Investasi Rp1,1 T Masuk KEK Batang

Selasa, 01 Juli 2025 | 14:43:18 WIB
Investasi Rp1,1 T Masuk KEK Batang

JAKARTA – Upaya memperkuat posisi Indonesia sebagai basis industri ekspor kembali mendapat angin segar. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang di Jawa Tengah menandai tonggak penting dalam paruh pertama 2025 dengan masuknya dua investor baru, yakni PT Simba Indosnack Makmur dan PT Jingxing Weiss Indonesia. Keduanya menggelontorkan total investasi sebesar Rp1,1 triliun, mempertegas posisi Batang sebagai salah satu pusat pertumbuhan industri masa depan berbasis ekspor.

Momentum ini sekaligus menjadi sinyal kuat bahwa transformasi kawasan dari tahap pengembangan ke fase akselerasi berjalan sesuai harapan. Kedua perusahaan ini menandatangani Perjanjian Pemanfaatan Tanah Industri (PPTI), sebuah langkah strategis yang turut memperkaya lanskap manufaktur di KEK Batang.

Penandatanganan tersebut dilakukan langsung oleh Direktur Utama PT Simba Indosnack Makmur Lim Soeyantho, Direktur PT Jingxing Weiss Indonesia Vincent Christopher Mergonoto, serta Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Ngurah Wirawan.

Dalam keterangan tertulis, Selasa, 1 Juli 2025, Ngurah Wirawan menyampaikan bahwa capaian ini menjadi bukti konkret atas keberhasilan KEK Batang sebagai destinasi investasi yang menarik dan kompetitif di kancah global.

“Kehadiran dua tenant ekspor yang kuat seperti Simba dan Jingxing membawa warna baru bagi kawasan ini. Mereka datang bukan hanya membangun fasilitas, tetapi juga membawa visi jangka panjang, pendekatan kolaboratif, serta pemanfaatan potensi lokal dan regional secara menyeluruh,” jelas Wirawan.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa masuknya dua pemain baru ini bukan sekadar soal nilai investasi, tetapi juga berkaitan dengan dampak luas yang akan tercipta terhadap ekosistem industri di kawasan tersebut.

“Dengan capaian ini, KEK Industropolis Batang semakin menegaskan posisinya sebagai destinasi investasi dunia yang tidak hanya menarik investasi besar, tetapi juga menghadirkan ekosistem industri berorientasi masa depan yang efisien, inklusif, dan kompetitif di pasar global,” tambahnya.

Komitmen Jangka Panjang untuk Ekspor
Dua industri baru yang berorientasi ekspor ini datang dengan rencana pembangunan fasilitas besar yang disiapkan untuk menembus pasar internasional. PT Simba Indosnack Makmur akan membangun pabrik pertama mereka untuk ekspor di atas lahan seluas 3,6 hektare. Nilai investasi yang dikucurkan mencapai Rp300 miliar, dengan target pasar Australia dan Arab Saudi.

Pabrik ini diperkirakan akan menyerap sekitar 250 tenaga kerja lokal, membuka peluang kerja baru sekaligus meningkatkan kontribusi sektor manufaktur terhadap ekspor nasional.

“Kami berkomitmen membangun fasilitas produksi yang efisien, inovatif, dan ramah lingkungan. Harapannya, fasilitas ini tidak hanya menopang ekspor, tetapi juga menciptakan dampak sosial melalui kolaborasi dengan usaha lokal,” ujar Lim Soeyantho, Direktur Utama PT Simba Indosnack Makmur.

Sementara itu, PT Jingxing Weiss Indonesia akan menggelontorkan dana investasi antara Rp800 miliar hingga Rp1 triliun untuk membangun pabrik seluas 6,8 hektare. Perusahaan ini menargetkan ekspor ke kawasan Asia Timur dan Pasifik, serta berkomitmen menyerap sekitar 100 tenaga kerja dari masyarakat sekitar.

“Kami melihat KEK Industropolis Batang sebagai lokasi strategis dengan kesiapan infrastruktur dan insentif yang mendukung efisiensi ekspor. Investasi ini merupakan langkah awal dalam membangun fasilitas produksi yang mendukung rantai pasok regional dan memperkuat positioning kami di pasar global,” jelas Vincent Christopher Mergonoto, Direktur PT Jingxing Weiss Indonesia.

Ekosistem Industri Semakin Solid
Kehadiran Simba dan Jingxing menambah daftar tenant strategis yang mempercayakan ekspansi mereka di KEK Industropolis Batang. Dengan dukungan infrastruktur terintegrasi, insentif pemerintah, serta lokasi yang dekat dengan Pelabuhan Kendal dan Bandara Internasional Yogyakarta, kawasan ini terus tumbuh sebagai magnet investasi.

Seiring dengan peningkatan investasi tersebut, KEK Batang juga terus mengembangkan pendekatan kolaboratif dengan pelaku industri lokal dan internasional untuk menciptakan ekosistem industri yang tangguh dan berkelanjutan. Pendekatan ini menitikberatkan pada efisiensi operasional, keberlanjutan lingkungan, serta pemberdayaan komunitas lokal.

Dalam jangka panjang, strategi pembangunan kawasan yang mengutamakan manufaktur ekspor berteknologi tinggi akan menjadi kunci dalam mendorong transformasi industri nasional. KEK Batang pun diharapkan dapat memainkan peran sentral sebagai hub ekspor di Asia Tenggara.

Masuknya investasi dari dua perusahaan besar di sektor ekspor ini menunjukkan bahwa daya saing Indonesia terus meningkat. Terlebih di tengah kompetisi global yang ketat, faktor kecepatan layanan kawasan industri, insentif fiskal, hingga keberpihakan pada tenaga kerja lokal menjadi nilai lebih yang ditawarkan KEK Batang.

Penanda Kesiapan Menuju Industri Masa Depan
Langkah-langkah strategis yang diambil PT Kawasan Industri Terpadu Batang dalam menggaet investor dengan kualitas ekspor menandai kesiapan kawasan ini menghadapi tantangan industri masa depan. Fokus pada efisiensi rantai pasok, teknologi ramah lingkungan, dan penciptaan lapangan kerja inklusif menjadikan KEK Batang sebagai contoh kawasan industri baru yang adaptif dan kompetitif.

Dengan semakin banyaknya investor yang masuk, baik dari dalam maupun luar negeri, KEK Industropolis Batang diprediksi akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi regional sekaligus menyumbang devisa dari sektor ekspor yang berkelanjutan.

Terkini