Orang Tua Wajib Batasi Gadget pada Anak Usia Dini, Risiko Tumbuh Kembang Mengintai

Selasa, 10 Juni 2025 | 09:33:55 WIB
Orang Tua Wajib Batasi Gadget pada Anak Usia Dini, Risiko Tumbuh Kembang Mengintai

JAKARTA — Penggunaan gadget oleh anak usia dini kembali menjadi sorotan setelah berbagai pakar kesehatan dan pendidikan memperingatkan dampak negatifnya terhadap perkembangan fisik, kognitif, serta sosial emosional anak. Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kementerian Kesehatan, serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyerukan perlunya pembatasan gadget secara ketat pada anak-anak, khususnya di bawah usia dua tahun.

Tidak Ada Usia Aman untuk Gadget pada Anak Dini

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Rosarita Niken Widiastuti, menjelaskan bahwa banyak negara maju, termasuk Kanada, telah mengeluarkan panduan ketat mengenai penggunaan gadget oleh anak-anak. Ia menekankan bahwa anak usia nol hingga dua tahun sebaiknya tidak diperkenalkan dengan gadget sama sekali. “Kalau di sana itu, anak usia nol sampai dua tahun tidak diperbolehkan dulu memegang gadget,” ujar Niken.

Radiasi blue light dari layar dan paparan konten yang tidak sesuai usia disebutnya bisa berdampak negatif terhadap perkembangan anak, baik dari sisi fisik, psikologis, maupun emosional.

Pembatasan Durasi Sesuai Usia Anak

Niken juga menambahkan bahwa pada usia tiga hingga enam tahun, anak-anak bisa mulai dikenalkan pada gadget, namun harus dengan pengawasan penuh dari orang tua. Hal ini senada dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan bahwa anak di bawah satu tahun seharusnya tidak mendapatkan paparan layar sama sekali, sementara anak usia dua hingga empat tahun maksimal hanya boleh menggunakan gadget selama satu jam per hari.

Rekomendasi serupa juga disampaikan oleh American Academy of Pediatrics (AAP). Menurut Dr. Samina Yousuf, dokter anak dari Amerika Serikat, pembatasan waktu layar sangat penting, terutama di usia dini. “Di bawah 2 tahun: tidak ada waktu pemakaian perangkat, kecuali untuk obrolan video. Usia 2 hinggga 5 tahun: tidak lebih dari satu jam per hari. Usia 5 hingga 17 tahun: umumnya tidak lebih dari dua jam per hari, kecuali pekerjaan rumah,” jelasnya.

Ancaman Serius: Speech Delay dan Gangguan Kognitif

Salah satu dampak paling nyata dari penggunaan gadget yang berlebihan adalah keterlambatan bicara (speech delay). Studi di Australia yang dipublikasikan di jurnal JAMA Pediatrics menunjukkan bahwa balita yang terlalu sering menatap layar dapat kehilangan lebih dari 1.000 kata setiap hari akibat kurangnya interaksi verbal langsung. “Paparan layar pada anak-anak, termasuk TV dan ponsel, mengganggu kemampuan berbahasa mereka, dan hubungan ini paling terlihat pada usia tiga tahun,” ungkap peneliti utama, Dr. Mary Brushe.

Fenomena serupa terjadi di Indonesia. Ketua Umum IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, mengatakan bahwa anak-anak yang kecanduan gadget sebelum usia dua tahun cenderung mengalami keterlambatan bicara. “Anak di bawah 2 tahun banyak yang bicaranya jadi terlambat karena adiksi gadget,” tegasnya.

Gangguan Sosial dan Emosional Akibat Gadget

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan bahwa salah satu alasan utama anak mengalami keterlambatan berbicara adalah karena mereka tidak mendapatkan cukup interaksi sosial secara langsung. Sebaliknya, waktu mereka dihabiskan menatap layar. “Sesudah kita skrining, kenapa terlambat bicara? Karena terlampau banyak aktivitasnya itu tidak bermain dengan teman-temannya secara sosial biasa, tetapi menghabiskan waktunya melihat gadget,” jelasnya.

