Xiaomi Tempuh Jalur Hukum Tanggapi Isu Kematian di Pelatihan SU7, Tegaskan Tak Ada Korban Jiwa

Kamis, 12 Juni 2025 | 10:17:58 WIB
Xiaomi Tempuh Jalur Hukum Tanggapi Isu Kematian di Pelatihan SU7, Tegaskan Tak Ada Korban Jiwa

JAKARTA – Xiaomi mengambil langkah tegas dengan menempuh jalur hukum untuk membantah dan melawan rumor yang menyebutkan adanya korban jiwa dalam sesi pelatihan mengemudi lanjutan untuk pemilik mobil listrik SU7. Produsen kendaraan listrik asal Tiongkok ini menyatakan bahwa seluruh kabar tersebut adalah tidak benar dan sangat merugikan reputasi perusahaan.

Kabar yang beredar di media sosial menyebutkan bahwa seorang peserta meninggal dunia saat mengikuti pelatihan mobil listrik Xiaomi SU7 di Beijing. Rumor ini menyebar luas dengan disertai unggahan foto dan narasi yang menyesatkan. Menanggapi hal tersebut, Xiaomi melalui Wakil Presiden mereka, Li Xiaoshuang, mengklarifikasi situasi yang sebenarnya sekaligus menyatakan bahwa pihaknya telah membawa kasus ini ke ranah hukum. “Kami menemukan ada unggahan palsu yang mencatut pelatihan Xiaomi SU7, menyebutkan adanya peserta yang meninggal dunia. Ini adalah fitnah yang merugikan dan berniat jahat,” tegas Li Xiaoshuang melalui akun resmi Weibo miliknya.

Dalam unggahannya, Li menyebut bahwa rumor yang beredar merupakan bagian dari serangan sistematis yang berpotensi merusak citra perusahaan, khususnya terkait divisi otomotif yang sedang tumbuh pesat. Oleh karena itu, Xiaomi telah mengumpulkan seluruh bukti digital termasuk tangkapan layar unggahan, foto, dan narasi palsu tersebut untuk dilaporkan kepada otoritas yang berwenang.

Langkah hukum ini dilakukan sebagai bentuk keseriusan Xiaomi dalam menjaga kredibilitas dan integritas perusahaan. Xiaomi juga menegaskan bahwa tidak ada insiden fatal yang terjadi selama program pelatihan tersebut. Pelatihan justru diadakan untuk meningkatkan kemampuan mengemudi para pemilik SU7 dan membiasakan mereka dengan fitur-fitur performa tinggi yang ditawarkan oleh kendaraan listrik premium tersebut. “Pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen kami terhadap keselamatan dan edukasi pelanggan. Tidak ada korban jiwa dalam kegiatan ini,” jelas Wang Hua, Kepala Humas Xiaomi Group.

Wang Hua menambahkan bahwa pihaknya telah mengamankan semua data dan dokumentasi terkait pelatihan sejak sehari sebelum rumor ini beredar. Seluruh kegiatan pelatihan juga terekam dengan baik melalui sistem dokumentasi internal, sehingga Xiaomi bisa memberikan bukti konkret untuk membantah tudingan tidak berdasar tersebut.

Lebih lanjut, Wang menyatakan bahwa tudingan yang dilontarkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab ini tidak hanya mencemarkan nama baik Xiaomi, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran yang tidak perlu di kalangan konsumen dan komunitas otomotif. “Kami sudah melakukan investigasi internal dan menyerahkan semua data kepada penegak hukum. Tidak ada pelanggaran prosedur, dan semua peserta pelatihan dalam kondisi sehat,” tegasnya.

Pelatihan mengemudi lanjutan yang diselenggarakan oleh Xiaomi memang ditujukan secara eksklusif untuk pemilik mobil listrik Xiaomi SU7, terutama varian performa tinggi seperti SU7 Max dan SU7 Ultra. Program ini berlangsung secara berkala di beberapa kota besar di Tiongkok dan dikawal oleh tim instruktur profesional serta tenaga medis di lokasi.

Xiaomi sendiri saat ini tengah berada di tengah perhatian publik berkat inovasi-inovasi mereka dalam sektor otomotif. Peluncuran mobil listrik Xiaomi SU7 beberapa waktu lalu mencuri perhatian berkat desain futuristik, teknologi canggih, dan performa yang mampu bersaing dengan mobil listrik kelas atas lainnya. Bahkan, varian terbaru Xiaomi SU7 Ultra Track Edition dilengkapi dengan sertifikasi Nurburgring dan digadang-gadang mampu menyaingi performa mobil balap.

Di tengah euforia pasar yang tinggi terhadap produk mobil listrik Xiaomi, beredarnya rumor negatif semacam ini dinilai sebagai upaya untuk menjatuhkan reputasi perusahaan. Xiaomi pun tidak tinggal diam dan memastikan bahwa proses hukum akan berjalan sesuai ketentuan hukum di Tiongkok.

Dalam konteks komunikasi publik, Xiaomi menunjukkan transparansi dengan terus memberikan pembaruan informasi melalui kanal resmi mereka. Perusahaan juga mendorong publik untuk tidak mudah mempercayai informasi yang tidak diverifikasi dan meminta media untuk bertindak bijak dalam menyebarkan berita. “Kami mengajak semua pihak untuk melawan disinformasi. Xiaomi berdiri di sisi kebenaran, dan kami tidak akan mentoleransi penyebaran kabar palsu,” ujar Li Xiaoshuang.

Sementara itu, komunitas pengguna SU7 di Tiongkok menyatakan dukungannya terhadap langkah Xiaomi. Mereka menyayangkan adanya penyebaran hoaks yang dapat menciptakan keresahan, apalagi saat Xiaomi sedang berada dalam proses ekspansi dan peningkatan layanan pascapenjualan.

Langkah Xiaomi yang responsif dan terbuka dalam menangani isu ini dinilai sebagai tindakan korporasi yang bertanggung jawab dan profesional. Meskipun baru memasuki industri otomotif, Xiaomi membuktikan bahwa mereka memiliki komitmen tinggi terhadap keamanan dan kenyamanan konsumen.

Program pelatihan mengemudi SU7 sendiri akan tetap dilanjutkan dengan pengawasan ketat dan peningkatan protokol keselamatan. Xiaomi juga menjanjikan bahwa pihaknya akan terus mengedepankan transparansi dan perlindungan terhadap konsumen, termasuk mengambil tindakan hukum terhadap pihak-pihak yang menyebarkan hoaks di masa mendatang.

Dengan demikian, Xiaomi tidak hanya membuktikan kapabilitasnya dalam memproduksi mobil listrik berkualitas tinggi, tetapi juga menunjukkan keseriusan dalam membangun ekosistem otomotif yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Terkini