Rp240 miliar dengan tenor 5 tahun dan menawarkan imbal hasil sebesar 8,70 persen per tahun. Sementara itu, Seri B diterbitkan senilai Rp60 miliar dengan tenor 7 tahun dan imbal hasil sebesar 9,00 persen per tahun.

Langkah ini tidak hanya menjadi sinyal keseriusan bjb syariah dalam membangun kepercayaan pasar, tetapi juga merupakan bentuk diversifikasi sumber pendanaan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

“Khusus untuk Sukuk Wakalah subordinasi yang saat ini kita terbitkan tujuan penggunanya untuk pembiayaan di sisi produktif dan konsumtif yang berbasis murabahah, karena dia mau punya imbal hasil yang pasti dan memang itu tujuan utama dan ini adalah bagian dari rangkaian aksi korporasi kita,” ujar Direktur Operasional bjb syariah, Vicky Fitriadi dalam kesempatan yang sama.

Fokus Ekspansi dan Penguatan Layanan Digital

Langkah penguatan struktur modal melalui sukuk dan IPO ini menjadi penting bagi bjb syariah dalam mengembangkan layanan pembiayaan, baik produktif maupun konsumtif. Produk-produk pembiayaan berbasis murabahah menjadi fokus utama karena menawarkan kepastian imbal hasil dan selaras dengan prinsip syariah.

Selain itu, digitalisasi menjadi prioritas strategis yang tak terelakkan di tengah tren perbankan digital. Dana IPO nantinya juga akan diarahkan untuk pengembangan sistem TI yang mendukung efisiensi operasional, keamanan transaksi, serta kenyamanan nasabah.

Digitalisasi juga akan mendorong integrasi layanan, terutama di tengah kebutuhan konsumen terhadap akses layanan perbankan yang cepat dan mudah melalui platform digital. Transformasi ini dinilai penting agar bjb syariah tetap relevan dan kompetitif di pasar yang semakin dinamis.

Rencana Besar yang Terstruktur

Rencana IPO yang akan dilakukan dalam dua hingga tiga tahun ke depan bukanlah keputusan sesaat. Manajemen bjb syariah telah merancang tahapan aksi korporasi secara sistematis. Dimulai dari penguatan permodalan lewat sukuk, ekspansi pembiayaan, pembenahan infrastruktur digital, hingga kemudian melangkah ke IPO sebagai klimaks strategi pendanaan jangka panjang.

Dengan pendekatan ini, bjb syariah menunjukkan keseriusan dan kedewasaan dalam merespons tantangan industri perbankan syariah. Dalam jangka menengah, IPO tidak hanya akan menjadi sumber dana baru, tetapi juga sebagai sarana meningkatkan reputasi dan transparansi perusahaan di mata publik dan investor.

Bank BJB Syariah telah menegaskan komitmennya untuk tumbuh berkelanjutan melalui strategi korporasi yang terstruktur. Penerbitan sukuk menjadi pondasi awal menuju IPO yang ditargetkan pada 2027 atau 2028. Dengan potensi tambahan modal hingga Rp1,2 triliun, ekspansi bisnis bjb syariah diproyeksikan kian agresif, terutama dalam pembiayaan dan transformasi digital yang kini menjadi keharusan di dunia perbankan modern.

Terkini