Menteri Pendidikan Abdul Mu’ti juga menyampaikan keprihatinannya terhadap dampak radiasi elektromagnetik dari gadget terhadap anak. “Penggunaan gadget yang berlebihan tidak hanya merusak fisik terutama adalah otak anak-anak. Anak-anak sudah mager atau malas gerak, mereka sudah tidak mau bergaul,” ujar Abdul.

Ancaman Kesehatan Fisik dan Mental

Selain speech delay, penggunaan gadget secara berlebihan pada anak juga meningkatkan risiko berbagai gangguan lain:

-Insomnia dan gangguan tidur akibat paparan blue light yang mengacaukan ritme sirkadian.

-Myopia (rabun jauh) karena terlalu sering menatap layar dalam jarak dekat.

-Postur tubuh buruk dan obesitas karena kurangnya aktivitas fisik.

-Gangguan mental, seperti kecemasan, depresi, dan perilaku impulsif, termasuk yang disebabkan oleh cyberbullying.

-Adiksi internet, yang kini diakui sebagai salah satu bentuk gangguan kesehatan mental oleh IDAI.

Psikolog Astrid Wen menyatakan bahwa anak-anak yang kecanduan gadget cenderung menarik diri dari lingkungan sekitarnya. “Kecanduan gadget membuat anak tidak memperhatikan lingkungan sekitar, memicu gangguan perhatian dan perilaku impulsif,” jelas Astrid.

Peran Orang Tua: Pendampingan, Bukan Larangan Total

Di tengah era digital yang tak bisa dihindari, para ahli menekankan bahwa orang tua tidak bisa serta-merta melarang gadget, tetapi harus mendampingi dan membimbing anak dalam menggunakannya.

Penyanyi sekaligus aktivis parenting, Andien Aisyah, menggarisbawahi pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak menggunakan gadget. “Orang tua wajib memperkenalkan, mendampingi, membimbing, mengawasi, dan memperhatikan kebutuhan anak… apapun yang dialami, ditonton, dan diakses oleh anak,” kata Andien.

Ia menyarankan agar orang tua:

-Selalu hadir secara fisik saat anak bermain gadget.

-Memindahkan perangkat ke ruang publik agar penggunaannya mudah diawasi.

Sementara itu, dr. Rini Sekartini dari IDAI menekankan pentingnya keteladanan orang tua dalam membatasi gadget. “Jika tidak boleh memegang handphone, orang tuanya juga harus begitu jangan anaknya diharuskan begini, tapi orang tuanya begitu,” ujarnya.

IDAI juga merekomendasikan agar keluarga memiliki waktu bebas gadget, yang bisa meningkatkan kualitas interaksi emosional antara orang tua dan anak.

Panduan Praktis Penggunaan Gadget Berdasarkan Usia

Berikut adalah pedoman penggunaan gadget yang sehat dan aman untuk anak-anak menurut WHO, AAP, dan para pakar lokal:

Usia AnakDurasi MaksimumSaran Praktis
0–2 tahunTidak adaFokus pada interaksi langsung
2–5 tahun≤ 1 jam/hariKonten edukatif, dampingi saat menonton
5–17 tahun≤ 2 jam/hari (non-sekolah)Terapkan parental control, zona bebas gadget

Tambahan tips untuk orang tua:

-Tetapkan jam keluarga tanpa gadget, misalnya saat makan malam.

-Gunakan fitur kontrol orang tua seperti YouTube Kids dan Google Family Link.

-Dorong aktivitas alternatif: membaca buku, bermain puzzle, atau kegiatan di luar ruangan.

-Jadilah teladan dalam penggunaan gadget yang bijak.

Kendalikan, Bukan Menghindari

Gadget adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Namun, jika tidak dikendalikan, perangkat ini bisa menjadi ancaman serius bagi anak-anak, terutama pada masa perkembangan awal mereka. Edukasi terhadap orang tua, guru, dan lingkungan sekitar sangat penting agar penggunaan gadget bisa menjadi sesuatu yang positif dan produktif, bukan sebaliknya.

Dengan bimbingan dan kontrol yang tepat dari orang tua, gadget bisa menjadi alat edukatif yang menunjang tumbuh kembang anak bukan penghambatnya.

Terkini